Bab 292 Jarak dari Kebenaran Sudah Sangat Dekat Oh
Konsekuensi menyinggung pria licik memang sengsara. Menurut tradisi sebelumnya, Lan Xin seharusnya DIbalik bolak-balik lalu DIMAKAN.
Tapi sekarang, karena bayi dalam perut, strategi hukuman ini tidak bisa digunakan.
Namun boss juga tidak mengampuninya, meski tidak sampai tuntas, cukup membuat Lan Xin merasa "menakjubkan".
Tapi saat Lan Xin menatap punggung boss yang sedang menyiram air dingin, tiba-tiba merasa keseimbangan psikologis—tindakan menyakiti musuh seribu dengan mengorbankan delapan ratus ini, boss juga tidak mendapat keuntungan.
Saat tidur malam, mata boss memancarkan cahaya hijau, mengawasi perut Lan Xin—berapa lama lagi...
Ada informasi masuk, boss mengambil ponsel di kepala ranjang.
Ini hasil tes DNA yang dipercepat.
Data Lan Xin dan Jia Fang menunjukkan probabilitas hak asuh 99.99%.
Benarkah ini anak Jia Fang?
Boss memandang Lan Xin yang sedang tidur, alisnya berkerut.
Mungkinkah dia terlalu banyak berpikir?
Segala kebetulan sebelumnya—termasuk Jia Fang yang terus mengatakan Lan Xin bukan putrinya, Lan Xin tidak lahir di rumah sakit, tanggal sehari sebelum ulang tahun Lan Xin yang tertulis saat membakar kertas...
Sebenarnya hati boss enggan mempercayai Jia Fang adalah ibu Lan Xin. Jika Jia Fang bukan ibu kandung, dia bisa langsung merebut posisi pertama dalam hati Lan Xin.
Juga tidak perlu khawatir Kucing liar selalu sedih karena ibu yang tidak menyayanginya.
Tapi ternyata benar ibu kandung... Jika begitu, boss hanya bisa mengusap pelipis.
Sudahlah, benar ya benar—dia punya segudang strategi untuk menghalangi Lan Xin menemui Jia Fang. Jarang bertemu Jia Fang bagi Lan Xin sama dengan mengurangi penderitaan.
Boss menunggu sampai Lan Xin benar-benar menjadi ibu, saat buah cinta mereka lahir ke Dunia, Lan Xin bisa mencurahkan lebih banyak perhatian pada sang Putri, tanpa sempat mengingat sang Ibu yang kejam.
Setelah menghapus catatan, hal ini langsung dilupakan oleh Lei Tingyu.
Selama dia ada, tak seorang pun bisa menyakiti Lan Xin. Benar atau tidak, bukan alasan bagi Jia Fang untuk melukai Lan Xin.
Pernikahan Jin Shishi tidak dirayakan besar-besaran. Perutnya sudah terlihat jelas, mengenakan gaun pengantin kurang menarik. Mereka terpaksa mendapatkan sertifikat pernikahan dulu, mengadakan acara sederhana, baru akan menggelar resepsi di Negara E setelah bayi lahir.
Saat Jin Tian datang, amarahnya memuncak.
Tak ada ayah yang rela melihat putrinya hamil sebelum menikah, apalagi dia pernah membatalkan pernikahan dengan Mu Feng sebelumnya.
Maka ketika Jin Tian datang, dari awal sampai akhir tak pernah menunjukkan wajah ramah pada Mu Feng. Usai menghadiri pernikahan, dia mengabaikan upaya ibu Mu Feng yang berusaha keras menyenangkannya, langsung menginap di hotel.
Boss Lei sangat menikmati situasi ini.
Melihat calon rival cinta masa lalu mendapat perlakuan dingin dari ayah mertuanya, mood Boss Lei bagus sepanjang hari.
Lan Xin sangat bingung. Dulu bagaimana mungkin dia menganggap Boss Lei sebagai pria matang yang stabil? Benarlah pepatah "Hari" membuka tabir hati manusia.
Mood bagus Boss Lei juga membawa keuntungan bagi Lan Xin.
Mu Feng selalu dianggap bukan orang baik oleh Boss Lei. Sementara Jin Tian sebagai ayah mertua Mu Feng yang terus menyulitkan Mu Feng, dalam logika Boss Lei: musuh dari musuhku adalah sekutuku!
Jadi, ketika Lan Xin mengusulkan untuk mengundang Jin Tian ke rumah keluarga Lei sebagai balas jasa atas penyelamatannya di Negara E, boss dengan sangat senang setuju.
Lan Xin dan Jin Tian sama-sama penggemar fotografi, sedangkan teman baik boss Gong Yun juga seorang master fotografi. Lan Xin ingin mengumpulkan mereka untuk mengadakan pesta kecil keluarga sebagai ajang komunikasi antar penggemar fotografi, yang cukup bagus.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Gong Yun dan Jin Tian, Lan Xin mulai mempersiapkan. Semangatnya yang berkobar-kobar bagi boss terasa seperti pedang bermata dua.
Di satu sisi senang melihatnya sibuk sehingga bisa meredakan ketidaknyamanan di trimester awal kehamilan, tapi di sisi lain juga merasa cemburu karena dia begitu sibuk mengurus pria lain – itu pun lebih dari satu!
Tapi kata-kata sudah terlanjur diucapkan. Tak mungkin menarik kembali. Maka dengan licik, boss diam-diam memesan dua set pakaian rumah dari luar negeri.
Pasangan...
Sekalian mengganti semua perlengkapan hidup di rumah Lei dengan set yang sama diam-diam. Untuk tamu disediakan yang terpisah. Aksi pamer kemesraan tak kasat mata ini membuat kepala pelayan Chen Shen'er geleng-geleng kepala.
Kenapa rasanya setelah Nyonya muda rujuk dengan Tuan muda, tingkat kedewasaan tuannya malah merosot drastis?
Tapi kelicikan boss pada hari itu sia-sia belaka.
Tiga penggemar fotografi itu asyik mengobrol sampai tak ada yang memperhatikan detail-detail kecil yang sudah dipikirkan mati-matian oleh boss. Wajah boss pun semakin menghitam.
“Foto ini sangat memuaskan, lihat cahaya ini...” Lan Xin memegang foto lamanya sambil berdiskusi panas.
Boss melihat Jin Tian dan Gong Yun, dua pria, semakin mendekati perempuan di sisinya...
Dengan tenang, dia duduk lebih dekat ke Lan Xin, tangan dengan natural terletak di bahunya.
Deklarasi kekuasaan! Perempuanku, milikku!
"Suami, geser sedikit, menghalangi cahaya nih!"
Boss yang diabaikan akhirnya tak tahan lagi, merebut album foto digital dari tangan Lan Xin dan menekan tombol matikan.
Tiga penggemar fotografi bersama-sama menyaksikan boss yang terus memaksakan eksistensinya.
"Saatnya makan."
"Baru pukul 10.30?" Lan Xin masih asyik mengobrol.
"Kalau kamu tidak lapar, putri dalam perutmu pasti lapar!" Boss terlihat lembut, tapi tangan yang menekan album foto digital sama sekali tidak mau berkompromi!
Bayi imut dalam kandungan kembali kena tembakan liar. Ibu pakai dia sebagai alasan, Ayah juga mulai pakai dia sebagai alasan. Bisakah jadi janin dengan tenang?!
Lan Xin hendak protes, tapi Gong Yun yang sudah melihat San Di di ambang ledakan akhirnya melangkah maju membela boss yang diabaikan seharian.
"Makan sambil ngobrol saja, kondisi adik ipar sekarang memang khusus."
Lan Xin mengangguk, "Makan dulu, setelah makan kita lanjutkan. Masih banyak waktu!"
Dalam diam, boss membuat keputusan: Dalam waktu dekat, Lan Xin tak akan bertemu lagi dengan kedua orang ini.
"Karena Lan Xin hamil, boss tidak memintanya memasak sendiri, hanya menyuruh koki menyiapkan satu meja hidangan. Setelah duduk, Gong Yun dengan cermat melihat di depan Lan Xin terhidang beberapa piring menu berbeda."
"Tak disangka San Di, ternyata adalah orang pertama di antara kita yang menjadi ayah," kata Gong Yun.
Dari desain detail di setiap sudut rumah keluarga Lei, bisa dirasakan betapa San Di memperhatikan anak dalam kandungan Lan Xin.
Seluruh area telah dipasang anti slip, minyak esensial di udara semuanya untuk menenangkan kandungan, bahkan makanan pun harus diolah secara khusus.
"Kucing kecilku ini setelah hamil jadi sangat pemilih, banyak makanan yang tidak bisa masuk," boss menjepitkan sepotong acar untuk Lan Xin.
"Acar kecil ini dibuat oleh senior yang sangat kusukai, tidak bisa ditemukan di tempat lain. Anehnya, aku muntah kalau makan yang lain, hanya ini yang tidak."
Hidangan pembuka Bibi Feng telah menjadi kebutuhan harian Lan Xin, sekali saja tidak makan langsung kehilangan nafsu.
"Pemimpin, Paman Jin, kalian semua harus mencoba. Ini masakan rumahan khusus yang autentik, tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kalian yang lama di luar negeri, pulang harus mencobanya."
Lan Xin mendorong piring makan. Atas undangannya, Jin Tian mencicipi sesuap, tiba-tiba wajahnya berubah pucat.
