Bab 257: IQ dan integritas boss mencapai batas bawah
"Mu Feng tunggu sebentar, aku akan ambil seribu kue lagi."
Lan Xin menduga Mu Feng belum makan dengan baik. Lingkaran hitam di matanya menunjukkan mungkin juga kurang tidur.
Boss menariknya dan tanpa basa-basi menekannya ke sofa.
"Tak perlu repot, Mu Feng pasti buru-buru kan? Tak punya waktu untuk makan."
Lei Tingyu yang tak tahu malu! Lan Xin ingin mengacungkan jari tengah padanya, "Inikah caramu menjamu tamu?"
Saat ini Mu Feng sudah tak punya niat untuk mempermasalahkan hal-hal seperti ini.
"Lan Lan, jangan repot. Aku tak ada mood makan."
"Kamu terlihat sangat letih, apakah sudah lama tidak makan?"
Lan Xin baru saja selesai berbicara, sudah merasakan tangan boss yang memeluk pinggangnya sedikit mengencangkan genggaman.
Makhluk pelit ini, berani mencubit pinggangnya!
Mempertimbangkan ada tamu di rumah, Lan Xin terpaksa menahan tindakan kekanak-kanakan boss yang pelit. Dia berdiri, bersiap memindahkan kue di depan Lei Tingyu ke Mu Feng.
Tapi boss bergerak lebih cepat!
Hanya melihat satu tangannya menekan pinggang Lan Xin agar tak bergerak, tangan lain memegang garpu dengan anggun menusuk sepotong kue dan meletakkan di mulut.
Lan Xin membelalakkan mata, merasakan kecerdasan dan integritas boss kolektif offline.
Boss dengan puas mengangkat alis ke arahnya, satu suap pun tak diberikan!
Interaksi kecil mereka menjadi pukulan berat bagi Mu Feng yang menyaksikan.
Entah itu sorot mata Lan Xin pada Lei Tingyu, keharmonisan interaksi mereka, bahkan suasana hangat yang meresap di seluruh rumah ini.
Mu Feng melihat seorang perempuan menyukai pria tanpa tedeng aling-aling.
Ketika berdiri di rumah mantan kekasihnya, menyaksikan barang-barang kesukaannya menyatu dengan gaya pria lain - perasaan yang sulit diungkapkan.
Mikroekspresi Mu Feng tak luput dari sorotan tajam Boss Lei yang sedang menikmati kekonyolan ini.
Lei Tingyu menyipitkan mata: Apa maksud ekspresi Mu Feng ini?
Masih punya niat jahat pada kucingnya?
Menoleh melihat Lan Xin, dia mengerutkan hidung ke arahnya, membuat ekspresi muka hantu kecil.
boss merasa tenang, Um, Kucing Liar masih tetap lambat seperti biasa, bagus.
Tujuan utamanya adalah mematikan semua calon rival cinta sejak dalam tahap awal!
Maka Lei Tingyu memeluk Lan Xin, dengan sikap seorang Tuan bertanya.
"Ada keperluan apa kamu mencari Xin Xin dari 'keluarga kami'?"
"Shishi menghilang, aku ingin bertanya pada Lan Lan apakah ada cara menghubungi Shishi."
Mu Feng sudah dua hari ini terus mencari, detektif swasta juga dikerahkan banyak, tapi belum ada hasil.
Dengan niat mencoba-coba, dia menemui Lan Xin.
"Aku hanya punya nomor teleponnya."
"Matikan." Mu Feng juga pernah mencoba cara seperti ini untuk menemukan Fei Fei.
"Omong-omong, waktu itu kita bertemu Fei Fei, hotel tempat dia menginap, suamiku masih ingat?"
Lei Tingyu berpikir sejenak, lalu mengangguk.
"Tolong antar aku ke sana."
"Bukankah Mu Shao menyebut diri sendiri romantis dan penuh kasih? Ternyata ada hari dimana harus mengejar wanita ke mana-mana."
Boss bersumpah, ucapannya ini bukan berasal dari sikap menikmati kekonyolan orang lain.
"Jangan terlalu yakin pada diri sendiri, lihatlah langit, Cang Tian tidak akan mengampuni siapa pun." Mu Feng membalas dengan dingin.
Maksudnya, jangan terlalu cepat merasa puas.
Boss mengusap keningnya dengan dingin, "Kurasa, ingatanku belakangan ini agak menurun, mungkin tidak bisa mengingat."
Tidak mau mengantarmu, kalau memang mampu cari sendiri!
Lan Xin hampir tak tahu harus berkata apa melihat kelakuan kekanak-kanakan kedua pria ini.
Boss yang biasanya pria sangat cerdik, kok bisa saat bertemu Mu Feng jadi seperti ini?
"Kamu yakin tidak mau mengantarnya?" tanya Lan Xin pada boss yang sedang pura-pura lupa.
“Menurutku sikap Mu Shao ini tidak terlihat terlalu panik.” boss berkata dengan santai.
Situasi sekarang adalah Mu Feng yang tidak becus ini telah membuat Jin Shishi yang hamil kabur, hal menyenangkan seperti ini tentu tidak ingin dia ikut campur.
“Jika kamu tidak mau pergi, aku sendiri akan bawa Mu Feng mencarinya! Aku yang akan menyetir!”
Lan Xin mengangkat dagunya.
Boss seketika duduk tegak, bahkan mood untuk memukuli "anjing jatuh ke air" Mu Feng pun hilang.
Keahlian mengemudi mobil terbang mautnya itu, bukankah akan membahayakan nyawa orang jika keluar?
Tidak boleh, benar-benar tidak boleh!
Lima menit kemudian, boss menyetir dengan Lan Xin duduk di kursi depan, sedangkan Mu Feng mengikuti di belakang mereka dengan mobilnya.
“Kenapa kamu memperlakukan Mu Feng seperti itu?” Lan Xin menggerutu.
Boss baru saja tidak hanya mencibir Mu Feng dalam ucapan, tapi juga pelit merebut kudapan orang.
“Kamu sakit hati?” Kalimat boss ini terdengar sangat dalam.
“Bukan! Aku hanya merasa sebagai tuan rumah, caramu memperlakukan tamu sangat tidak sopan.”
Kata "Tuan" ini berhasil menghaluskan bulu boss yang sedang minum cuka dengan liar, sedikit meredakan kemarahannya.
“Sebenarnya apa yang terjadi antara Mu Feng dan Shishi?” Lan Xin penuh keraguan.
Shishi sangat menyukai Mu Feng, bahkan mengandung anaknya. Sekarang Mu Feng mau bertanggung jawab, tapi malah dia yang kabur?
“Ini membuktikan kalian perempuan adalah kawanan makhluk yang suka memikirkan tapi bertanggung jawab.” Boss memberikan komentar objektif.
Lan Xin melotot tajam ke arahnya, “Laki-laki juga bukan barang bagus!”
“Aku sedang membicarakan dia, kenapa kamu marah-marah?”
“Lei Tingyu tidak sekali saja menemukan, Kucing liar ini terlalu baik pada Jin Shishi.”
Lan Xin juga tidak tahu alasannya.
“Pokoknya jangan komentar tentang Shishi. Aku yakin dia punya pertimbangan sendiri. Nanti bawa Mu Feng kesana, kita jangan pergi dulu.”
“Kenapa?” Boss malas mengurus urusan hancur calon rival cinta mantannya itu.
Sangat berharap segera mengusirnya ribuan li jauhnya, agar tak bertemu selamanya.
“Kalau kita bawa orang begitu saja tanpa penjelasan jelas, itu tidak baik untuk Shishi. Jadi tetap disini, lihat apakah perlu bantuan.”
Mengantar patung Buddha sampai ke langit. Andai saja telepon Shishi bisa dihubungi, Lan Xin sebenarnya ingin berkomunikasi dulu untuk memastikan keinginannya bertemu Mu Feng sebelum membawanya.
“Kupikir ada pekerjaan yang cocok untukmu.” Kata Boss.
“Pekerjaan apa?”
Boss meliriknya, lalu menjentikkan jari ke keningnya.
“Ketua RT/RW, khusus menangani urusan ibu-ibu.”
Urusan orang lain saja dia begitu ambil pusing.
“Kalau begitu, Tuan Besar RT/RW yang menemani saya ini?”
Tangan Boss di setir berhenti sebentar, lalu mencubit pipinya dengan tegas, “Mending mati aja kau!”
Sesampai di lokasi, Mu Feng melihat papan nama dan menggeleng kecewa.
“Bukan di sini. Semua kamar di sini sudah diperiksa petugas koperasi.”
“Mana mungkin? Waktu itu kami mengantarnya ke sini.” Lan Xin juga punya kesan terhadap hotel ini.
Benar-benar tidak ada?
Lan Xin mengamati sekeliling, menghentikan pandangannya pada kompleks perumahan mewah di sebelah hotel.
"Suruh orang periksa sini, mungkin dia menyewa kamar di area ini."
Belum lagi selesai bicara, dua pria itu serentak menatapnya.
"Bagaimana kau tahu?"
Lan Xin sedikit menoleh.
"Intuisi. Kalau aku yang hamil, pasti tidak akan tinggal di hotel. Lebih baik sewa rumah sendiri. Lagi pula lihatlah ini, dekat dengan rumah sakit bersalin dan fasilitas hidup lengkap."
