Bab 312 Kepintaran Menjerumuskan
Di sore hari yang tenang, Lan Xin duduk menikmati teh sore yang anggun di perkebunan indah yang sepenuhnya dirancang sesuai seleranya.
Pemandangan seperti lukisan, dihembus angin sepoi-sepoi yang membuat Lan Xin mengantuk.
Boss tetap workaholic meski sedang di luar negeri.
Membuka laptop untuk menangani tugas resmi, sesekali menengadah dan meraba perut Lan Xin yang masih rata.
Kepala pelayan menyodorkan koran yang telah disetrika. Lan Xin membukanya dan tanpa kejutan melihat berita tentang Jin Si di headline.
“CEO Jin Si menetapkan surat wasiat, banyak uang jatuh ke nama putri barunya. Putri asli Jin Shishi kesal dan kabur dari rumah...” Lan Xin membacanya keras-keras.
Boss berhenti, menengadah sambil mencibir padanya.
“Koran Negara E, akan menulis berita dengan tata bahasa amburadul seperti ini?”
“Kira-kira maksudnya begitu. Saya terjemahkan sedikit. Yang di koran kan pasti disampaikan secara samar dan formal.”
Lan Xin meletakkan koran, menghitung jari-jarinya, “Kita sudah keluar hampir seminggu, kenapa belum ada gejolak dari sana?”
Hampir tiap hari beritanya seperti ini: CEO Jin Si menyambut putri kesayangan, bersiap membuat surat wasiat untuk mewariskan perusahaan Jin.
Tapi semua informasi ini hanya sindiran halus. Jin Tian tetap menolak mengadakan konferensi pers resmi.
Bai Xiaonan yang dikibuli, setiap hari tersenyum manis di halaman depan koran. Jin Tian hanya memberi nama kosong, tapi menolak memberikan apapun yang nyata.
“Nyonya, ini untuk Anda.” Pelayan mengantar dua kotak.
Barang seperti ini tiap hari datang. Lan Xin membuka salah satunya - satu set perhiasan, lalu melemparkannya dengan jijik.
“Ayahku benar-benar tak punya kreativitas, selalu mengirim barang beginian. Sudah muak melihatnya.”
Jin Tian tak memberi keuntungan sedikitpun pada putri palsu Bai Xiaonan, tapi tiap dua tiga hari selalu mengirim sesuatu untuk Lan Xin.
Tambang batu mulia Jin Si, begitu menemukan barang bagus, pasti dibagi tiga set identik.
“Satu lembar untuk Lan Xin, satu lembar untuk Shishi, dan satu lembar untuk Feng Ting, ini semua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya.”
Tapi sepertinya, ketiga perempuan itu tidak menyukai barang ini.
Shishi sudah melihatnya sejak kecil hingga dewasa tanpa rasa iseng, pola pikir Lan Xin dan Feng Ting relatif mirip, benda ini hanya terlihat berkilau di awal, semakin banyak juga membosankan, dibawa di badan pun berat, melelahkan.
“Masih ibu yang paling pengertian, tahu aku lagi rindu acar sayur buatannya.” Lan Xin melemparkan perhiasan pemberian Jin Tian, gembira memeluk kotak lainnya.
Di dalamnya ada acar sayur kecil yang dibuat Feng Ting untuknya, Lan Xin memeluknya erat tak mau melepas.
Boss hanya mengangkat satu kelopak mata, tidak tahu apakah ayah mertua akan menangis terisak jika melihat pemandangan ini?
Perhiasan bernilai juta-juta, masih kalah dengan beberapa piring acar sayur...
“Simpan barang ini di brankas, bilang ke ayahku, lain kali jangan dikirim lagi, tidak bisa dibawa.” Lan Xin menyerahkan kotak perhiasan ke pelayan.
Hasilnya, belum sampai 2 hari, Jin Tian mengirimkan set lain lagi, kali ini dia bahkan mengganti alasannya.
“Hadiah untuk bayi?” Lan Xin tak tahu harus berkata apa.
“Ya, Tuan Besar berkata, kalau Anda tidak suka, bisa ditinggalkan untuk bayi.”
“Bayiku masih kecil, bagaimana mungkin memakai barang jenis ini?”
“Tuan Besar juga bilang, barang untuk bayi tidak boleh ditolak Nyonya...”
Jalan setinggi satu chi setan setinggi sepuluh zhang, Lan Xin tidak mau menerima ini semua, Jin Tian mengubah klaimnya.
Langsung bilang ini hadiah untuk bayi, ingin menolak pun tidak bisa!
“Ayahku kenapa begitu percaya diri, jikalau bayi itu laki-laki, membuat begitu banyak perhiasan, takkan sempat dipakai!”
Menikahi pria yang Sultan, mengakui ayah kandung, lagi pemilik perusahaan perhiasan, merasa uang berlimpah pun jadi pusing.
“Meski kau beri tahu ayah mertua, pasti akan bilang: Simpan untuk menantu bayi kita. Lagipula, kurasa anak pertama kita bukan putra.”
“Kalau ternyata putra?” Lan Xin memancing debat.
“Terus lah beranak.”
...Baiklah, kau menang.
Sementara Lan Xin kesal terus menerima perhiasan, Bai Xiaonan malah tak dapat satu pun, sangat kesal.
Jin Tian sebagai pedagang perhiasan terbesar di Negara E, punya begitu banyak koleksi warisan legendaris, kenapa tak satupun diberikan padanya?
DNA keduanya sudah diuji. Dia memasang selang lembut di pembuluh darah, berhasil menipu dokter saat pengambilan darah dengan darah Lan Xin, hasilnya tentu putri kandung.
Tapi Feng Ting dan Jin Tian sepertinya tak menunjukkan kegembiraan berlebihan, membuat Bai Xiaonan sangat bingung.
Mengapa mereka semua tak bahagia?
Jin Tian dan Feng Ting memang kesal, karena si bunga teratai putih menyebalkan ini, kedua putri mereka kabur saat hamil.
Menyisakan pasangan tua ini: Di satu sisi harus menghadapi perempuan menjengkelkan Bai Xiaonan, di sisi lain terus merindukan kedua putri kandung mereka.
Mana mungkin bisa bahagia!
Saat kesabaran Jin Tian dan Feng Ting sudah mencapai batas maksimal, akhirnya si pembunuh bayaran itu mulai bergerak.
Ketika Jin Tian menyatakan kemungkinan Bai Xiaonan mewarisi sebagian besar saham Perhiasan Keluarga Jin, Bai Xiaonan yang sedang jalan-jalan malah tertimpa kecelakaan mobil.
Tekniknya persis sama dengan kejadian yang menimpa Shishi dulu.
Tapi nasib Bai Xiaonan jauh lebih buruk daripada Shishi.
Di hari itu, Lan Xin memegang koran dengan headline yang membuatnya terengah-engah.
"Ya Tuhan! Suamiku, wajah Bai Xiaonan cacat karena kecelakaan!"
Meski selamat dari kecelakaan, wajahnya hancur oleh pecahan kaca. Foto yang dipublikasikan semuanya dikaburkan mosaik karena terlalu mengerikan!
"Lebay aja, yang penting kan masih hidup?"
Maksud tersirat bos: Masalah sial masih akan berlanjut.
Benar saja, 2 hari setelah kejadian, headline koran berganti lagi.
Bai Xiaonan yang selamat dari kecelakaan, malah jadi korban percobaan pembunuhan di rumah sakit!
Penjahat nekat menyusup ke rumah sakit dan menikam berkali-kali tubuh Bai Xiaonan yang terbaring lemah!
Polisi yang sudah bersembunyi berhasil menangkap basah pelakunya. Pelaku sudah mengaku dalang di balik layar adalah keponakan Jin Si - Jin Si sendiri!
Jin Si kini masuk daftar buronan. Meski masih kabur, di bawah kontrol jaring laba-laba pihak kepolisian, pasti takkan lama lagi tertangkap.
Saat Lan Xin sedang merenungkan ketidakpastian dunia, pelayan melaporkan kedatangan Nyonya Marquis.
Boss mengangkat sudut bibirnya: Akhirnya tidak bisa menahan diri lagi?
“Biarkan mereka masuk.”
“Mengapa, kurasa senyummu sangat licik?” Saat menunggu Nyonya Marquis, Lan Xin melirik bos dengan curiga.
“Istilah hancur macam apa itu!” Bos memandangnya dengan sinis.
Nyonya Marquis, yang sebentar lagi akan menjadi mantan Nyonya Marquis, Lei Tingyu segera akan menggantikan posisinya.
Ketika kembali menginjakkan kaki di perkebunan yang pernah dikenalnya, melihat lingkungan yang telah dimodifikasi hingga tak bisa dikenali, Nyonya Marquis hampir pingsan.
Saat Lei Tingyu mengambil alih perkebunan, dia pernah memberinya sejumlah besar uang, namun uang tersebut tetap tak bisa memuaskan Nyonya Marquis.
Pelayan membimbing Nyonya Marquis dan rombongan melewati hutan magnolia yang indah, melewati patung beruang Winnie di tengah perkebunan. Nyonya Marquis berhenti, merasa darahnya mendidih!
“Lei Tingyu, bagaimana bisa kau mengubah perkebunan menjadi seperti ini?!” Nyonya Marquis langsung mempertanyakan saat bertemu.
Ketika melihat Lan Xin yang duduk di samping Lei Tingyu, dia terpaku seketika.
Apakah perempuan ini benar-benar gadis liar tak berpendidikan yang dilihatnya beberapa bulan lalu?
