Bab 236: Pulang Langsung Retas Komputer Mereka!
"...Kau benar-benar mau mengajakku makan di sini?"
Lan Xin berdiri di depan restoran keluarga "Fenghuang Turun ke Sembilan Langit", ragu bertanya pada Lei Tingyu.
Restoran keluarga bernama "Burung Phoenix Turun ke Sembilan Langit" ini memiliki pemilik warung bertopeng yang pandai membuat tumis sayur sesuai selera Lan Xin.
Tapi waktu itu di sini, dia dan Lei Tingyu berpisah dengan tidak harmonis.
Bahkan dia menghantam piring makanan.
Jadi datang lagi ke sini, Lan Xin agak ragu.
Dia sangat menyukai masakan di sini, ada rasa khas ibu.
Tapi bos...
Lei Tingyu menggandeng tangannya, "Kau tidak suka tempat ini?"
Dia ingat, waktu itu sepertinya dia sangat menyukai masakan di sini.
Meski menurutnya tidak lebih enak dari masakan tangannya sendiri, tapi teringat perkataan Qi Lei: "Penuhi kesukaannya".
"Aku suka, tapi——"
"Dia merasa, mungkin bos tidak terlalu suka di sini?"
"Kalau suka jangan banyak bicara, masih belum masuk?"
Seperti waktu itu, bos tidak ada di tempat tapi di atas meja sudah tersedia beberapa hidangan yang masih hangat.
Lan Xin langsung melihat piring tumis sayur campur di tengah meja. Bukankah hidangan ini waktu itu memicu ketidakpuasan bos?
Bos yang merasa diawasi mulai gelisah, dengan kasar menyodorkan sejumput besar tumis sayur campur untuknya.
"Lihat apa lagi? Cepat makan!"
Lan Xin tiba-tiba mengerti.
Mungkin ini permintaan maaf yang canggung dari bos?
"Um..." Mengunyah dalam diam, benar-benar enak.
Lan Xin menikmati dengan seksama, memberikan senyum manis ke Lei Tingyu.
"Terima kasih!"
"Bodoh!" Melihatnya makan dengan lahap, mata bos juga berkerut senang.
Tapi setelah beberapa suapan, bos tak kuasa lagi mengkritik.
"Makanan biasa seperti ini, kenapa kamu bisa suka?"
Koki Kerry pasti bisa membuat yang lebih baik dari ini?
Semuanya hidangan rumahan biasa, bos tidak mengerti kenapa Lan Xin makan dengan wajah beruntung seperti itu.
"Hidangan ini... Bahan-bahannya tidak mewah, tapi ada rasa kekeluargaan. Jika ibuku tidak gila—"
Lan Xin berhenti, cemas melihat Lei Tingyu. Sepertinya dia tidak suka dia menyebut-nyebut ibunya?
Melihat bos tidak menunjukkan tanda marah, barulah dia melanjutkan dengan tenang.
"Jika ibuku tidak gila, mungkin dia juga akan memasak banyak makanan enak seperti ini, menungguku pulang. Akan kuberitahu rahasia nanti."
Lan Xin berbisik, Lei Tingyu meletakkan sumpit, mendengarkan dengan serius.
"Sebenarnya, aku perempuan yang suka makan daging berlemak tapi tidak enek, seperti iga kecap, daging babi kecap dengan sayur asin."
...Ini disebut rahasia? Wajah bos dipenuhi ekspresi meremehkan.
Apa kau bercanda?
"Waktu kecil kondisi keluarga juga tidak baik, di pedesaan jarang bisa makan daging. Kemudian dibawa kembali ke Keluarga Lan, memang ada daging, tapi aku selalu makan bersama pelayan, hidangannya cuma beberapa potong, aku juga tidak enak berebut dengan orang lain."
Bos Lei mengerutkan kening, "Mereka menyuruhmu makan bersama pelayan?!"
"Um, sebelum 18 tahun seperti itu. Setelah 18 tahun karena harus menikah denganmu, perlakuan ditingkatkan, boleh di meja makan, tapi melihat tatapan sinis Nyonya Lan dan Lan Xiang, makan sampai sakit perut."
Mungkin sakit perut mulai dari situ.
"Saat kuliah menjadi lebih baik, koki kantin pelit, setiap kali hanya memberi beberapa potong daging. Aku harus menabung tidak tega memperbaiki menu makan. Fei Fei lebih kaya dariku, selalu menolongku."
Pantas saja dia begitu akrab dengan Mi Feifei itu. Mengingat Mi Feifei mentraktir Lan Xin makan daging, bos memutuskan untuk lebih baik pada Mi Feifei.
"Barnya tidak akan ada yang memeriksa lagi."
"Ah! Benarkah?" Mata Lan Xin bersinar.
"Um." Sebenarnya barnya memang dia yang menyuruh orang memeriksanya, tidak mau si kucing punya uang agar tidak kabur.
Sekarang kucing sudah penurut, Mi Feifei juga pernah membantu Lan Xin, boss tidak hanya memutuskan untuk tidak menyelidiki lagi, tapi juga akan menyuruh orang untuk lebih memperhatikan Mi Feifei.
Lan Xin mendengar Lei Tingyu akan bertindak, dengan gembira cemberut lalu mencium pipinya.
"Suamiku, kamu benar-benar orang baik!"
Si orang baik langsung sombong, "Siapa suruh dulu matamu buta!"
Saat menikmati pemujaan Lan Xin, si orang baik dengan memalukan secara selektif melupakan bahwa bar itu adalah hasil kreasinya sendiri.
"Saat kuliah aku kerja 3 pekerjaan sekaligus: jadi tutor, sebarkan iklan, dan jadi model untuk teman sekelas. Empat tahun kukumpulkan 100 ribu dari Keluarga Lan!"
Lan Xin berkata dengan bangga, uang itu diinvestasikan di bar Feifei. Jika boss mau membantu, keuntungan tinggal menunggu waktu.
"Model?" Dari semua yang dia katakan, boss hanya menangkap kalimat ini, langsung bertanya tak henti.
"Model seperti apa?" Buka pakaian atau tidak?
"Model toko online. Mereka kirim baju, aku coba, lalu difoto. Gajinya yang tertinggi." Postur tubuhku bagus.
"Toko online mana saja?"
Lan Xin menyebut beberapa nama, boss diam-diam mencatat.
Nanti dia hack komputer mereka. Foto istrinya, mana boleh dilihat orang?
Juga para bajingan dari Keluarga Lan, membuat mereka bangkrut saja masih terlalu murah.
Boss Lei memutuskan setelah pulang akan terus menyelidiki Lan Xiang dan Nyonya Lan. Jika perlu, dia tidak keberatan terus memberi mereka masalah.
Lan Xin belum tahu boss lagi merencanakan kelicikannya, dengan puas menyantap hidangan.
"Jadi dulu aku diam-diam punya keinginan, berharap bisa hidup enak dengan makan iga seminggu sekali dan daging tiga hari sekali!"
"Nggak punya ambisi!" Boss memandang sinisnya.
Perempuan miliknya cuma punya harapan remeh begini? Cuma makan daging sudah puas?
"Kau pikir ini mudah? Contohnya waktu jamuan bisnis, banyak orang duduk di meja, di piring ada bakso besar Empat Kebahagiaan. Menurutmu pantaskah orang sepertiku langsung menjepitnya? Atau contoh kaki bab saus madu yang keliatan enak, tega aku makan?"
Pendidikan yang diterimanya mengajarkan untuk minim menggunakan sumpit di jamuan makan, apalagi perempuan terdidik tak boleh banyak makan daging.
Lan Xiang kalau keluar cuma makan beberapa suap, lalu sok manis membersihkan mulut sambil bilang "Aku nggak suka daging kok~"
"Nanti, aku yang ambilkan untukmu."
Lan Xin langsung merasa ini tindakan yang sangat indah dan elegan.
Kalau Boss yang menyuapkan, orang lain takkan tahu dia perempuan doyan daging, jadi tak perlu banyak pertimbangan lagi~
Kucing bodoh, hal receh begini sampai senang segitunya?
Boss melihatnya makan dengan lahap, mood-nya juga ikut bagus. Tiba-tiba dengar Lan Xin bicara sendiri:
"Sebentar kita ke rumah tempatku dulu tinggal ya."
"Apa?"
"Dulu kamu sempat mengganggu aku di sana, jadi aku benci tempat itu. Sekarang kita kembali, temani aku main catur."
Boss berpikir sejenak, mengerti maksudnya.
Kucing hari ini sangat gembira, hal-hal kecil saja sudah bisa membuatnya lupa kesal sebelumnya.
Jadi, dia ingin kembali ke tempat di mana mereka pernah berselisih, menggunakan kenangan bahagia untuk menghapus yang tidak menyenangkan.
"Um, baik."
Qi Lei benar, memenuhi kesukaannya...
boss memutuskan untuk menaikkan gaji Qi Lei saat kembali.
Saat hendak pergi, Lan Xin tiba-tiba berhenti.
"Ada apa?" tanya boss.
"Foto ini sungguh indah!"
Saat datang sebelumnya, belum ada yang dipajang di sini.
Mungkin ditambahkan oleh pemilik belakangan.
Sebuah foto kucing kecil hitam-putih, meski tanpa warna tapi berhasil menangkap ekspresi mengantuk kucing itu. Hati Lan Xin langsung hangat melihatnya.
Siapa yang memotretnya? Begitu berbakat!
Tanda tangan bertuliskan, Tian?
