BAB 321 Sebenarnya Apa Hubungan Kalian
Nada bicara Lan Xin sulit tidak disalahartikan.
Boss yang mengikuti alur pikirannya, benar-benar terbawa arus.
Lan Xin terus memukul tempat tidur.
“Aku cuma ditipu ke klub malam, pas ke toilet sebentar, langsung diganggu hippies nakal, hampir dimanfaatkan! Suamiku pulang, malah nggak menghibur, malah ikut-ikutan nakalin aku!”
Setelah selesai bicara, jarinya gemetaran menunjuk boss, dengan nada menggugat yang dominatif bertanya, “Apa kamu sekeluarga sama dia?”
“Ngomong apaan sih?”
“Kamu bilang 'istri teman jangan diganggu', yang penting itu temannya! Ngaku, kalian dari dulu sudah kenal ya?”
Lan Xin yang baru saja berpura-pura jadi istri kecil tertindas, langsung berubah jadi penyidik, menuding boss sambil membalas bertanya, penuh gaya memerintah.
Boss mencengkeram jarinya, menjentikkan keningnya.
“Kamu ini, sedang menginterogasiku?” Setelah bicara, langsung menindihnya, semangat Lan Xin langsung terjungkal, redup separuh.
“Aku cuma curiga aja...”
“Jangan coba alihkan topik! Masalah dia akan kuhandle, tapi urusanmu ke klub malam ini harus kita hitung ulang!”
Makhluk menyebalkan, berani nggak bisa dialihkan perhatiannya.
“Sudah dijelaskan tuh, aku benar-benar tak bersalah!”
Tangan boss berpindah ke perutnya, dengan nada mengancam berkata.
“Pergi ke tempat begituan bawa 'ini', menurutmu 'ketakbersalahan'-mu bisa dapat pengampunan berapa banyak?”
“Sebenarnya mau apalagi sih?” Nada manja~
“Barusan kan kamu sendiri yang bilang?” Boss memberi kode gelap, “Tongkat, um?”
Kalimat yang sama, kalau diucapkannya masih wajar, tapi dari mulut pria ini, maknanya langsung berwarna tebal.
Selanjutnya, Lan Xin menerima hukuman yang menyakitkan. Calon ayah menghajarnya dengan tegas, sekaligus melakukan pertemuan akrab dengan bayi masa depan...
Setelah badai dalam ruangan mereda, mood bos tampak membaik. Melihatnya sudah tidak marah, Lan Xin menguap lemas dan nyaman bersandar di pelukannya.
"Kenapa tiba-tiba pulang?"
"Urusan diselesaikan lebih cepat."
"Kontrak sekarang menghasilkan untung besar ya, bolak-balik tiga hari langsung masuk beberapa miliar." Mata Lan Xin sudah tak terkendali mulai mengantuk berat.
Dia membelai rambutnya tanpa bicara.
Sebenarnya, dia memforsir kerja lembur, memampatkan jadwal seminggu menjadi tiga hari, hanya tidur beberapa jam sehari.
Hari-hari tanpanya, tidur dan makan pun menjadi siksaan.
"Kok bisa muncul secara ajaib seperti itu." Andai bos terlambat sedetik saja, bibir mungilnya nyaris dicium babi hidung pesek.
Ngomong-ngomong, area ini selain bos belum ada pria lain yang berani mengincar. Sekarang kepikiran saja rasanya jijik.
"Menurutmu kemunculanku saat itu disayangkan?" Suara beratnya penuh ancaman terselubung.
"Mana ada! Aku justru senang sekali! Makhluk itu wajahnya jahat banget. Sayang wajah tampannya warisan orang tua, kerja beneran nggak mau, malah mengganggu istri orang!"
Lan Xin teringat adegan di mana makhluk itu menekannya untuk mencium, tubuhnya menggigil. Dia buru-buru menopang tubuhnya, mencium bibir tipis boss, lalu terkekeh pendek.
"Disinfeksi dong!"
Pria itu menekan kepala wanita itu, langsung menariknya turun. Berbeda dengan ciuman selintasnya, dia mengepung bibirnya dengan ganas sampai nyaris mencekik barulah melepaskannya.
"Racunmu belum didisinfeksi cukup dalam, aku bantu ulang!"
"Dari Shishi, Xiao Mingge itu bos mafia terbesar di Negara Y?"
"Mafia."
"Mirip-miriplah..."
"Beda jauh! Lagipula sekarang, klan mereka sudah hampir sepenuhnya diputihkan."
"Dibanding kamu, siapa lebih sakti?"
"Bisnis dua keluarga tidak tumpang-tindih, wilayah operasi juga berbeda belahan bumi. Total aset kurang lebih setara."
Meski boss adalah pendatang baru, tapi berkat industri elektronik yang mengglobal, prestasinya tak kalah dari keluarga besar dengan warisan turun-temurun.
"Sayang, kalian berdua benar-benar saling kenal?" Meski tak ada hubungan bisnis, tapi mereka seperti punya sejarah tersembunyi.
"Dulu kami satu sekolah." Hal ini sebenarnya ingin dilupakan boss.
"Hah, sekolahmu itu menarik anak-anak aneh, atau anak aneh suka berkumpul di sana? Tapi kalian berdua benar cuma teman sekelas? Kok rasanya..."
Ada yang tidak beres?
Karakter boss yang dingin, jika ada yang berani menantangnya di muka umum, tapi dia tidak mengamuk sampai menghancurkan keluarga orang - itu tidak sesuai dengan citra CEO dingin dan otoriter-nya.
Apalagi, adegan saat Xiao Mingge hampir menciumnya itu. Jika dilakukan orang lain, dia yakin, peluru boss pasti tidak akan mengenai vas bunga, melainkan langsung menembak tanpa ampun!
Lagipula ini di luar negeri, membawa pistol juga tidak ilegal...
Selalu ada firasat, ada hubungan khusus antara boss dan Xiao Mingge.
"Kamu tidak ngantuk? Kalau tidak, kita lanjutkan?" Boss menolak menjawab pertanyaan itu, berbalik sambil bertanya dengan ekspresi jahat.
Lan Xin segera memejamkan mata dan berpura-pura mati.
"Besok, kita pulang ke negara asal."
Mayat palsu itu tiba-tiba bangkit.
"Kenapa! Aku belum puas tinggal bersama Ayah Ibu!"
Baru sebentar di sini, sudah harus pulang?
"Untuk mencegahmu main ke klub malam di sini. Menurutku, atmosfer harmonis di dalam negeri lebih cocok untukmu."
"Ah! Jangan~ Ayahku~ Ibuku~ Dan staf sekretariatku yang menggemaskan~"
Lan Xin meratap penuh dramatis dengan irama seperti sedang berakting.
"Dilihat dari sikapmu, tidak terlihat benar-benar merindukan mereka." Boss tanpa basa-basi membongkar kepura-puraannya.
"Jangan! Aku benar-benar merindu!" Lan Xin bangkit duduk.
"Aku baru saja mengakui hubungan dengan mereka, lalu kau bawa kabur begini! Mereka pasti akan merindukanku! Lagipula bukannya sudah disepakati, bayi harus lahir di sini? Kalau sekarang bawa aku pulang, beberapa bulan lagi harus kembali lagi?!"
Sebenarnya untuk apa repot-repot begini? Meski ada pesawat pribadi di rumah, tapi bolak-balik seperti ini, tidakkah boss lelah?
“Kebanyakan kerja ada di dalam negeri, mungkinkah kau ingin berpisah denganku selama beberapa bulan?” Suara boss berbahaya.
Lan Xin segera menggelengkan kepala.
Tapi pertanyaan memilih ini tetap membuatnya tidak puas hingga cemberut, sebenarnya sangat ingin tinggal lebih lama bersama keluarga.
“Ayahmu sedang sibuk membuat anak baru, sekitar tidak akan punya waktu mengurusmu.” Boss tak tahu malu ini bahkan menjual ayah mertua demi menarik hati istrinya.
“Benar atau palsu?” Lan Xin terengah-engah.
Apa mungkin ayah yang sudah empat puluh tahun lebih masih berjuang di garis depan pembuatan anak?
“Awalnya Jin Si seharusnya menjadi ahli waris gelar bangsawan ayahmu, tapi karena dia membuat keributan dan kabur, posisi ahli waris masih kosong. Menurut hukum di sini, ayahmu tidak bisa mewariskan posisi ini pada anakmu dan adikmu. Jadi membuat anak baru adalah pilihan terbaik.”
Lan Xin diam, meraba perutnya sendiri. “Bukankah berarti begitu anakku lahir, dia langsung punya paman yang lebih muda darinya?”
Rasanya sangat merugi!
“Tak masalah. Meski pamannya muda, bayi kita bisa menghancurkannya dalam hal kecerdasan.” Perkataan boss sangat licik.
