Bab 253: Jurus menghiburnya, sangat unik
“Setelah dia KEMBALI, aku sadar tidak ada sedikitpun rasa kasian dalam diriku, bahkan, aku sangat bersenang-senang.”
Lei Tingyu berkata dengan nada sinis yang nyaris mengejek.
“Kamu selama ini bilang aku dingin, tanpa ampun, ya, aku memang pria seperti ini. Aku menolak mengizinkannya kembali ke rumah keluarga Lei, juga tidak memberi izin dia berziarah ke makam ayahku, bahkan, kusuruh dia dan si pria hidung belang itu Pergi jauh-jauh.”
“Lan Xin menggelengkan kepala habis-habisan, merasa air mata hampir meluap.”
“Jangan bicara seperti itu tentang dirimu, apa yang kukatakan sebelumnya adalah kesalahanku.”
"Tidak, kamu tidak salah. Lan Xin, perhatikan baik-baik. Aku memang orang yang kejam dalam bertindak, bahkan akan menindak sanak keluarganya sendiri. Aku bahkan tidak akan mengampuni ibu kandungku sendiri. Dengan sifatku seperti ini, apa kamu yakin aku masih keluarga bagimu?"
Lei Tingyu mencengkeram bahunya dengan kejam, mengguncang-guncang tubuhnya. "Lan Xin, lihat aku! Katakan, apa aku masih keluargamu?"
Lan Xin meledak dalam tangisan, langsung memeluknya erat-erat.
"Kamu adalah! Kamu tetap adalah!"
Dia sangat menyesal. Mengapa dulu harus mengatakan begitu banyak keburukan tentangnya? Meski terlihat acuh tak acuh, sebenarnya semua perkataan itu terdengar sampai ke hati.
"Aku memang Iblis. Kamu tidak salah. Semua yang menggangguku akan kubuat membayar harga, sekalipun itu orang yang berstatus keluarga secara formal."
"Bukan begitu, Lei Tingyu. Jangan lanjutkan. Aku sakit hati mendengar ini."
Dia merasa sakit hatinya seperti terpelintir hingga nyaris putus.
Sisi licik dan kejam Lei Tingyu telah berkali-kali disaksikannya, setiap kali memberikan kesan yang berbeda.
Saat dia salah paham dan menyiksanya, Lan Xin merasa takut sekaligus penuh kekesalan.
Tapi ketika kekejaman itu digunakan untuk memberi pelajaran pada orang yang menginjak-injaknya, Lan Xin merasa lega sekaligus hangat.
Namun ketika nada bicara penuh kekejaman itu diarahkan pada diri sendiri, disertai kebencian terhadap diri sendiri yang tak bisa disembunyikan, hati Lan Xin remuk redam.
Sebenarnya di dalam hatinya pasti bergolak penderitaan dan pergulatan batin.
Demi ayahnya, dia terpaksa memilih untuk membenci ibunya sendiri.
“Tapi ketika dia benar-benar menindak untuk membalaskan dendam ayahnya, di kedalaman hati, dia tidak bisa memaafkan tindakannya sendiri.”
“Ini adalah soal pilihan ganda yang kejam, opsi A dan B yang ditinggalkan untuk Lei Tingyu, semuanya salah.”
“Apapun yang dia pilih, akan menyakiti dirinya sendiri.”
“Karena itu bersikap dingin, karena itu tidak mempercayai siapapun, karena itu, ketika dia curiga dia mengkhianatinya, melakukan begitu banyak tindakan berlebihan.”
“Lan Xin, kamu menangis apa? Apa menurutku seperti ini, menyeramkan?” Dia mengangkat dagunya.
Lan Xin menggelengkan kepala mati-matian.
“Aku menangis karena tidak punya kemampuan terjebak dalam perjalanan waktu, sebenarnya aku sangat ingin kembali ke masa paling menyakitkanmu, memeluk Xiao Lei Tingyu yang terluka itu...”
Lei Tingyu tertegun.
Sama sekali tidak disangkanya, Lan Xin berani mengucapkan kata-kata seperti ini.
Saat ini Lan Xin sudah tidak bisa berhenti menangis karena tersentuh oleh sejarah menyedihkan sang bos, air mata mengalir deras dari matanya yang besar, membasahi garis leher bajunya, lalu meluncur mengikuti garis pancing.
Area yang dilalui, perlahan mencairkan es sepuluh ribu tahun di dalam hati.
Dia tidak suka dia menangis, sebenarnya, hampir setiap kali dia menangis, air matanya selalu menusuknya dengan tajam.
Tapi kali ini, air mata yang mengalir untuknya, begitu spesial, dada Lei Tingyu terasa seperti tersumbat sesuatu.
Kucing yang menempel di badannya, tersedu-sedu seperti anak kecil.
“Mengapa ingin terjebak dalam perjalanan waktu?”
“Karena, apakah saat itu kamu sangat kesepian, sangat sedih, tidak memiliki seorang pun yang bisa dipercaya?”
boss-nya yang begitu bangga, meski berada di Tanah Terlarang, tidak akan menundukkan kepala mulianya. Jadi Lan Xin bisa menebak, di momen seperti itu dia tidak akan meminta bantuan pada beberapa sahabatnya.
Kematian mendadak ayah, pengkhianatan ibu, kekacauan di Lei Group, sekumpulan kerabat yang penuh ancaman mematikan.
Bagaimana dia bisa bertahan melalui semua itu?
“Kamu, kasihan padaku?”
Nada bicara boss menjadi lebih dingin, dua tangannya mulai mendorong Lan Xin.
Dia tidak membutuhkan belas kasihan perempuan, itu sangat melukai martabatnya.
Lan Xin seperti gurita, erat membelitnya tidak mau melepaskan.
“Bukan kasihan.” Boss-nya yang begitu bangga, mana mungkin membutuhkan belas kasihan orang lain.
Itu adalah penghinaan baginya.
“Lalu kenapa kamu menangis!”
“Aku menangis karena sakit hati melihatmu!”
Dia hanya menyesal telah menyia-nyiakan terlalu banyak waktu. Jika Tuhan mengizinkannya bertemu Lei Tingyu di masa terindah, pasti dia akan menyukainya, mencairkan es di hatinya dengan cinta yang hangat.
Andai saat itu ada yang mau memberikan sedikit kehangatan pada Lei Tingyu, mungkin karakternya tidak akan seperti sekarang.
Setiap inci es adalah benteng pertahanannya terhadap dunia luar.
Pantas saja, setiap kali dia memotret, selalu bisa merekam wujud kesepian boss di puncak tertinggi.
Dia punya uang, kekuasaan, juga kecerdasan strategi, tapi semua orang tercinta di sekitarnya telah mengkhianatinya.
Lan Xin berpikir, tak kuasa menahan diri untuk memeluk lebih erat, meski Lei Tingyu cukup kuat untuk 'menaklukkan langit, bumi, dan udara'.
Baiklah, perumpamaan ini kurang tepat, toh dia bisa memiliki segalanya, tapi hanya dirinya yang memahami kesepiannya saat berdiri di puncak.
"Apa kau merasa aku orang yang sangat menyedihkan? Bahkan orang tuaku sendiri memanggilku Iblis. Semua orang yang kuhancurkan di luar juga begitu memanggilku. Bahkan kau, bukankah dalam hati telah berkata begitu berkali-kali?"
Lei Tingyu berkata dengan sinis, tangan yang mencubit lengan Lan Xin secara bertahap kehilangan kontrol. Lan Xin merasa sakit, tapi dia tetap tak bergerak.
Jika dia berteriak kesakitan, setelah mood-nya stabil, mungkin dia akan semakin membenci diri sendiri. Dia tak boleh membuat Lei Tingyu semakin sedih.
"Sebelumnya aku bicara karena tak memahami. Orang lain bicara karena mereka tak memahamimu." Setelah mengatakannya, Lan Xin merasa tak pantas lalu menggeleng.
"Ucapanmu salah. Meski orang lain memahamimu, tetaplah kau Iblis. Bagaimanapun kau telah menghancurkan banyak orang, bahkan ibu kandungmu sendiri tak kau lepaskan."
Wajah bos menjadi muram. "Inikah caramu menasihati orang?"
Di mana ketulusannya?
Yakin ini bukan mengipasi api dan sengaja memancing kemarahan?
Tapi Lan Xin selalu ahli dalam titik balik ilahi.
"Tapi apa salahnya jadi Iblis? Bahkan jika kau Iblis, kau adalah pemimpin para iblis Lucifer."
"Yang biasa disebut Setan, sebelum Lucifer jatuh menjadi pemimpin iblis, dia pernah menjadi malaikat paling suci di surga, seperti Lei Tingyu dulu. Kalau bukan karena situasi yang memaksa, bagaimana mungkin dia mengembangkan karakter seperti ini?"
"Sebenarnya kamu harus lihat betapa tampannya Lucifer di komik. Di setiap seri komik, selama ada adegan dia, pasti yang paling tampan. Jadi kalau ada yang menyebutmu iblis, anggap saja itu pujian."
Tidak punya ketampanan, berani menyebut diri sebagai iblis?
Paling-paling cuma penjaga gerbang neraka berkepala sapi dan kuda!
"...Cara kamu menghibur orang, cukup unik."
Haruskah dia memuji jalan pikirnya yang aneh dan imajinasinya yang liar, atau khawatir dengan kebiasaannya yang langsung bicara ngawur dengan serius begitu ada ketidaksepahaman?
"Maksudku, jika dunia tak pernah memberimu kehangatan, mengapa harus menuntutmu menjadi Bapa Suci pengasih yang menyelimuti seluruh dunia? Ya, kamu sudah mengeruk banyak orang, tapi apakah ada satu pun dari mereka yang berani mengaku tak bersalah?"
