BAB 289 SATU TAKTIK GAGAL LAHIRKAN TAKTIK BARU
"Jia Fang sedang berjuang keras, tiba-tiba melihat seorang perempuan bertopeng memanggil namanya."
"Siapa kamu?"
"Saya Feng Ting! Rumah kita sangat dekat, apakah kamu lupa padaku?" Feng Ting membuka pintu mobil dan turun.
"Mendengar nama Feng Ting, wajah Jia Fang langsung memucat pasi."
"Kamu... kamu... jangan mendekat!"
"Bagaimana Feng Ting bisa muncul? Mungkinkah dia tahu soal kejadian di masa lalu?!"
"Mengapa kalian menangkapnya?" tanya Feng Ting pada beberapa orang yang menahan Jia Fang, wajah mereka terlihat agak familiar.
"Oh iya, bukankah ini bodyguard-bodyguard Lan Xin?"
"Saat Lan Xin makan di toko, jika bukan Lei Tingyu yang mengantar sendiri, pasti bodyguard yang menjaganya."
"Orang ini adalah ibu Nyonya kami, kondisi spiritualnya kurang baik. Dia kabur dari rumah perawatan pribadi, Tuan meminta kami membawanya kembali."
"Bodyguard juga mengenal Feng Ting, tahu ini adalah orang yang cukup dihormati Nyonya, jadi bicaranya pun sopan."
"Oh, begitu ya..." Feng Ting menatap Jia Fang dengan penuh penyesalan, apa dia sudah gila?
Pantas saja setiap kali Lan Xin menyebutkan ibunya, selalu terlihat sedih. Ternyata Jia Fang sudah gila.
Tapi anaknya Jia Fang, kenapa wajahnya mirip sekali dengannya? Feng Ting menatap Jia Fang dengan keraguan.
"Jia Fang, siapa ayah Lan Xin?"
"Jangan mendekat! Aaah!"
Jia Fang mengeluarkan teriakan pilu, "Lan Xin adalah putriku, milikku!"
Dokter yang ikut bersama bodyguard segera maju dan menyuntikkan obat penenang pada Jia Fang.
"Maaf Bibi Feng, kami harus membawanya pergi." Bodyguard berpamitan pada Feng Ting sambil menahan Jia Fang yang sudah setengah pingsan.
"Di masa mudanya, Jia Fang sudah malas bekerja, bertindak ekstrem, penakut dan menghindar dari masalah. Tidak tahu bagaimana dia bisa melahirkan anak seperti Lan Xin."
Feng Ting menggelengkan kepala, rasa iba pada Lan Xin di hatinya semakin bertambah.
Dengan kondisi ibunya seperti ini, anaklah yang paling menderita. Nanti buatkan makanan enak, suruh Lei Tingyu datang mengambil untuk Lan Xin.
Setelah Feng Ting pergi, jendela mobil merah yang parkir di pinggir jalan perlahan diturunkan.
Sopir berkata dengan rasa bersalah, "Maaf Nona Besar, mobilnya tiba-tiba mogok. Mohon menunggu sebentar, akan segera ada mobil yang menjemput Anda."
“Bai Xiaonan yang duduk di kursi belakang melepas kacamata hitamnya, tersenyum licik yang mengerikan.”
“Jahatnya sempurna.”
“Kalau saja mobilnya tidak mogok, mana mungkin dia kebetulan melihat bahwa perempuan gila ini ternyata adalah ibu Lan Xin.”
“Gangzi, pulang dan periksa perempuan gila ini.” Bai Xiaonan memberi perintah ke bodyguard di kursi depan.
“Siap, Nona Besar!”
“Keluarga Lan, hehe, fengshui tempat ini benar-benar menguntungkanku. Waktu itu ada Lan Xiang, kali ini ada perempuan gila. Sepertinya Tuhan masih berpihak padaku.”
Bai Xiaonan bergumam sendiri, senyum di wajahnya semakin menyeramkan.
“Apakah Lan Xiang itu sudah mengaku tentang kita?” tanyanya.
“Tidak. Katanya dia sempat ingin mengaku di dalam, tapi transaksi uang kami sangat rapi. Mustahil dilacak.”
Bai Xiaonan mengangguk puas, “Sayang, Lan Xiang tidak becus. Tertangkap basah oleh Lei Tingyu.”
Hanya selisih sedikit saja, Lan Xin pasti sudah binasa. Sungguh disayangkan.
Tapi kehilangan bidak tak berguna seperti Lan Xiang bukan masalah. Semua jejak telah dihapus, bahkan Lei Tingyu yang serba tahu pun tidak menyadari dalang sebenarnya adalah dirinya.
“Periksa tuntas perempuan gila itu. Cari informasi yang bisa kita manfaatkan, paham?”
“Siap!”
“Lan Xin, kelemahanmu ada di mana-mana. Akan kulihat bagaimana Lei Tingyu bisa terus menjagamu!” Di balik kacamata hitam, mata Bai Xiaonan memancarkan kilatan licik.
"Mengetahui Jia Fang telah ditemukan, boss akhirnya lega, sedangkan Lan Xin dari awal sampai akhir sama sekali tidak tahu menahu."
Tinggal di rumah Fei Fei selama dua hari, boss akhirnya mau mengajaknya pulang, Lao Er yang bergembira hampir saja membakar dupa untuk mengantar kepergiannya.
Saat mengantar boss pergi, Mo Lao Er dengan licik berlari ke dekat telinga Lei Tingyu untuk menyombongkan diri.
"San Di, rumah kalian sudah begitu besar, jangan berebut wilayah kekuasaan dengan kami lagi. Keberadaanmu di sini membuatku tidak bisa akrab dengan istriku."
"Tidak bisakah kau bertahan satu hari tanpa hasrat birahi? Apa kau akan mati?"
Mo Huairen tertawa puas, tidak lupa memprovokasi boss.
"Hei, Fei Fei sekarang sudah hamil tiga bulan. Aku bisa melakukan apa saja sesukaku, tidak seperti orang tertentu. San Di, setidaknya kau harus menahan diri dua bulan lagi, bukan?"
Kalimat ini tepat menusuk titik lemah boss.
Di masa awal kehamilan Lan Xin, kondisi janin tidak stabil. Meski sekarang sudah stabil, boss memperlakukannya seperti boneka kaca, sama sekali tidak berani menyentuh.
Sang anak kecil ini justru semakin lengket setelah hamil. Saat tidur malam, tangan dan kakinya selalu melilit tubuh bos, wajahnya harus digesekkan ke badan bos baru bisa tidur nyenyak.
Dia memang tidur nyenyak. Tapi bos menderita, si bos kecil semakin menderita.
Melihat sikap sombong Lao Er yang layak dipukul itu, bos merasa kesal.
"Apa yang kalian berdua bicarakan?"】
Fei Fei mengantar Lan Xin ke mobil, melihat suaminya yang sedang berbaring di jendela mobil Lei Tingyu dengan senyum licik dan penuh kelakuan menjijikkan.
"Tidak ada apa-apa, aku sedang menasihati San Di. Istrinya sedang hamil tidak mudah, jangan sampai gegabah melukai bayi dan Sang Tuan. Ayo Sayang, cium dong! Aduh, aku gendong kamu pulang, malam bahagia kita singkat!"
Mo Lao Er terlalu sombong. Kesempatan untuk memprovokasi Lei Tingyu tidak banyak, harus segera dimanfaatkan.
"Ngomong sembarangan!" Fei Fei memerah wajahnya mendengar ucapan tak tahu malu Mo Lao Er.
"Takut apa? Kita suami-istri sah! Putra kita juga paham Ayahnya sedang berjuang keras mengejar istri. Bebas berbuat apa saja. Tidak seperti orang tertentu yang menahan diri belasan tahun, baru bisa 'makan' tapi masih harus terus menahan—ngomong-ngomong San Di, katanya perempuan kesayanganmu sampai ingin menjauhi sabun mandi yang kamu pakai?"
Mo tertawa nakal. Cerita Lan Xin muntah karena mencium aroma sabun mandi sudah diketahui semua anggota geng.
Boss memandang dingin kesombongan Mo Lao Er sambil menutup jendela mobil, hampir menjepit Mo Lao Er.
"Putramu paham usahamu mengejar istri, tapi apakah istrimu akan memaafkanmu karena dulu pura-pura sakit untuk menipunya? Lao Er, paru-parumu bukan cuma di bahu, otakmu juga sudah dikuasai jaringan spons. Kau benar-benar tak terselamatkan."
Disertai sindiran pedas sang boss yang sombong sebelum menutup jendela, boss pergi meninggalkan tempat.
"Mo Huairen! Dulu kau berani menipuku!" Fei Fei marah mendorong Mo Lao Er. "Malam ini kau tidur di ruang belajar!"
"Dulu kami punya konflik, dia pura-pura kena penyakit mematikan untuk menipuku. Jelas-jelas tidak tertusuk paru-paru, tapi demi mendapat maafku, berpura-pura jadi korban. Sekarang kepikiran lagi bikin kesal!"
"Istri, jangan tertipu oleh San Di si licik itu! Hatiku padamu, matahari dan bulan yang menjadi saksi. Istri, tunggu aku~"
Mo Huairen mengejar Fei Fei dengan susah payah.
Dalam hati berpikir: Pria yang tidak puas ini benar-benar tidak boleh sembarangan disinggung. Lihatlah San Di, sampai hasrat terpendamnya membuat hatinya terdistorsi...
"Suami, mengapa Mo Lao Er bilang kau menahan hasrat lebih dari sepuluh tahun?" Di perjalanan pulang, Lan Xin bertanya penasaran.
Sepertinya sebelumnya juga pernah dengar Si Keempat bicara soal itu.
Pangkal telinga boss mulai memerah.
"Pasang sabuk pengamanmu!"
Lan Xin bergumam sambil memasang sabuk pengaman.
"Dulu Si Keempat juga bilang kau fobia wanita, gunung es sepuluh ribu tahun yang perjaka. Mo Lao Er juga bilang begitu. Apa benar sebelumnya kau tidak pernah punya pacar?"
