Bab 327 boss membawa anggota keluarga lainnya di rumah ini menjadi berwajah tebal
Dalam hidup Xiao Mingge, tidak akan pernah ada perempuan yang sebrutal Lan Xin terhadapnya!
Lan Xin menggenggam ranting mawar, mencekik leher Xiao Mingge!
Tentu, ini tidak lepas dari kerja sama boss.
Kalau tidak, mengingat tinggi badannya, ingin mencekik Xiao Mingge yang 180cm masih cukup sulit.
“Lei Tingyu, suruh istrimu melepaskan!”
Boss santai menatap pemandangan ini, “Kalau memang mampu, kau sendiri yang dorong dia!”
“Sial...!” Xiao Mingge mengutuk.
Dia memang tidak tega melawan perempuan, Lan Xin selesai mencekik langsung menghentakkan kaki.
“Kuberi pelajaran karena menginjak-injak suamiku! Kau brengsek!”
“Siapa yang menginjak siapa! Dia juga memukulku!” Sungguh tidak masuk akal, begitu banyak luka bekas kekerasan Lei di tubuhnya, apakah perempuan ini sengaja tutup mata?!
Jangan pernah berdebat dengan wanita hamil, apalagi yang sedang berapi-api melindungi suami!
Saat boss akhirnya puas menikmati pemandangan dan mendekati Lan Xin, beberapa goresan darah akibat cakaran Lan Xin telah menghiasi wajah Xiao Mingge.
"Dasar gila..." Perempuan ini benar-benar kejam, Xiao Mingge menggeram kesakitan.
"Kau gila, seluruh keluargamu gila! Dengarkan baik-baik, jika aku melihatmu menyentuh suamiku lagi, nyonya tua ini akan menghajarmu setiap kali bertemu!"
Lan Xin yang panik langsung kembali ke bahasa ibunya, berusaha menjelaskan dengan bahasa Inggris terbata-bata sambil melambaikan tangan ke boss.
"Suami! Terjemahkan ke dia!"
"Dia bilang, wajahmu seperti diterpa badai pasir dan diukir makhluk halus. Tingkah lakumu tidak hanya memperlambat jaringan tapi juga menghabiskan memori. Singkatnya, hidupmu sangat menyedihkan."
Terjemahan boss penuh kebencian dan sama sekali tidak akurat.
"Benarkah dia berkata begitu?" Xiao Mingge meragukan dengan keras.
Boss dengan santai menoleh ke Lan Xin, "Tunjukkan dia gestur internasional!"
Lan Xin segera mengacungkan jari tengah, membuat Xiao Mingge terdiam.
Ini tidak perlu diterjemahkan, semua paham...
Sementara Lan Xin masih melototi Xiao Mingge, boss telah meredakan kemarahannya dan memandangi Xiao Mingge dengan sombong sebagai pemenang. Xiao Mingge justru tertawa melihat gestur Lan Xin setelah dua detik.
"Ha, cewek ini, keren."
Jawabannya adalah tendangan keras boss ke pantatnya tanpa ampun.
"Pergi sana! Mengganggu pemandangan, tidak baik untuk pendidikan janin!"
Xiao Mingge menyeka jejak darah di sudut mulutnya, dengan kefemininan luar biasa mendekati Lan Xin, menggenggam tangannya dan meletakkannya di bibirnya sendiri.
"Wanita cantik, kurasa aku mulai menyukaimu. Benarkah kamu akan bersama pria dingin ini? Tak pertimbangkan aku?"
Lan Xin menarik tangannya secepat tersengat listrik, mengibaskannya habis-habisan.
"Jangan membuatku jijik! Jika kau punya kecenderungan disiksa, saranku serbu kamar mandi wanita. Di sana lebih banyak perempuan yang akan menghajarmu lebih kejam daripadaku. Jika kesukaanmu adalah dipukuli, mereka akan sangat 'menyukai'mu."
Pukuli sampai tak bisa hidup mandiri!
Kalimat ini terlalu panjang. Lan Xin menoleh ke boss dan berkata, "Penerjemah!"
"Dia menyarankanmu ke kebun binatang. Banyak gorila betina." Terjemahan boss semakin mistis.
"Benarkah dia berkata begitu?" Orang bodoh pun tahu ini tak sesuai. Ucapan Lan Xin sedemikian panjang, boss meringkasnya dalam satu kalimat.
"Maksudnya mirip." Boss dengan hati jahat berpikir, toh, sama-sama kejam.
"Wanita, aku Xiao Mingge. Ingatlah aku." Xiao Mingge melambaikan tangan, lalu pergi dengan langkah besar.
Mungkin, mulai sekarang, seharusnya serius belajar bahasa China...
Lan Xin berjongkok, menemukan peralatan penyiram otomatis di taman, membukanya, membiarkan aliran air jernih mengalir di antara jarinya.
Tangannya seolah masih menyimpan bekas sentuhan orang jenius itu. Meski cium tangan adalah cara salam normal di luar negeri, saat dilakukan si jenius, terasa lebih menjengkelkan.
“Suami, kamu tidak apa-apa?” Lan Xin membersihkan tangannya, menengadah melihat boss.
“Dia lebih parah.”
Boss menjawab dengan tenang.
“Orang ini sakit jiwa ya? Tiba-tiba datang ngomongin tunangan dan bicara aneh-aneh, beneran temanmu?”
Lan Xin juga bingung mendefinisikan hubungan Lei Tingyu dengan Xiao Mingge. Kalau teman, kok waktu berkelahi ingin saling membunuh?
Tapi kalau bukan teman, kenapa boss sangat memanjakan dia?
“Aku putuskan mulai sekarang hubungan pertemanan dengannya selesai.” Boss berkata serius.
Lan Xin mengeluarkan sapu tangan, membasahkannya, lalu menyusur lembut bekas luka di wajahnya.
“Di sekitarmu selalu ada orang-orang aneh... Ngomong-ngomong, kenapa dia bilang ada perempuan yang berhubungan khusus denganmu?”
Lan Xin berpikir sejenak, “Mingmei?”
Sepertinya itu namanya.
“Dia si gila, jangan dihiraukan omongannya.” Boss meraih tangan di pipinya, menempelkannya ke wajah sendiri.
Wujudnya saat bertarung untuknya tadi sungguh memesona.
“Tapi...” Lan Xin tetap merasa pasti ada hubungan antara Mingmei dan boss, buktinya Xiao Mingge bereaksi seperti itu.
Melihatnya masih ingin membahas topik ini, boss langsung menyeretnya ke pelukan, menunduk menyegel bibirnya dengan ciuman.
Shishi yang mencari mereka melihat adegan ini, berhenti sejenak lalu memerah dan berpaling.
Benar-benar tak tahan melihat pasangan ini, tiba-tiba mesra begitu, terlalu menggugah perasaan!
“Iri?” Suara Mu Feng terdengar dari belakang.
“Um...” Gadis mana yang tidak ingin memiliki hubungan seperti kakak dan iparnya.
Mu Feng yang selama ini menahan kesempatan untuk bersikap romantis, akhirnya mendapatkan momennya. Ia memutar wajah Shishi dan mencium bibir lembutnya dengan kepala tertunduk.
Wajah Shishi memerah. Sepertinya dia belum pernah seberani ini di depan umum. Rasanya jantungnya hampir copot.
Lan Xin dan Lei Tingyu berjalan bergandengan ke arah mereka. Melihat pemandangan itu, Lan Xin tertawa dalam hati. Apa pria semuanya kekanak-kanakan seperti ini?
Memangnya ada yang perlu dibandingkan?
Sekarang bagaimana? Boss mengajari semua anggota keluarga ini menjadi berwajah tebal?
Mu Feng akhirnya melepaskan Shishi. Menatap mata boss dengan sedikit kepuasan.
"Hei marga Lei! Jangan mengira hanya hubunganmu dengan istrimu yang baik. Kami juga romantis!"
“Itu sisa permainanku.” Boss tetap mempertahankan kemampuannya untuk membunuh dalam detik dengan satu kalimat.
“Selalu ditiru, tak pernah terlampaui.” Lan Xin meniru gaya boss yang overconfident, berjalan melewati mereka dengan kepala tegak.
Mu Feng yang malang, yang baru saja berusaha melampaui mereka, justru diinjak-injak oleh pasangan suami-istri itu. Dia membeku kaku bagai patung di tengah angin.
Shishi diam-diam menyambar tangannya, berkata dengan wajah merah:
“Tak perlu melebihinya, aku sudah sangat bahagia.”
Mu Feng tersentuh berbalik, “Istriku, kaulah yang terbaik!”
Dibandingkan dengan pasangan tidak bermoral itu, istrinya jauh lebih baik - lembut dan penuh perhatian.
“Beruntung tidak perlu dibandingkan dengan orang lain, asalkan bisa melebihi diri sendiri di masa lalu sudah cukup.” Shishi merasa dirinya sekarang sangat beruntung.
“...Istri, kamu harus belajar kebiasaan kakakmu yang suka menyuapi dua mangkok sup ayam baik ada hal maupun tidak?”
“Kalau begitu kamu juga jangan meniru ipar! Proses seleksi alam yang ketat tidak bisa mematikan kalian pria brengsek ini!”
Bos yang berjalan di depan tiba-tiba berhenti, mengangkat alis menatap Lan Xin.
Lan Xin cepat-cepat menggelengkan kepala, buru-buru membersihkan diri, “Kalimat ini benar-benar bukan aku yang mengajarinya.”
Tidak bisa mati... Byur! Shishi ah, dalam persiapan investigasi sup racun hati ini, kamu seperti bambu biru yang melebihi gurunya, sudah lulus pelatihan!
