Bab 270 boss pasti punya beberapa hari setiap bulan, kamu pahamlah
"Aku agak kasian sama Bai Xiaonan." Shishi menggelengkan kepala.
Setelah merencanakan lingkaran besar untuk pindah dan merebut sarang burung tekukur, Bai Xiaonan yang penuh kelicikan akhirnya mendapat izin Lei Tingyu untuk menempati rumah itu.
Namun, boss dan Lan Xin justru akan pindah. Bermain strategi dengan boss, level Bai Xiaonan jelas belum cukup ah.
Lan Xin langsung merasa semangat segar, tindakan boss kali ini tiga pandangan hidupnya sangat benar~
"Shishi, ikut kami pindah kembali ke rumah keluarga Lei yuk, di sana juga sepi, cuma aku dan iparmu." Lan Xin ingin membawa semua korban selamat di rumah ini.
Pria itu miliknya, adik juga miliknya, tak satu pun akan ditinggalkan untuk Bai Xiaonan. Bahkan kartu listrik ditarik, kabel internet diputus, tak ada yang diberikan!
"Tidak, aku ingin kembali ke rumahku sendiri. Sewa rumahku masih setengah tahun. Saat kontrak habis, janinku mungkin sudah stabil. Nanti aku akan kembali ke Negara E."
Shishi sudah punya rencana sendiri.
"Tapi, Mu Feng di sana, kamu—"
"Um, aku sudah berdiskusi dengannya. Tak perlu bersembunyi lagi. Kak, tenang, aku akan sering main ke rumahmu."
"Benar-benar tak mau kasih kesempatan?" Lan Xin sebenarnya masih ingin membela Mu Feng.
"Saling menyesuaikan bukanlah kesempatan. Aku punya kemampuan dan kondisi perekonomian. Aku akan membesarkan bayi dengan selamat. Jika dia ingin melihat bayinya di masa depan, aku selalu menyambut."
“Lan Xin melihat Shishi, seolah melihat dirinya yang lain.”
Kembali ke ruangan, boss telah merapikan pakaian sederhana. Lan Xin berlari mendekat seperti lokomotif kecil.
“Lei Tingyu, kalian pria semua sampah.”
“Tindakan bodoh Mu Feng itu, mengapa harus dibebankan ke seluruh pria?”
Boss langsung tahu siapa yang dia maksud begitu melihat ekspresinya.
“Apakah semua hubungan harus melalui kehilangan baru tahu menghargai?”
Shishi dulu sangat mencintai Mu Feng, tapi Mu Feng terus-menerus mengecewakannya, akhirnya mencapai tepi kehancuran.
“Tidak semua orang sepertiku yang pandai mengatur strategi.” Kalimat boss ini terdengar sangat sombong.
Lan Xin duduk mentah di atas koper yang baru dia rapikan.
“Kamu juga tidak lebih baik. Keunggulanmu dibandingnya hanya karena istrimu punya kulit muka lebih tebal.”
“Um, cukup tahu batas diri.” Boss langka mengakuinya.
Membuka koper merah muda, mulai mengemas barang-barangnya.
“Maksudku, jika aku punya rasa malu, mungkin tidak bisa bertahan dengan pria sombong sepertimu, mungkin akan kabur juga.”
Seperti Shishi, dia mungkin bisa sangat mencintai seorang pria, tapi saat merasa hubungan itu melanggar batas toleransinya, akan segera pergi.
Boss mengamati Lan Xin dari atas ke bawah, akhirnya menetap di kaki pendeknya, menggelengkan kepala.
“Dengan panjang kakimu yang pendek ini, meski kau lari sampai kehabisan napas, tetap tidak bisa kabur dari genggamanku. Jadi lebih baik kau tetap di sini dengan patuh.”
“Dasar kau!”
“Kalau tidak, kau susah, aku juga susah.” Boss kembali melemparnya dengan jari.
Lan Xin mengembungkan pipinya, “Kau memuji diri sendiri sakti saja sudah keterlaluan, tapi kenapa harus selalu menginjak-injakku!”
“Siapa yang suruh kau selalu menunjukkan wajah yang ingin diinjak.”
Kadang, kalau dalam sehari tidak menggodanya dua kali, Boss merasa hidupnya sangat membosankan.
“Bolehkah aku menelepon Mu Feng? Aku merasa mungkin masih ada kesempatan untuk memperbaiki situasi.” Lan Xin selalu sangat memperhatikan kebahagiaan Shishi.
“Tidak boleh.”
“Bukannya kau sudah percaya kalau aku dan dia tidak ada apa-apa? Kenapa tidak boleh telepon?”
Lei Tingyu menutup koper, satu tangannya mengangkat dagu kecilnya.
“Seorang pria, jika benar-benar peduli pada seorang wanita, dia akan punya jutaan cara untuk merebutnya kembali. Sebaliknya, meski orang lain berbicara sepuluh ribu kali, tetap tidak ada gunanya.”
“Tapi bagaimana jika pria itu sombong dan sok suci sepertimu – maksudku, punya karakter kuat sepertimu?” Tidak sengaja lagi mengucapkan kebenaran~
Memandangi matanya yang jernih, Boss tersenyum dingin.
“Jika dia tidak punya perasaan untuk adikmu yang bodoh itu, seribu kata darimu hanya akan mempermalukan diri sendiri. Bukan hanya merendahkan harga dirimu, tapi juga harga diri adikmu.”
Lan Xin butuh beberapa detik untuk mencerna ucapannya. Sesekali ketika Boss melontarkan filosofi, benar-benar mengejutkan.
“Bahkan burung pun, saat berkembang biak membuat sarang, akan membawa dua helai rumput, menarik beberapa bulu, berusaha sekuat tenaga untuk memikat pasangan. Mu Feng yang terlihat seperti manusia burung itu, hal yang bahkan burung paham, mungkin dia tidak mengerti?”
“Ngomong-ngomong, kau benar-benar mengizinkan John masuk ke kru film si Keempat?” Lan Xin mengajukan keraguan lain.
“Um. Kru film, pasti membutuhkan banyak tenaga lapangan.”
Dia hanya menyuruh John ke lokasi syuting, tapi tidak menjanjikan peran apapun, kan?
“Kau tidak takut ibumu menelepon untuk memarahimu?”
“Aku sudah memblokir nomornya.” Boss sudah bersiap-siap.
Mulut Lan Xin membentuk huruf O, Boss, aku memujimu!
“Minggir, menghalangi!” Boss melihatnya masih duduk di atas koper, langsung mengangkat dan menggendongnya ke ranjang.
“Tunggu, aku baru ingat—Lei Tingyu, kau bilang Mu Feng bahkan tak setara burung, tapi kau juga tak pernah membawa rumput atau bulu untukku. Kau sama sekali tak pernah mengejarku!”
Dengan tenang menutup kopernya, Boss mulai melepas kemejanya.
“Sepertinya, cara aku memperlakukanmu sangat tidak kau sukai?”
“Tidak juga, tapi kau memang tak pernah mengejarku—Hai, kenapa kau menindihku?”
“Program King Kong tak pernah mengejar orang. Aku hanya 'membuat' orang. Baiklah, buka kakimu...”
Tidak tahu malu!
Menyeret koper merah muda, Lan Xin kembali berdiri di depan rumah keluarga Lei dengan perasaan campur aduk.
Mengenang saat perceraian dulu, dirinya juga menarik koper pergi. Kini kembali, perasaannya sudah berbeda.
“Nyonya muda~”
“Bibi Chen~”
Berpelukan dengan kepala pelayan yang keluar menyambut.
"Aku sudah tahu, Nyonya muda pasti akan kembali suatu hari!" Bibi Chen sangat lega.
"Meski hanya tinggal sementara beberapa bulan sebelum rumah baru selesai direnovasi, tapi setidaknya kita bisa membuat kudapan dan mengejar sinetron bersama lagi."
Lan Xin juga memiliki ikatan emosional yang khusus dengan Bibi Chen.
Jika bukan karena sikap heroik dan perkataan tegas kepala pelayan itu, mungkin dia masih harus melewati banyak penyimpangan bersama Lei Tingyu.
"Bagus sekali! Ngomong-ngomong, sudah nonton drama baru Sang Zirui belum?"
"Yang dia mainkan sebagai CEO yang otoriter dan super tampan itu? Aku sedang mengejarnya!" Lan Xin akhirnya menemukan Organisasi [penggemar].
Boss menyeret koper sambil mendengar dia lagi-lagi memuji pria lain tanpa batas, sorot matanya menjadi dingin.
"Minggir! Menghalangi jalan!"
Memandang punggung Tuan muda yang terlihat kesal dengan sombongnya, Bibi Chen bertanya dengan hati-hati pada Lan Xin.
"Nyonya muda, kalian berdua tidak bertengkar kan?"
Lan Xin menggelengkan kepala.
"Dia memang begitu, setiap bulan pasti ada beberapa hari sifatnya aneh tanpa alasan. Nanti juga terbiasa."
Langkah Boss terhenti. Setiap bulan... pasti ada beberapa hari... Kenapa kedengarannya begitu menjengkelkan?!
