Bab 259: Para perempuan sedang berbisik-bisik, mana pantas seorang boss ikut nimbrung?
"Shishi, dia akan menjadi iparmu. Tenang, selama ada aku dan suamiku, tak ada yang berani mengganggumu. Benar kan, Sayang?"
Boss sebenarnya ingin berkata: Apa urusanku?
Tapi melihat sorot mata penuh harap dan tatapan merendahkan si Kucing Liar, ucapannya berubah menjadi:
"Um."
Lan Xin bersukacita. Dengan campur tangan boss, tak ada yang bisa menyakiti Shishi.
"Tapi... apakah ini tidak merepotkan kalian?" tanya Shishi penuh kewaspadaan.
Semakin dia bersikap begitu, semakin Lan Xin menyukainya.
Gadis kecil yang begitu bijaksana dan perhatian. Tanpa perbandingan, tak ada yang tahu betapa sampahnya Lan Xiang dibanding Shishi.
"Tidak merepotkan. Aku juga kesepian. Tinggallah di sini selama mau. Selama kau tak ingin, tak ada yang bisa menemukanmu."
Seandainya Mu Feng tidak begitu brengsek, Lan Xin tak perlu melakukan ini.
"Kakak, jangan terlalu baik padaku..." Shishi tersentuh oleh kebaikan Lan Xin.
"Dari kecil hingga dewasa, tidak pernah ada yang menjemputnya seperti ini. Meski keluarganya sangat kaya, tapi semua kerabatnya berperilaku buruk, mengawasi gelar bangsawan ayahnya dengan ancaman mematikan. Hanya Lan Xin yang bisa memberinya persahabatan murni seperti ini."
"Aku juga tidak tahu mengapa aku menyukaimu. Begitulah Lan Xin, yang kusukai pasti kubantu, yang tidak kusukai kuinjak. Meski Mu Feng dan aku punya persahabatan bertahun-tahun."
Boss mendengus hampir tak terdengar.
"Benar, dulu kau dan dia begitu dekat, hampir kabur bersama!"
Lan Xin melirik Boss, "Sayang, bisakah kau berhenti memanfaatkan kesempatan untuk cemburu?"
Menyodorkan gelas anggur ke mulutnya, "Minum lebih banyak!"
"Kurangi cemburu!"
Berhasil membungkam mulut Boss, lalu melanjutkan bicara dengan Shishi.
"Meski aku mengenal Mu Feng lebih dulu, tapi dalam hal ini dia salah. Aku pasti berpihak padamu, adik."
"Dia memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar." Boss mencela rival cinta mantannya dengan lancar.
"Makanlah!" Lan Xin mengambilkan hidangan, menyumpal mulut Boss.
"Ini percakapan rahasia antar perempuan. Kau pria, tidak malu ikut campur?"
"Aku tidak merasa Mu Feng salah, tapi aku tidak bisa menerima tindakannya sekarang. Kak, aku tidak mau terikat dengannya karena anak."
"Bagus sekali!" Lan Xin membanting meja, membuat bakso yang baru diambil Boss terjatuh.
"Bakso saja, perlu susah payah begitu?"
Boss kembali penuh dendam.
Namun, Lan Xin seolah tidak merasakan kemarahannya, terus melanjutkan pidatonya dengan penuh semangat.
"Perempuan harus mandiri! Perempuan harus mencintai diri sendiri! Siapa butuh hubungan yang disedekahkan? Kalau dia tidak benar-benar menyadari kesalahan, lebih baik jangan pulang. Tinggal saja di sini. Siapa bilang perempuan tidak bisa hidup tanpa pria?"
"Benar, aku berencana membesarkan anak sendiri." Cahaya kasih sayang ibu memancar dari wajah Shishi.
Perilaku Mu Feng kali ini telah melukai hatinya secara total.
Ketika seorang pria, di saat dia hampir keguguran, berkata akan bertanggung jawab dengan nada sedekah, itu sama sekali bukan penghiburan melainkan penyiksaan.
Sedikit lebih tekun, sedikit lebih berperasaan, pasti ribuan kali lebih baik dari tanggung jawab dingin itu. Tatapan Mu Feng saat itu membuat Shishi merasa dicurigai hamil dengan sengaja untuk menjebaknya.
Bagi Shishi yang berpendidikan tinggi dan memiliki kepribadian mandiri, ini adalah luka yang sangat dalam.
"Benar, kita harus memberi pelajaran kepada para pria brengsek ini! Jangan pikir punya JJ kecil bisa jadi tak terkalahkan! Mereka mau bersedekah, kami tidak mau jadi objek sedekah!"
Lan Xin berdiri sambil menghantam meja.
Saat mengucapkan kalimat ini, sumpitnya menuding ke arah boss.
Boss yang sudah tak tahan lagi, menggunakan sumpitnya sendiri untuk menghalangi, mengarahkan tudingan perempuan itu ke arah boneka Monchhichi di sofa.
Bagaimana mungkin dia tidak tahu, si kucing ternyata punya potensi menjadi feminis?
"Lihat wujud kemarahan suci ini!"
"Um, memang seperti itu yang kupikirkan, meski sangat menyukainya... tapi tidak mau mencintai tanpa martabat."
Shishi sangat senang, niatnya ada yang mau mengakui.
Pantas saja cocok dengan Lan Xin.
"Dua perempuan kikuk..." boss bergumam kesal, mengambil gelas anggur lalu menyesap sedikit.
Dia merasa kucing peliharaannya saja sudah punya jalan pikiran aneh, bagaimana bisa muncul satu lagi?
"Apa yang kau bicarakan!"
Lan Xin segera melototi Lei Tingyu, setelah mengobrol sehari penuh dengan Shishi, dendam pada pria telah naik ke puncaknya.
Sambil melihat boss, juga merasa wajahnya menjijikkan, dulu dia juga sangat kejam padanya!
"Kalian berdua, terlalu banyak nonton drama bodoh? Memelihara anak, semudah itu?"
Boss kesal bersandar di pagar balkon kamar tidur, tangan mengayun-ayunkan gelas anggur merah.
Perempuan, memang tidak boleh dimanjakan, diberi sedikit wajah ramah, langsung merangkak naik, sampai berkuasa di atas kepalanya.
Dari awal takut padanya, sampai sekarang, sedikit tidak cocok langsung mengusirnya keluar, boss merasa sudah cukup.
Dia hanya, dari sudut pandang objektif, mengatakan kebenaran, langsung dicakar kucing marah.
Tidak hanya mencabut haknya makan hot pot, mengusirnya kembali ke kamar, bahkan menyeret adik yang baru diakuinya, menutup pintu untuk curhat?
Boss sekarang sangat tidak nyaman.
Dia memanjakan Kucing Liar membawa orang kembali, sepenuhnya bermaksud untuk menghalangi mantan rival cintanya, Mu Feng.
Dari hasil sekarang, boss justru menjadi korban langsung!
Kucing pun berani mengganggu di atas kepalanya!
Sekarang, sebenarnya dia sangat ingin menangkap Lan Xin kembali, menekannya di ranjang dan memberikan hukuman fisik yang tegas.
Namun, si kucing mengabaikannya, menutup pintu, dan pergi mengobrol dengan adik perempuannya yang baru diakui.
Antara perempuan, kenapa bisa ada begitu banyak basa-basi yang harus dibicarakan?
Waktu berlahan, sudah pukul 11, anggur merah boss sudah diminum setengah botol.
Si Kucing Liar yang berperan sebagai kakak bijak penasehat itu, masih belum kembali.
Akhirnya, boss tak tahan lagi, meneguk habis anggur dalam gelas, meraih ponsel dan mengirim pesan WeChat padanya.
Lei: KEMBALI!
Pria Semua Sampah: Malam ini tidak pulang tidur, kamu istirahat lebih awal, selamat malam!
Boss hampir tak bisa menahan amarah, mengganti nama seenaknya saja belum cukup, masih berusaha berbagi ranjang dengan orang lain?
Tidur sekamar dengan perempuan pun, tidak boleh!
Hatinya mulai membenci Mu Feng.
Makhluk tak tahu malu ini, tak punya nyali sampai menyinggung Shishi, membuat kucing peliharaannya ikut bersatu melawan musuh!
Hanya karena Mu Feng sampah, semua pria di dunia jadi sampah, ini sudah keterlaluan!
Boss merasa, demi saudara sebangsa pria di dunia, emosi ini harus dilawan, saatnya melangkah maju!
Lan Xin mengobrol dengan Shishi. Selama ini Shishi selalu tertekan, akhirnya menemukan teman curhat yang bisa dipercaya, perasaan mencekamnya pun terlepaskan.
"Setelah mengobrol sebentar, stamina wanita hamil memang tidak baik. Shishi menutup matanya dan tertidur."
Lan Xin merapikan selimutnya, memandangi wajah tidurnya lalu menghela nafas dalam diam.
Sewaktu kecil, dia selalu iri pada anak seperti Shishi yang dikasihi orang tua dan tak pernah khawatir soal perekonomian.
Sekarang barulah sadar, setiap orang pasti punya masalah. Tak peduli kaya atau miskin, gadis Shishi ini membuatnya sangat sakit hati.
Saat sedang paham akan hidup, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Hanya ada dua orang di rumah. Siapa di luar pintu sudah jelas tanpa perlu diucapkan.
Lan Xin melirik sinis. Boss yang pelit ini, bukankah sudah bilang tidak akan kembali ke kamar?
