"Bab 240 Lei Tingyu yang Langka Seratus Tahun"
"Shishi menggandeng tangan Lan Xin berkata dengan tulus,"
"'Lan Xin, tadi kau benar-benar hebat.'"
"'Biasa-biasa saja peringkat ketiga dunia.'" Lan Xin bercanda.
"Dibandingkan dengan bos yang super licik + tukang menyindir ini, ia menganggap dirinya sudah cukup baik hati."
Tante Feng masih memandang Shishi dengan khayalan, hidung gadis ini mirip sekali dengannya...
"Ada apa di wajahku?" Shishi mengusap wajahnya sendiri saat melihat Tante Feng terus menatapnya.
"Maaf, aku hanya merasa kamu mirip seorang kenalan lamaku."
Lan Xin tertawa mendengarnya lalu bercanda.
"Tante Feng, waktu ketemu aku juga bilang begitu, sekarang ketemu Shishi masih sama, haha, Tante Feng lucu banget."
Feng Ting menggelengkan kepala, dia juga tidak mengerti, dua anak ini mirip - satu seperti dirinya, satu seperti dia.
Benar-benar hal yang aneh...
"Ngomong-ngomong, Lan Xin, aku belum pernah tanya, kenapa kamu selalu se-tajam ini?" tanya Shishi pada Lan Xin.
"Sejak kecil aku hidup dalam keluarga yang... khusus. Setelah dewasa, menikah dengan pria yang... tak terkatakan. Jadi karakterku terbentuk seperti ini."
Lan Xin memilih penjelasan yang lebih lembut.
"Dia tidak baik padamu?" tanya Tante Feng.
Lan Xin menggelengkan kepala.
"Bukan begitu. Dia sendiri adalah orang super aneh, dan ingin melatihku jadi orang super aneh juga."
Melihat ekspresi bingung Shishi dan Tante Feng, Lan Xin jujur berkata:
"Tugas yang dia berikan adalah: Siapa berani ganggu aku, Sreeeet mereka! Menang dapat hadiah, kalah pulang masih akan diberi pelajaran!"
Shishi terkejut sampai mulutnya membentuk huruf O, ada pria seperti itu?
Tante Feng malah terlihat merenungkan sesuatu.
"Pasti suamimu berasal dari kalangan terpandang?"
"Cukup lumayanlah."
Lan Xin menjawab dengan merendah.
“Bukan hanya boleh, Lan Xin, kamu terlalu merendahkan diri.” Shishi bercanda.
“Tepat seperti dugaanku...” Bibi Feng menepuk Lan Xin.
“Dia sangat baik padamu, kamu harus menghargainya.”
“Memberikan ikan tidak sebalknya mengajarkan memancing. Daripada memberimu kemewahan, lebih baik melatihmu beradaptasi dengan lingkungan seperti ini. Dia benar-benar banyak mempertimbangkanmu.”
Bibi Feng tidak bisa tidak teringat masa mudanya. Seandainya dulu, pria Lan Xin ini memperlakukannya seperti ini.
Apakah situasi sekarang akan berbeda?
Sayangnya, beberapa hal baru dimengerti setelah menjalani. Di masa muda terlalu fokus pada kebaikan yang tampak di permukaan, tanpa menyadari...
Cinta bisa memiliki berbagai bentuk. Pria Lan Xin memberikannya justru bentuk tertinggi dari semuanya.
Tidak membiarkan wanita bergantung, melainkan memberi ruang latihan - pasangan keluarga kaya seperti ini benar-benar langka.
Lan Xin memang punya keberuntungan besar.
Keluar dari restoran masakan pribadi, Lan Xin bertanya pada Shishi.
“Shishi, kapan Mu Feng akan menjemputmu? Dengan kondisi fisikmu sekarang, tidak mungkin kamu mengemudi sendiri kan?”
Mendengar Lan Xin menyebut Mu Feng, Shishi jelas-jelas takut ketahuan.
Diam-diam dia keluar dari rumah sakit. Mu Feng ingin bertanggung jawab, tapi Shishi tidak mau tanggung jawab seperti itu, akhirnya pergi sendiri.
“Dia sibuk. Saya sendiri naik taksi pulang.”
Melihat Shishi hendak pergi, Lan Xin segera mencengkeramnya.
“Jangan pergi, aku akan mengantarmu.”
Membiarkan wanita hamil yang baru keluar dari rumah sakit menjaga kehamilan naik taksi sendiri, sama sekali tidak membuatnya tenang.
“Lan Xin, ini hadiah untukmu.” Tante Feng keluar sambil menyodorkan sebuah tas pada Lan Xin.
“Apa ini?”
“Buka nanti setelah pulang.” Tante Feng tersentuh oleh perilaku Lan Xin hari ini.
Gadis ini baik hati, punya rasa keadilan yang kuat, yang terpenting kisahnya dengan suaminya sangat mengharukan Feng Ting.
“Misterius sekali ya?” Lan Xin penasaran menggoyang-goyangkan tas itu.
Lei Tingyu mengemudi mendekat, berhenti di pinggir jalan sambil membunyikan klakxon dua kali.
Lan Xin melambaikan tangan pada Tante Feng, lalu menarik Shishi untuk mendekat.
Lei Tingyu menurunkan jendela mobil, melirik Lan Xin sejenak sebelum memindahkan pandangannya ke Shishi.
"Kebetulan bertemu, tolong antarkan Shishi." Tak disangka boss akan datang sendiri menjemput.
“Tidak merepotkan kalian?” tanya Shishi pada Lan Xin. Sekilas melihat boss saja sudah membuatnya merinding.
“Tidak apa, suamiku suka menolong, paling senang melakukan hal seperti ini, kan?”
Lan Xin memanfaatkan kehadiran orang lain, berkata pada boss dengan wajah ceria.
Boss meliriknya dengan dingin. Karena ada orang lain, dia memberi muka pada si kucing ini.
Lan Xin paham betul wajah gelap boss, tapi pura-pura tidak melihat sambil duduk di sebelah Shishi menggandeng tangannya bertanya macam-macam.
“Kenapa perutmu masih rata? Apa kata dokter?”
“Masih kecil jadi belum kelihatan, sekarang kondisi bayi baik-baik saja.” Shishi mengelus perutnya, wajahnya berbinar saat menyebut anaknya.
Meski sudah tidak mungkin bersama lagi dengan ayah anak, tapi menyisakan buah cinta juga tidak buruk.
"Bolehkah aku meraba?" Lan Xin tak sabar ingin mencoba.
Shishi tertawa dibuatnya, "Tidak apa-apa, tidak serapuh itu, silakan raba."
Sambil menggandeng tangan Lan Xin, mereka bersama-sama meletakkannya di perutnya, dua wanita ini tertawa bersama.
Perempuan, benar-benar makhluk ajaib. Boss melihat dari kaca spion, berpikir dalam hati.
Sama sekali tidak mengerti, bagian mana dari obrolan mereka yang lucu?
Selain itu, hubungan Lan Xin dengan Jin Shishi memang aneh, kucingnya tidak sembarangan menerima orang.
Tapi pertemuan dengan Jin Shishi juga tidak sampai beberapa kali, sudah mentransfusikan darah, sudah berbincang akrab.
Benarkah ini hanya kebetulan?
"Ngomong-ngomong Shishi, kamu tinggal di mana?" tanya Lan Xin.
Shishi menyebutkan nama sebuah hotel, Lan Xin mengeluarkan suara "Hah?".
"Kenapa tidak tinggal di keluarga Mu? Mu Feng tidak menjemputmu ke rumah untuk dirawat?"
Mendengar nama Mu Feng, Shishi langsung merasa takut ketahuan.
"Dia... sudah mengajak, tapi aku tidak terbiasa."
Mu Feng yang sekarang tidak bisa menemukan Shishi sudah hampir gila, Shishi khawatir terlalu banyak bicara dengan Lan Xin akan membocorkan jejaknya, maka mengalihkan topik.
"Barusan kamu benar-benar keren, kalau aku pria pasti akan menyukaimu."
Kalimat ini terdengar utuh sampai ke telinga boss.
Kucingnya keluar lagi mau melakukan apa?
“Aku sudah lama tidak suka padanya, kali ini juga sekalian menyobeknya. Shishi, mulai sekarang jauhi dia, menurutku si Mata Putih itu bukan orang baik.”
Shishi mengangguk, "Aku juga kebetulan bertemu di jalan, dia memaksa mengajakku pergi."
"Restoran pribadi Aunt Feng, harus dipesan seminggu sebelumnya baru bisa dapat tempat. Kok dia bisa kebetulan banget?"
Lan Xin langsung menangkap intinya.
Lei Tingyu yang selama ini mendengarkan percakapan mereka menyela bertanya.
"Siapa yang kalian bicarakan?"
"Bai Yanan, wartawan palsu yang pernah kusobek-sobek itu, si Mata Putih!"
Begitu Lan Xin menjelaskan, boss langsung teringat.
Sambil menunggu lampu merah, dia mengeluarkan ponsel dan asal mengirim pesan ke asistennya Qi Lei.
Periksa pengeluaran keuangan Bai Yanan seminggu yang lalu.
Lima menit kemudian, Qi Lei mengirimkan screenshot akun. Ternyata seminggu lalu Bai Yanan mentransfer harta pribadi senilai 50 ribu yuan.
Saat lampu merah kedua tiba, boss mengirim nama akun investigasi tersebut ke Mo untuk dicek latar belakangnya.
Sementara boss diam-diam melakukan semua ini, Lan Xin dan Shishi masih asyik mengobrol.
Di lampu merah ketiga, informasi dari Mo pun tiba.
Melihat yang tertulis di layar, boss mengangkat sudut bibirnya. Perempuan itu memang sudah merencanakan semuanya dari awal.
