Bab 291 Lan Xin Memenangkan Hadiah
Di ruang pasien, Jia Fang sedang bergembira.
“Siapa yang berani tes darah, aku akan menikam diri sendiri!”
Dokter tidak bisa berbuat apa-apa. Kebetulan pekerja perawatan masuk memberitahu ada tamu untuk Jia Fang, dokter dan pekerja perawatan pun keluar sementara.
Mata Jia Fang memancarkan cahaya licik.
Tanpa sengaja dia mendengar, orang-orang ini melakukan tes darah untuk memeriksa DNA-nya dan Lan Xin. Iblis Lei Tingyu itu sudah mulai mencurigai status aslinya!
Sekali-kali tidak boleh membiarkan Lei Tingyu mengambil sampel darahnya. Jika hal itu terbongkar, dia pasti akan dimatikan oleh Lei Tingyu!
Membayangkan strategi menyeramkan Lei Tingyu, Jia Fang gemetar ketakutan.
Tapi, bagaimana cara menghindari pemeriksaan pengambilan darah ini?
Saat dia masih bingung, Feng Ting masuk sambil membawa buah-buahan.
"Jia Fang, aku datang mengunjungimu."
Mata Jia Fang berbinar. Kehadiran Feng Ting di saat seperti ini benar-benar... sangat tepat waktu.
"Jia Fang, apa kamu masih ingat aku? Aku Feng Ting."
"Wajahmu kenapa?" tanya Jia Fang.
"Kebakaran bertahun-tahun lalu, tak sengaja terbakar."
"Pria dari Negara E itu tidak menikahimu?" Jia Fang selalu mendendam pada kesuksesan Feng Ting yang melesat ke puncak.
Dulu saat Feng Ting berpacaran dengan pria dari Negara E itu, dia sering diberi hadiah mahal yang membuat Jia Fang sangat iri.
Meski berasal dari desa yang sama, takdir mereka sangat berbeda.
"Aku dan dia sudah putus lebih dari dua puluh tahun lalu. Sekarang aku hidup sendiri, membuka restoran spesial."
Mendengar kabar buruk tentang kehidupan Feng Ting, sorot mata Jia Fang memancarkan kegembiraan yang sakit. Dia sangat senang mengetahui Feng Ting menderita.
"Feng Ting mengunjungi Jia Fang sambil membawa kerinduan akan ikatan persahabatan masa lalu, mereka mengobrol sebentar."
"Tiba-tiba Jia Fang mengulurkan tangan, mengelus rambut Feng Ting."
"Jepit rambutmu ini sangat cantik."
"Kulit kepala Feng Ting terasa perih, jepit rambutnya terseret lepas disertai beberapa helai rambutnya yang tercabut."
"Gerakan Jia Fang sangat tidak sopan, tapi sebagai pasien, tindakan overaktifnya masih bisa dimaklumi."
"Kalau kau suka, ambil saja."
"Jia Fang memang menunggu kalimat itu. Tangannya menggenggam jepit rambit sambil menampakkan senyum licik."
"Kalau begitu... terima kasih."
"Feng Ting tinggal lebih lama, melihat kenangan lama sambil merenungi perubahan waktu, baru kemudian pergi."
"Kaki depan baru saja pergi, kaki belakang Jia Fang langsung mencabut rambut dari jepit rambut itu. Hehe, Tuhan masih di pihaknya."
"Di luar rumah perawatan, di dalam Porsche merah, Bai Xiaonan menatap papan nama rumah sakit sambil bertanya pada bodyguard:"
""Gangzi, sudah kau selidiki? Ibu Lan Xin ada di rumah perawatan ini?""
""Benar.""
""Apa informasi internal bisa didapatkan?""
""CEO Lei mengontrol ketat rumah sakit ini. Saat ini belum ada cara untuk mendapatkan informasi internal," jawab bodyguard jujur."
"Saat itu Bibi Feng baru saja keluar. Bai Xiaonan masih memiliki kesan samar tentang perempuan bertopeng ini."
""Perempuan ini juga perlu diselidiki.""
"Tepat saat Bai Xiaonan memutuskan untuk pergi, tiba-tiba matanya berbinar."
Dari rumah perawatan pribadi keluar seorang dokter berbaju putih yang terlihat familiar.
Dia adalah teman SMP-nya, lupa namanya, tapi pasti saling mengenal!
Bai Xiaonan turun dari mobil, menggunakan pesona ratu sekolah di masa siswanya, bercakap-cakap sebentar dengan dokter yang dulunya juga menyukainya.
Sang dewi masa lalu tiba-tiba "bertemu secara kebetulan", tentu membuatnya gugup hingga bicara tak karuan.
Bai Xiaonan hendak mengalihkan topik ke Jia Fang untuk mengorek informasi berguna, tapi tiba-tiba ponsel dokter berbunyi.
"Nyonya tua menolak pengambilan darah? Hanya mau memberikan rambut? Meski rambut bisa diuji DNA, lebih baik meminta petunjuk CEO Lei. Ya, saya tahu, nanti akan minta direktur rumah sakit menghubungi CEO Lei."
Mata Bai Xiaonan berkilat, rupanya dia menemukan orang yang tepat.
"CEO Lei yang kau sebutkan, apakah Lei Tingyu dari Lei Group?"
"Benar."
"Lalu Nyonya tua itu, apakah ibu dari Lan Xin?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku teman baik Lan Xin. Ngomong-ngomong, mengapa CEO Lei ingin menguji DNA Nyonya tua?"
"Kami tidak tahu detailnya, hanya menjalankan perintah atasan - Xiaonan, bisakah aku mengajakmu makan malam?"
Dokter itu menggosok-gosokkan tangan gembira. Bai Xiaonan menyembunyikan rasa jijik dengan senyuman.
Kodok ingin menyantap daging angsa, goblog! Andai bukan karena nilai manfaatnya, ingin sekali menamparnya.
"Lain kali saja, kita tukar nomor ponsel." Dokter ini jelas bernilai manfaat terbesar yang bisa dimanfaatkan.
"Sekarang, hal yang paling ingin dilakukan Bai Xiaonan adalah meneliti mengapa Lei Tingyu harus membandingkan DNA Jia Fang dengan siapa."
Beberapa hari kemudian, Lan Xin duduk di sofa, terus menyetel DSLR miliknya.
Kamera mengarah ke Lei Tingyu, tidak pernah bosan mengambil foto dengan irama seperti ini.
"Sayang, CEO Jin akan kembali beberapa hari lagi, kamu tahu?"
Lei Tingyu sedang menulis program, mengangguk tanda mengerti.
Jin Shishi dan Mu Feng akan menikah, CEO Jin akan datang ke sini untuk menghadiri pernikahan putrinya.
"Dia mungkin akan berkunjung ke rumah kita lho."
Jari-jari boss tiba-tiba berhenti, menengadah dengan wajah tidak senang.
"Kamu masih terhubung dengannya?!"
Wanitanya ini, sejak kapan masih terhubung tipis seperti akar teratai dengan pria tua di luar?
Cemburu boss tidak hanya melintasi batas negara, tapi juga cemburu lintas generasi.
"Masih terhubung, hehehe..." Lan Xin menampakkan senyum puas.
Melihat api cemburu boss hampir meledak, dia buru-buru mendekat, duduk di pangkuannya sambil membuka surelnya dengan komputer milik suaminya.
"Lihat, apa ini~"
Boss menekan petunjuknya, membuka surat berbahasa Inggris yang baru diterima.
Ini...?
"Kamu menang hadiah?"
Boss terkejut, surat ini ternyata dari kompetisi fotografi terkenal luar negeri, Lan Xin memenangkan juara satu kategori amatir!
"Hahaha!" Lan Xin menyilangkan tangan di pinggang, tertawa puas dengan wajah yang hampir menulis tiga kata besar.
Puji aku!
Boss mencium pipinya sebagai bentuk apresiasi.
"Bukankah sebelumnya aku pernah memberimu satu set foto halo bulan yang kami ambil di Negara E? Yang dipajang di kepala ranjang kita itu."
Boss masih ingat, itu foto dirinya yang mandiri di bawah sinar bulan, wajahnya tidak jelas tapi pemahaman konseptualnya indah.
Napas besar tapi menyiratkan kesepian, Boss sendiri tidak terlalu suka, dia merasa dirinya sama sekali tidak ada hubungannya dengan Kesepian.
Tapi Lan Xin menyukainya, foto itu terus dipajang begitu saja.
"Waktu Shishi datang main, dia bilang sangat suka foto itu, minta film dasarnya padaku. Aku kirimkan ke dia, dia mengirimkannya ke CEO Jin untuk mendaftarkanku di kompetisi fotografi. Lihat betapa hebatnya istrimu, langsung menjuarai!"
Saat Lan Xin tahu kabar ini, hampir mati ketawa senang.
Bertahun-tahun menyukai fotografi, baru pertama kali dapat penghargaan internasional.
"Kau berikan fotoku... ke perempuan lain?" Boss hanya mendengar kalimat ini.
"Lagipula sudah diambil sampai tak bisa dikenali, ibu sendirimu pun tak akan mengenalimu. Lihatlah komentar juri tentang foto ini. Zieeett, Raja yang Kesepian dalam Cahaya Bulan, merepresentasikan jarak antar manusia di perkotaan..."
Lan Xin membacakan komentar di surat itu, prestasi ini cukup membuatnya bahagia beberapa hari.
Namun, Boss tidak senang.
"Tak bisa dikenali?"
