Bab 265 Saling Berseteru, Angin Berembus dan Awan Bergulung
Lan Xin membuat ekspresi hantu ke arahnya, "Benar, kamu bisa semakin Mulut Berkata Hati Menyangkal."
Kembali menyodorkan tusuk sate yang diberi banyak cabai, "Ayo, makanlah sedikit untuk menenangkan diri."
"Aku tidak perlu menenangkan diri." Boss yang dibutakan oleh cemburu menggigit tusuk sate itu untuk membuktikan ketidakpeduliannya.
Kemudian rasa pedas yang meledak memenuhi lidahnya, membuat Boss kaku seketika.
Lan Xin yang berhasil mengerjai tersenyum puas, menoleh ke Shishi sambil berkata:
"Banyak hal terasa sangat menyakitkan saat kita mengalaminya, tapi setelah berlalu baru sadar sebenarnya tidak seberapa. Dulu aku yang sedemikian menderita pun bisa melewatinya, kamu juga pasti bisa."
Hanya dengan benar-benar melepaskan masa lalu, seseorang bisa menjadikannya bahan obrolan atau contoh buruk yang diceritakan dengan santai. Shishi sangat mengagumi kelapangan hati Lan Xin.
"Ibu Mu Feng benar-benar menyeramkan?"
Lan Xin melirik ke depan dimana Ibu Lei masih terus memandanginya dengan tatapan tajam ala nyonya kaya, lalu membandingkannya dengan ibu Mu Feng.
"Kurasa... mungkin tidak semenyeramkan ibu mertuaku. Intinya kamu harus ingat: tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan kita. Bertemu dengan mertua yang tidak ramah itu wajar, yang penting kita menyesuaikan mental dan mencari solusi. Menghindar atau memendam amarah sama sekali tidak menguntungkan."
Semangkuk besar kata-kata motivasi spiritual ini membuat Shishi terlihat merenungkan sesuatu.
“Maksudmu, aku tidak boleh marah, karena itu akan membuat orang yang menginjak-injakku merasa puas, apakah maksudmu begitu?”
“Um, dia sengaja menghalangi kita, semakin kita marah dia semakin senang, tapi jika kita tidak marah, dia akan sangat sedih.”
Lan Xin yang berhasil bertahan dari sekumpulan orang-orang terbaik, kecuali tidak sanggup menanganinya Lei Tingyu, hal-hal lain cukup dipahaminya.
Sang boss akhirnya berhasil meredakan sensasi rasa pedas yang menyengat di mulutnya, berkat daging panggang pedas yang mematikan itu.
Memicingkan mata, ia mengambil daging panggang yang baru matang dan menyodorkannya ke Lan Xin dengan gerakan yang ditirunya. Lan Xin yang baru selesai mengajar tanpa curiga langsung menggigitnya.
“Aduh, asin banget!” Lan Xin buru-buru memuntahkannya, menyambar gelas air dan meneguk beberapa kali dengan kasar, lalu menatap boss yang terlihat sangat puas karena balas dendamnya berhasil.
“Apakah kamu menaburkan sekaleng garam di sini?”
“Mungkin tanganku licin.”
Boss mengulurkan tangan dengan “baik hati” menyeka air yang menetes di sudut mulut Lan Xin.
Sekalian mengoleskan arang di jarinya ke pipi gadis itu.
Lan Xin yang tidak sadar telah dijebak bos licik itu masih dengan wajah bodoh mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih, ya!”
“Nasehat kakakmu hanya dasar-dasar penyelesaian masalah. Untuk hasil terbaik, setelah membereskan pihak lawan, kau harus membuat mereka berterima kasih.”
Boss berkata kepada Shi Shi, sementara Lan Xin hanya kebingungan.
“Apa yang kamu bicarakan?”
boss terus mengelus wajahnya, sampai arang di tangannya semua menempel di wajahnya, baru puas menyelesaikan pembalasan & pengajarannya。
Shishi kebingungan diterpa angin。
Mungkinkah ini demonstrasi langsung dari kakak ipar gunung es?
Ya Tuhan, kesannya pada Lei Tingyu harus dihancurkan total!
Lan Xin memiliki daya magis yang bisa membuat orang di sekitarnya merasa ringan dan bahagia。
Bahkan gunung es pun akan menjadi tak sedingin dulu karena cahayanya。
Jadi Shishi, ini efek cinta lokasi boss。
Di sini keharmonisan terjalin, makan-makan riang, di sana wajah Ibu Lei dan John semakin muram。
Ibu Lei merasa diabaikan dan sangat tak puas, John kelaparan。
Tiga orang di depan memanggang begitu banyak makanan enak, tapi dia tak bisa makan, hanya bisa mencium aromanya。
Saat emosi Ibu Lei hampir meledak, tiba-tiba suara mobil terdengar dari luar kompleks。
Ibu Lei melihat mobil sport convertible merah, sudut bibirnya terangkat。
Bai Xiaonan akhirnya datang。
Kali ini dia mengundang Xiaonan untuk memperlihatkan perbedaan antara putri keluarga kaya dan cewek liar dari desa pada putranya。
Tapi Bai Xiaonan terlambat karena macet di jalan。
"Ibu, maaf terlambat karena macet," kata Bai Xiaonan turun dari mobil。
Melihat Lei Tingyu sedang memanggang daging, matanya berkedip gelap。
Dia berani melakukan ini untuk Lan Xin?
Di samping Lan Xin, Shishi juga membuat mata Bai Xiaonan sedikit dingin.
Pantas saja waktu itu di restoran spesial, Lan Xin bersatu dengan Jin Shishi untuk mempermalukanku.
Mereka sudah sedekat ini? Atau...apakah Jin Shishi juga kandidat menantu yang dipilih Ibu Lei?
Dalam beberapa detik, Bai Xiaonan telah memikirkan banyak hal.
"Kedatanganmu saja sudah membuat senang, Xiaonan. Ayo, duduk di sebelah Ibu." Ibu Lei menyambut dengan antusias.
Lan Xin menghela napas, merasa daging panggang pun tak lagi enak.
"Bagaimana dia bisa datang lagi?" Beberapa kali disiksa, Bai Xiaonan ini malah semakin gigih berjuang.
Boss mengambil seikat daging dan menyumpal mulut Lan Xin, baru membuat hatinya yang tersiksa merasa lega.
"Ting Yu, Xiaonan sudah datang. Kenapa tidak menyapa?" Ibu Lei sengaja ingin menjodohkan Lei Tingyu dengan Bai Xiaonan.
Ingin meminta Lei Tingyu duduk, lalu menyuruh Lan Xin dan Shishi melayani semua orang.
"Aku sibuk, tak punya waktu." Boss jelas-jelas tidak memberi muka.
Wajah Ibu Lei membeku. Melihat hal ini, Bai Xiaonan segera berdiri dengan penuh pengertian.
"Tak apa Ibu, aku akan membantu Ting Yu."
Namun Boss telah menembus semua tipu muslihat ini. Senyum dingin mengembang: Bagus, datanglah!
Bai Xiaonan telah menghitung segala sesuatunya. Langkahnya gemulai, bertekad menunjukkan wujud terbaik di hadapan Lei Tingyu.
Merasakan sorot mata Lei Tingyu tertuju padanya, Bai Xiaonan diam-diam merasa senang.
Dia tidak percaya di dunia ini ada pria yang tidak terpesona oleh daya tariknya.
Dia sudah menatapku, mungkin sudah menyadari aku berdandan khusus untuknya hari ini.
Lan Xin melihat Lei Tingyu memandang Bai Xiaonan, perasaan asam menggelitik hatinya.
Teori yang baru saja diajarkan pada Shishi, saat diterapkan pada dirinya sendiri seolah kehilangan efek.
Dia menunduk melihat pakaian rumah sederhana yang dikenakannya hari ini, sementara Bai Xiaonan jelas-jelas berdandan sangat teliti.
Lei Tingyu yang terbiasa melihat wanita cantik, apakah akan menganggap penampilanku terlalu biasa?
Seharusnya tadi merias wajah. Dasar boss, tadi di kamar mandi memaksaku sekali, sampai make-up yang sudah rapi terhapus.
Menyadari sorot mata Lan Xin yang tak biasa, Shishi segera tersenyum.
"Kak, pakaianmu beli di mana?"
"Hah?" Lan Xin tersadar. "Semua dipilihkan dia."
Sudah lama dia tidak memilih pakaian sendiri, setiap musim selalu dikirimkan.
"Ini pasti seri pasangan awal musim gugur Donna Karan, cocok sekali saat berdiri bersama ipar."
Boss menarik kembali pandangannya, melirik Shishi sebentar lalu menatap wajah muram Lan Xin, mengangkat sudut bibir sambil mengusap arang yang menempel di pipinya.
"Kau benar-benar harus belajar dari adikmu."
"Kucing liar baru saja dengan yakin mengajari orang, tapi ketika situasi benar-benar muncul, respon Shishi lebih cepat darinya."
"Belajar apa sih, aku ini belum masuk ke mode pertempuran..." Lan Xin cemberut, dia tipe yang lambat panas, hatinya sudah tidak merasa tidak enak lagi.
Benar, buat apa dia kesal? Adiknya dan prianya, semuanya berada di pihaknya, bagaimana bisa mundur tanpa berusaha duluan sambil merasa rendah diri?
Ayo, saling menyakiti!
Senyum Bai Xiaonan membeku di wajahnya, hatinya membenci Jin Shishi sampai ke tulang sumsum.
Anak sialan itu, waktu itu sia-sia mentraktirnya makan, berani-beraninya membantu Lan Xin mempermalukanku!
