Bab 295 Mantan direktur yang otoriter, tetap tampan
"Ting Yu, aku, aku hanya..."
Tanpa menyangka pria yang dikaguminya tiba-tiba muncul, Bai Xiaonan yang dicengkeram lengannya oleh Lei Tingyu gugup menjelaskan dengan terbata-bata.
Menatap sorot mata dingin seperti es sang bos, jantung Bai Xiaonan berdebar. Sadar telah menyinggung Lei Tingyu, matanya berkedip licik. Seketika dia ingin mengalihkan tanggung jawab ke Bibi Feng.
"Ini semua gara-gara perempuan ini!"
Bai Xiaonan menuding Bibi Feng, tak menyadari sikap tidak ramahnya membuat Jin Tian di belakang Lei Tingyu berwajah muram. Matanya penuh ketidakpuasan pada Bai Xiaonan.
Pandangan pada Feng Ting kembali berubah penuh belas kasih.
Beginikah cara dia diperlakukan selama ini?
Untung ada Lan Xin yang melindunginya. Tapi saat Lan Xin tidak ada, bagaimana seorang perempuan seperti dia bertahan melewati tahun-tahun sulit ini?
Bai Xiaonan belum sadar tindakannya telah menyinggung Jin Tian dan Lei Tingyu sekaligus. Masih dengan tak tahu diri, terus menuding Feng Ting mencari-cari kesalahan.
"Perempuan ini mengelola bisnis dengan licik, berkualitas rendah, moralnya bobrok. Lihatlah topeng yang dikenakannya, jelas menyembunyikan wajah penuh dosa! Ting Yu, aku benar-benar khawatir. Kalau Lan Xin berteman dengan orang seperti ini di luar, pengaruhnya akan sangat merusak Lei Group."
Bai Xiaonan memanfaatkan sindiran untuk merendahkan Bibi Feng, sekaligus menyindir Lan Xin secara tersirat bahwa Lan Xin tidak memperhatikan status, sambil mengangkat level masalah hingga menyangkut seluruh Lei Group.
Begitu ada kesempatan langsung menjebak Lan Xin dengan licik.
Tanpa disadari, kali ini kepintarannya justru menjerumuskannya sendiri, mengangkat batu untuk menghantam kakinya sendiri.
Lei Tingyu awalnya masih kesal pada Bai Xiaonan yang kembali membicarakan kucingnya, tapi saat mendengar Bai Xiaonan terus-terusan menghina Bibi Feng dengan tak tahu diri.
Sorot mata bos pada Bai Xiaonan sudah mulai penuh kasian.
Bahkan tanpa menoleh pun bisa merasakan CEO Jin yang hampir meledak amarahnya.
Maka dengan langkah tak biasa, bos tidak menjadi target serangan utama, melainkan dengan santai memeluk istrinya sambil mundur ke samping, tak lupa menambahkan minyak untuk membakar amarah Jin Tian.
"Kau bilang Bibi Feng, apa?"
Mendengar dewa tampannya berbicara padanya, Bai Xiaonan mengira jebakannya berhasil, lalu dengan cepat melanjutkan fitnahan pada Bibi Feng.
"Lihatlah perempuan tua ini, sudah keriput dan jelek. Mengapa yang lain berani menunjukkan wajah, hanya dia yang tidak?"
Langkah Bai Xiaonan semakin mendekati Bibi Feng, dengan suara yang terkesan lembut namun mengucapkan kata-kata paling kejam di dunia.
"Mungkin dia buronan, makanya pakai topeng karena takut ketahuan. Katalah, kenapa tidak berani membuka topengmu!"
"Aku--" Bibi Feng terus mundur dihantam sindiran Bai Xiaonan.
Wajah Feng Ting setelah sebagian terbakar api menjadi lebih rendah diri. Saat ini terus diincar Bai Xiaonan, dia sangat tegang hingga tidak melihat Jin Tian yang masuk bersama Lei Tingyu.
Lan Xin melihat ini sudah ingin meledak, berani menginjak-injak Bibi Feng!
Boss malah menghadangnya, mencegahnya maju. Lan Xin tidak terima menengadah, menyorot mata mempertanyakan Lei Tingyu.
Jangan halangi! Aku harus merobek sampah ini!
Boss memberi isyarat mata agar tetap tenang, sedikit menoleh ke arah Jin Tian maksudnya:
Tak perlu sok gaya, ada yang akan musnahkan dia!
Melihat Lei Tingyu menghalangi Lan Xin, semangat Bai Xiaonan semakin membara.
"Berani lepas topengmu, biarkan semua lihat wajah menjijikkanmu?"
Feng Ting mengkerut. Jin Tian tak tahan lagi, maju. Seorang pria terhormat berpendidikan puluhan tahun, berani bertindak kasar pada wanita.
Jin Tian mendorong Bai Xiaonan.
"Cukup!"
Feng Ting mendengar suara ini, kepala tertunduk perlahan terangkat. Suara ini... kok... mirip sekali dengannya?
Saat melihat profil Jin Tian, pandangan Feng Ting berkunang-kunang, kaki langsung lemas hendak pingsan.
Emosi terlalu bergembira, Jin Tian cepat menahannya, penuh kewaspadaan memeluknya, mendudukkannya di bangku, menekan titik renzhongnya dengan tangan.
“CEO Jin, saya adalah teman putri Anda Jin Shishi di sekolah Negara E. Nama saya Bai Xiaonan. Saya rasa Anda telah ditipu oleh perempuan ini...”
Bai Xiaonan cepat-cepat memperkenalkan diri pada Jin Tian, namun terkejut melihat sorot mata merahnya.
“Jika Feng Ting sampai terluka sedikit pun, aku tidak akan mengampuni keluarga Bai!”
“Tapi dia perempuan tak tahu malu! Lan Xin hanya berteman dengan orang-orang rendahan. Mereka semua punya niat tersembunyi! Jangan hanya lihat permukaannya, dia sebenarnya——”
Lan Xin tak tahan lagi. Ia melepaskan belenggu bos, mengambil piring di meja dan menumpahkan isinya ke wajah Bai Xiaonan.
“Diam kau! Bibi Feng adalah perempuan terbaik di dunia! Perempuan berhati hitam sepertimu tak berhak menghinanya!”
Kuah berantakan mengalir di wajah Bai Xiaonan yang menjijikkan dan memalukan. Perempuan itu menjerit hendak melawan.
Tapi didorong oleh Jin Tian.
“Jika bukan karena kau perempuan, sudah kuborong pipimu.” kata Jin Tian dingin.
“Kenapa?!” Bai Xiaonan mendapat pelajaran tegas dari Lan Xin.
Ditambah melihat Jin Tian dan Lei Tingyu jelas-jelas memihak, ia semakin tidak terima.
“Karena dia adalah istriku, Nona Bai. Kau menghina istriku di depan umum. Utang ini akan kuperhitungkan.”
Jin Tian menahan tubuh Feng Ting, menepuk-nepuknya dengan penuh kasihan, matanya tak berkedip memandangi wanita itu. Meski terhalang topeng, dia bisa merasakan sorot mata indahnya yang tak berubah.
Feng Ting sudah sadar, tapi tak berani membuka mata. Mungkinkah itu dia?
Jangan-jangan ini hanya lelucon kejam dari langit?
Tapi dari kehangatan pelukannya, suaranya, semuanya membisikkan padanya: Semua ini nyata.
"Istri? Tapi, bagaimana mungkin——" Bai Xiaonan hampir pingsan.
Apa dia baru saja menyinggung CEO Grup Jin?
Tapi bagaimana mungkin pengusaha besar seperti Jin Si punya istri yang hanya membuka restoran kecil?!
"Segala yang kau lakukan pada istriku hari ini kucatat baik-baik. Karena kau masih muda dan kurang didikan, aku takkan memukulmu. Tapi..." suara Jin Tian tiba-tiba berubah dingin.
"Aku akan menemui orang tuamu! Kegagalan mendidik anak adalah kesalahan orang tua!"
Lan Xin segera mengangguk, matanya berbinar-binar sambil berdecak kagum.
"CEO otoriter ini sudah tua jadi mantan direktur otoriter, tetap tampan juga ya!"
Boss yang awalnya menikmati pertunjukan 'Bai Xiaonan Mencari Mati' ini merasa sangat terhibur.
Tapi mendengar Lan Xin memuji ketampanan pria lain, Boss kesal memutar wajahnya ke arah sendiri, menunjukkan keberadaan dengan garang.
Lan Xin mengatupkan mulut, mendekat dan menciumnya sebentar, lalu menjilat dengan manis: "Boss tetap yang paling tampan di hatiku!"
Dibandingkan keharmonisan Lan Xin dan Boss, Bai Xiaonan sekarang merasa darahnya membeku.
Menyinggung Jin Tian, keluarga Bai pasti akan jadi korban, bagaimana caranya Ah...
“Nona Bai, sebaiknya kamu minta maaf pada istriku.” Jin Tian memerintah.
“Maafkan saya Ibu, sungguh tak kusangka Anda adalah istri CEO Jin, aku benar-benar tidak sengaja!” Bai Xiaonan segera meminta maaf.
“Maksudmu? Bukan istri CEO Jin, pantas saja dihina? Nona Bai, tiga pandangan hidupmu ini benar-benar mem-batas bawah-ku!” Lan Xin tak sungkan menghancurkan panggung.
