Bab 263 Rupanya hubungan suami-istri bisa dijalani seperti ini
Tangan Lan Xin masih terendam air, tapi kepalanya tak sadar mulai berputar pelan. Wah, kelihatan!
Lei Tingyu membelakanginya, sedang mandi.
Meski hanya punggung, cukup membuat Lan Xin menelan ludah dengan rakus.
Tiba-tiba, boss berbalik dengan ekspresi setengah tertawa, “Kau mengintip aku?”
"Mengintip tertangkap basah, Lan Xin berusaha menutupi yang nyata dengan menarik tangan dari air, cepat-cepat menutupi mata, 'Aku tidak melihat apa-apa!'"
Dasar bodoh... urat nadi di kening boss berdenyut, tepat seperti dugaannya terdengar lagi si kucing bodoh menjerit.
"Ah! Mata yang ini juga pedaaas!"
Di dunia ini, bagaimana bisa ada perempuan sebodoh ini, yang lebih menyedihkan, perempuan ini masih miliknya...
Lan Xin terus menangis kepedasan, dia cuma melirik pria tampan beberapa kali, hasilnya tragis seperti ini.
Pemahaman yang begitu menyakitkan!
"Seharian cuma berlagak kikuk." Boss menghukumnya sambil marah, tapi bibirnya sudah menempel di kelopak matanya yang merah.
"Jangan bergerak, kubiarkan angin sejuk!"
Angin dingin dari mulutnya menyapu mata perempuan itu, membawa aroma harum mouthwash mint, tak hanya matanya yang terasa lebih baik, hati Lan Xin pun seolah meleleh.
Siapa yang lebih dulu mendekat sudah tidak penting lagi, belasan detik kemudian, mereka berdua saling merekat, pakaian di tubuhnya menghilang entah kemana.
Bak mandi raksasa di belakang menjadi ranjang hangat kebebasan, air hangat membungkus tubuh mereka berdua.
Di saat ini, Lan Xin benar-benar tak merasakan pedas lagi.
"Shishi masih menunggu... ibumu juga akan datang sebentar lagi..."
"Um, waktu mepet tugas berat, kita harus cepat."
Suara Lei Tingyu terdengah-dengah tak stabil.
Butiran keringat berjatuhan, rambut hijau tercerai berai, momen indah tak terlupakan.
Di lantai bawah, Shishi sudah mengatur semua bahan makanan yang dipersiapkan Lan Xin dengan rapi.
Tinggal menunggu Lan Xin dan Lei Tingyu turun untuk mulai membakar.
Tapi ipar sudah naik lama tapi belum turun juga.
Shishi awalnya ingin naik mencari Lan Xin, tapi ada orang yang datang.
Sebuah mobil berhenti di pintu, Ibu Lei yang berpakaian elegan dan beraura bangsawan turun, diikuti selirnya John.
Ibu Lei masuk ke halaman, melihat peralatan barbekyu yang sudah disiapkan, wajahnya langsung berubah muram.
Putranya jelas-jelas bilang, Lan Xin menyiapkan jamuan keluarga menunggu kepulangannya.
Tapi apa hubungannya makanan murahan yang berantakan ini?
Apakah Lei Tingyu tidak tahu, makanan yang paling dia benci adalah barbekyu berkalori tinggi dan karsinogenik seperti ini yang hanya dimakan rakyat miskin?
boss tentu tahu, hanya saja Lan Xin sengaja bertanya makanan apa yang paling tidak disukai ibunya, boss mengira Kucing liar akan menghindarinya, lalu memberitahunya bahwa ibunya paling benci barbekyu.
Hasilnya, Lan Xin malah membuat barbekyu! Jelas-jelas ingin melawan Ibu Lei sampai akhir.
Ibu Lei tidak senang, melihat Shishi yang berdiri di samping panggangan barbekyu memakai celemek, mengira itu pelayan yang disewa Lei Tingyu.
"Di mana putraku?"
"Ipar dan kakak ada di lantai atas, saya akan memanggil mereka turun." Shishi mengamati Ibu Lei dari atas ke bawah.
Rasa kagum pada Lan Xin semakin bertambah, deskripsi Kakak sangat tepat menggambarkan, puisi tak bermakna itu cocok sekali untuk Ibu Lei.
Tepat seperti dugaanku, orang yang suka hal mesum memang selalu sok suci!
“Kurang ajar!” Ibu Lei mendengar panggilan Shishi, wajahnya berkerut menunjukkan ketidakpuasan.
“Siapa yang mengizinkanmu memanggil majikanmu seperti itu? Panggil Tuan muda!”
Perempuan itu memang tidak bisa mengurus rumah tangga, bahkan pelayan di rumah pun tidak tahu aturan!
Lan Xin yang baru saja berhasil memberi makan si penjahat yang mengaku 'diselesaikan cepat' tapi masih bandel hampir satu jam, turun tangga langsung mendengar Ibu Lei sedang menyulitkan Shishi.
Lan Xin melesat dengan langkah gesit, menarik Shishi ke belakangnya seperti induk ayam melindungi anaknya.
"Dia bukan pelayan, dia adikku."
"Adikmu? Oh, yang menjadi geisha kelas atas itu?" Ibu Lei seolah menemukan celah kelemahan Lan Xin.
Mengitari Shishi sambil berputar-putar, lalu menggelengkan kepala.
"Memang terlihat tidak seperti perempuan baik."
Shishi membelalakkan mata terkejut. Sejak kecil ia menerima pendidikan perempuan terdidik dan selalu dipuji beraura anggun, ini pertama kalinya ada yang berkata demikian tentang dirinya.
Lei Tingyu mendekat, memeluk bahu Lan Xin sambil berkata.
"Ini adik angkat Lan Xin, berbeda dengan yang kau maksud."
Lan Xin mendengar Ibu Lei menyebutkan geisha kelas atas, langsung teringat Lan Xiang. Mungkinkah akhir-akhir ini Lan Xiang sudah terpuruk sampai harus menyamar seperti itu?
"Dia belakangan ini tidak memperhatikan urusan Keluarga Lan, bagaimana kehidupan orang-orang ini, sudah tidak terlalu tahu pasti."
"Perempuan seperti dia, bisa punya koneksi macam apa?" Ibu Lei mendengus dengan nada meremehkan.
Di hatinya, Shishi sudah dikategorikan sebagai kaum miskin yang mencari perlindungan dari yang berkuasa.
"Jangan asal bicara, Oh, Shishi ini dari Negara E——" Lan Xin ingin membela Shishi, tapi tiba-tiba di cubit dari belakang oleh boss.
Lan Xin memandangnya dengan keraguan, untuk apa, dia merasa ekspresi boss sekarang penuh kualitas dalam...
Makan malam ini berlangsung dengan suasana sesak.
Lan Xin bertanggung jawab memanggang, Shishi duduk di sampingnya membantu menyodorkan bahan.
Lei Tingyu bersama ibunya dan John duduk di meja makan di halaman.
"Pemandangan indah seperti ini, tapi karena orang-orang yang makan, merusak mood yang seharusnya menyenangkan." Lan Xin berkomentar sambil mengipasi angin.
Jika tidak ada boss yang saling melototi ibunya, sebenarnya mengadakan barbekyu di halaman dengan beberapa koneksi adalah hal yang sangat bagus.
Shishi melirik diam-diam ke depan lalu mengangguk setuju.
Lei Tingyu dan ibunya hampir tidak bersuara, daging panggang yang dibawa Lan Xin juga tidak disentuh.
"Shishi, makanlah sayap ayam ini." Lan Xin menyodorkan sayap ayam panggang ke Shishi, langsung merasakan pandangan murka dari boss.
Kucing liar sialan, tidak tahukah dia sudah menunggu sayap ayam ini sejak tadi?
"Susah payah memanggangnya, malah diberikan ke Jin Shishi?"
Ibu Lei memandangi putranya yang terlihat kesal, hatinya bergelora senang.
Ternyata, putranya juga punya ketidakpuasan terhadap Lan Xin, menganggap dia tidak becus mengurus rumah tangga.
"Sebenarnya, aku tidak punya masalah besar dengannya, tapi perempuan ini benar-benar tidak menghormatiku. Lihat apa yang dia lakukan hari ini."
John yang duduk di sebelahnya juga menunjukkan ekspresi tidak senang, namun tatapan dingin boss membuatnya menunduk dan diam.
Aura mereka jelas berbeda tingkatan.
"Makanan seperti ini sejak kecil tidak pernah kau makan kan? Kok dia tega mengabaikan perasaanmu--"
Ibu Lei terhenti, terkejut melihat Lei Tingyu mengambil sepotong sate dan mencicipinya perlahan.
Lan Xin mengangkat kepala, tepat melihat adegan itu, matanya berbinar-binar.
Berbisik ke Shishi, "Apa kau tidak merasa, kakak iparmu ini bahkan saat makan sate pun tetap memancarkan kharisma CEO otoriter?"
Shishi mengangguk.
Dia menyadari, kakaknya tidak hanya tidak takut pada suaminya, tapi sering meledeknya. Yang lebih ajaib, suami yang biasanya sulit didekati itu sama sekali tidak menggubris lelucon receh kakaknya.
Rupanya hubungan suami-istri bisa seperti ini...
