Bab 309 Ada Orang Datang ke Gerbang Mencari Penyiksaan
“Masalah ini, tidak ada ruang negosiasi.” Jin Tian dan boss bersahutan serentak.
Lan Xin melihat tingkah mereka, marah menarik nampan kue kering di depan Jin Tian, memeluknya di dada, kesal memaksakan ke mulut.
“Jangan kasih kalian makan! Kalian semua menginjak-injak aku!”
Jin Tian melihat putrinya bersikap kekanak-kanakan, hanya bisa menggeleng, menepuk bahu boss.
“Sifat Xin Xin ini, menyusahkanmu.”
Boss juga menggeleng dengan serius, “Jika bukan aku yang masuk neraka, siapa lagi?”
Lan Xin tersedak marah karena mereka berduet, boss buru-buru menyodorkan air sambil merebut kuenya...
Saat Tiga Orang sedang berdebat sengit soal percobaan pembunuhan Shishi, kepala pelayan Jin Tian mengetuk pintu.
“Tuan Besar, ada perempuan di luar menangis histeris minta bertemu Nyonya, katanya...” Kepala pelayan ragu sebelum melanjutkan.
“Dia anak Nyonya yang terpisah bertahun-tahun.”
Jin Tian terpaku, Lei Tingyu dan Lan Xin juga bingung.
Ini situasi apa?
“Suruh masuk.” Jin Tian cepat bereaksi, bertukar pandang dengan Lei Tingyu, boss mengangguk.
“Tingyu bawa Xin Xin ke ruangan belakang ruang belajar, jangan keluar. Aku ingin lihat siapa yang punya informasi cepat sampai tahu soal Feng Ting.”
Usai penjelasan Jin Tian, boss langsung membawa Lan Xin masuk ke ruang dalam.
Ruang yang terhubung dengan ruang belajar Jin Tian, ada sebuah blind. Melalui celah, bisa melihat situasi di dalam ruang belajar.
"Siapa yang tidak tahu malu begini? Ayah Ibu bisa sembarangan diakui?" Lan Xin bersandar di pelukan boss, berdua menatap melalui jendela, menunggu orang yang berani mengaku-aku orang tua datang.
"Masih ada siapa lagi." boss mendengus, dia mungkin sudah menebak siapa pelakunya.
"Kasih tahu dong?" Lan Xin menatapnya dengan harap.
Boss mendengus, "Asal-usulmu, siapa yang menyelidiki?"
Lan Xin menarik napas dalam-dalam, "Bai Xiaonan?!"
Segera menggeleng, "Tidak mungkin, orang tua kandungnya sendiri juga baik padanya, ngapain merebut milikku?"
"Serakah." Jawaban boss sangat langsung.
Keluarga Bai meski kondisinya cukup baik, tapi dibandingkan garis keturunan Jin Tian, masih lebih rendah.
Lagipula Bai Xiaonan menyimpan dendam lama pada Lan Xin, menggunakan metode penipu identitas palsu ini, mengira sempurna tanpa celah, merebut keluarga Lan Xin.
"Tapi, aku sudah saling mengakui dengan Ayah Ibu! Dia begini, bukannya sama saja memberitahu semua orang kalau dia penipu? Tindakan cacat otak seperti ini, tidak seperti Bai Xiaonan."
"Orang yang menganggap diri pintar, selalu memandang IQ orang lain rendah."
Boss berani bertaruh, Bai Xiaonan pasti tidak tahu kalau Lan Xin sudah saling mengenal dengan Jin Tian Feng Ting.
Dia lebih dulu mendeteksi jebakan Bai Xiaonan, langsung membawa Lan Xin untuk mengakui keluarga, semua ini dilakukan secara rahasia.
“Jin Tian sementara tidak mengumumkan status Lan Xin ke publik, sehingga Bai Xiaonan hingga sekarang masih menganggap dirinya menguasai rahasia asal-usul Lan Xin, dan dengan niat jahat yang tak terduga, ingin merebut segala yang dimiliki Lan Xin!”
Lan Xin merenung, merasa ini terlalu menyeramkan.
“Jika bukan karena kearifan dan keperkasaan suamiku...apakah Ayah Ibu-ku akan direbut oleh perempuan ini?!”
Boss Lei Aojiao mendengus dengan sombong, “Selama aku ada, bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi?”
Kali ini Lan Xin tidak membantah Lei Aojiao, karena memang dia punya modal untuk bersikap sombong.
“Suamiku...di kehidupan sebelumnya pastilah aku telah menyelamatkan alam semesta dan Bima Sakti, sehingga bisa bertemu pria sebaik dirimu!”
Irama pujian yang tak pernah cukup, sungguh mengharukan!
“Jadi, bahkan kue kering pun tidak kau berikan padaku, begini caramu memperlakukan pria baik?” Boss masih menyimpan dendam.
Lan Xin bersembunyi di pelukannya seperti kucing kecil, merajuk sekuat tenaga.
“Aku salah! Nanti akan kubuatkan banyak kue kering untukmu!” Memperbaiki kesalahan, mengambil keuntungan saat unggul~
Si anak kecil ini, Boss merasa sejak hamil, Lan Xin jadi sangat mudah merajuk.
Setelah mengakui Ayah Ibu kandungnya, selain suka merajuk, ketebalan rasa malunya juga meningkat secara eksponensial.
Semakin menunjukkan sifat kucing, langsung memanjat tongkat...
Liciknya membuatnya sekaligus dicintai dan dibenci.
“Aku punya usulan yang lebih baik, sebagai balasan untuk pria baik sepertiku ini.”
Melihat mata yang terlalu bersahabat itu, hati Lan Xin dipenuhi firasat buruk.
“Apa yang ingin kau lakukan...”
boss mencengkeram tangannya, perlahan menurunkan. Wajah Lan Xin langsung memerah membara.
"Ayahku di sebelah!"
"Dia sekarang, tak punya waktu mengawasi kita." Boss berpikir dengan niat jahat, sebenarnya begini lebih penuh adrenalin.
"Tapi, Bai Xiaonan sudah masuk!" Wajahnya merah bisa merebus telur, pria tak tahu malu ini... Goblog!
"Dia sudah masuk, tapi aku sudah 2 bulan tidak masuk..." Boss bermain kata, menempel padanya, pipi beradu rambut.
Cepat datangkan seseorang, tarik kembali pria tak tahu malu ini!
Lan Xin berpikir dengan tak berdaya.
Di balik satu dinding, Bai Xiaonan masuk bersama kepala pelayan. Jin Tian berpesan agar Feng Ting jangan mendekat, dia menemui Bai Xiaonan sendirian.
Baru masuk pintu, Bai Xiaonan langsung menangis histeris. Tangisnya mengharu-biru seperti bunga pir yang terguyur hujan musim semi.
Lan Xin yang sedang ditekan boss melakukan hal memalukan, terkejut melihat ekspresi Bai Xiaonan.
"Akting ilahi!"
Nangisnya kayak beneran! Kenapa dia tidak punya keahlian akting seperti si dia?
Boss memutar kepalanya, "Fokusmu sekarang harusnya padaku."
Di sisi ini bergairah membara, di sisi lain penuh kesedihan.
Setidaknya, Bai Xiaonan merasa atmosfer saat ini berhasil dia ciptakan sangat tragis.
Tak tahu kalau akting ilahinya yang dia banggakan, di mata orang lain cuma lelucon besar.
"Nona Bai, ada keperluan apa?" Jin Tian bertanya dengan dingin.
"Bai Xiaonan terkejut dengan reaksinya."
"Dalam rencananya, karena sudah mengaku sebagai putri Feng Ting, Jin Tian seharusnya lebih bergembira."
"CEO Jin, tidak... sebenarnya aku harus memanggilmu Ayah!" Bai Xiaonan berkata sambil menangis histeris.
"Jin Tian menahan bulu kuduknya yang merinding, bahkan Lan Xin yang hanya terpisah tembok pun merasa mual dibuatnya."
"Bayi juga mungkin sudah tidak tahan mendengar ini, mual parahku kambuh lagi!" Lan Xin dengan susah payah menyempatkan diri menumpahkan kelucuan.
"Aku akan mendisinfeksimu..." boss memalingkan wajah Lan Xin lalu menciumnya dalam-dalam.
"Aku masih ingin lihat..." Lan Xin menoleh dengan susah payah, drama berlebihan versi nyata ini sedang mencapai momen kritis.
"Tak ada yang layak ditonton. Cacat otak yang mengira dirinya pintar 250 ini sedang mempermainkan orang, tapi sebenarnya cuma lelucon besar..."
"Sekarang seluruh niat jahat boss hanya terfokus untuk bercinta dengan Lan Xin, dipaksa menyeret Lan Xin agar tidak bisa melihat."
"Menciuminya sampai dunianya hanya ada dia, tak ada yang lain lagi."
"Entah berapa lama waktu berlalu, akhirnya boss nyaris merasa puas, tapi Lan Xin malah harus buru-buru mencuci tangan..."
"Setelah mengantar Bai Xiaonan pergi, Jin Tian mendorong pintu tapi tidak melihat putri dan menantunya."
"Setelah beberapa saat, boss yang semangat segar baru muncul dari toilet sambil memeluk Lan Xin yang wajahnya merah padam."
"Ting Yu, apa yang kalian berdua lakukan?"
“Xin Xin merasa tidak nyaman, aku menemaninya untuk muntah.” Sang boss berbohong tanpa perubahan ekspresi, menjawab dengan lancar.
Lan Xin menghajarnya dengan tinju, “Kamu yang muntah!”
“Um, aku muntah.” Boss mengikuti perkataannya.
Akibatnya, wajah Lan Xin semakin memerah.
