Bab 330 Terasimilasi Setelah Lama Bersama Si Licik
Tian Xin sang kontak, juga berhasil ditakut-takuti oleh boss.
Memang juga, San Di yang kemampuannya mirip dewa turun ke bumi, pasti sangat menghindari sejarah memalukan itu?
"Kalau ingin tahu, tanya saja pada San Di-mu sendiri."
“Masa sih,” Lan Xin mengangkat alis, “Tian Xin, kamu takut dia ? Suamiku cuma terlihat galak, sebenernya dia macan kertas. Masak dia berani mukulin kamu?”
“Cuma kamu yang anggap dia macan kertas...”
Dia itu super bos besar yang langsung dibeli perusahaan begitu ada perselisihan, mengandalkan kekayaan, kecerdasan, dan sikap royalnya untuk menghancurkan orang lain!
“Dia mungkin nggak bakal ganggu Tian Xin, tapi menurut gue, sifat San Di yang temperamental mungkin bakal menghajar si Keempat.” Bahkan Fei Fei bisa melihatnya.
Tian Xin mengangguk kencang, menjabat tangan Fei Fei, “Soulmate!”
Kecuali Lan Xin, semua orang takut sama bos. Hanya Lan Xin yang merasa amarah bos cuma terlihat mengerikan, tapi sebenarnya nggak mematikan.
Nggak mematikan buat dia, karena semua energi itu ditahan buat orang luar.
Melihat Tian Xin ogah bicara, Lan Xin mundur ke opsi kedua.
“Kalau gitu, kasih tau aja sampai sejauh mana hubungannya sama Ming Mei itu?” Untuk menunjukkan wibawa sebagai istri pertama, Lan Xin menambahkan,
“Asal jangan sampai ada anak yang manggil aku Ibu, semua kesalahan masa lalu bisa aku maafin!”
“Seumur hidup kamu nggak bakal dapet kesempatan itu. Kesucian San Di di antara kita hampir jadi lelucon besar.”
Gong Yun menghampiri sambil membawa teko jus segar.
Dia menuangkan untuk para wanita hamil satu per satu.
“Kenapa kalian ngejek dia?” tanya Lan Xin.
“Dari kuliah sampai master, San Di sama sekali tidak punya pacar. Kami sesekali main bersama, dia juga tidak pernah dekat dengan perempuan, sampai-sampai Lao Er dan Si Keempat curiga dia——”
Gong Yun berhenti sejenak, lalu tersenyum mengucapkan dua kata.
“Tidak boleh.”
“Omong kosong! Dia justru Berkemampuan Super ya! Kemarin dia masih——” Lan Xin mendengar mereka berani meragukan kemampuan kunci prianya sendiri, tanpa sengaja membocorkan kebenaran.
“Oh, Berkemampuan Super!” Fei Fei menyapu tubuh Lan Xin dengan tatapan ambigu.
Um, bagus, akhirnya tahu kenapa kulit Lan Xin semakin halus, ternyata sering dibasahi!
“Oh, semalam!” Tian Xin juga menangkap kata kunci, dengan gerakan pengecut menyenggol Lan pakai siku, “Bukannya kamu belum genap 3 bulan?”
Wajah Lan Xin sudah merah seperti tomat, wu wu wu, cepat bicara memang bukan kebiasaan baik, malah jadi bahan ejekan semua orang!
“Hal seperti ini tidak perlu ditanya, San Di itu maniak pelindung istri, meski ‘Berkemampuan Super’, pasti tidak akan mengabaikan kesehatan tubuh Lan Xin. Pasti dokter sudah bilang boleh, baru dia ‘kemarin masih’...”
Fei Fei dan Lan Xin saling berbalas pantun.
“Ngomong-ngomong, Lao Er dan Si Keempat, di masa lalu sering main ya?” Lan Xin mengalihkan topik.
Tepat seperti dugaanku, dua cewek kampungan itu tidak bisa tertawa lagi.
Gong Yun menggaruk-garuk hidung, berpikir lama akhirnya menemukan kata sifat halus.
“Masih bisa diterima, tidak terlalu... hmm.”
Maksudnya, kedua pria itu memang sering main, jelas terlihat kemudaannya yang liar.
"Kali ini giliran Lan Xin yang terlihat puas, satu tangan menepuk satu orang, dengan nada bijak layaknya orang yang sudah berpengalaman."
"Pria mana, kalau tidak punya masa lalu, pantas disebut pria?"
"Wajah sombong picik ini akhirnya memicu kemarahan kolektif kedua perempuan itu."
"San Di yang tidak punya masa lalu seperti ini, berani-beraninya kau bilang dia bukan pria?" kata Fei Fei sambil melirik ke belakang Lan Xin dengan senyum licik di mata.
Boss muncul dengan anggun, tepat di posisi tidak jauh di belakang Lan Xin.
"Ciyusss! Bilang bos pendendammu itu bukan pria, nanti malam, demi membuktikan kejantanan, pasti akan 'beraksi keras' lagi!" pikir mereka dengan ekspresi jahil.
"Suamiku memang tak punya masa lalu, dia bukan manusia biasa tapi dewa tampan!"
Lan Xin menjawab dengan sombong, tiba-tiba bahunya terasa berat - Boss memeluknya duduk, lalu menyuapkan udang bakar segar ke mulutnya.
"Sial!" rencana licik Fei Fei gagal, dia mengetuk lantai kesal.
"Ini pasti karena terlalu sering bergaul dengan San Di, jadi terkontaminasi sifat liciknya," komentar Tian Xin spontan.
Mengingat pertemuan pertama dulu, Lan Xin adalah gadis polos manis, sekarang kok jadi pandai bergaul begini.
"Gosip kalian... sepertinya asyik sekali?" suara Boss membuat suhu ruangan turun drastis.
Tanpa sadar, dia mengambil piring berisi udang bakar terbaik, mengupasnya satu per satu lalu menyuapi Lan Xin.
Mo Lao Er dan Si Keempat mendekat mengulurkan nampan, membuat pasangan mereka protes.
"Sayang, makanan kita ini... dibakar di panggangan yang sama dengan Si Keempat, kan?"
"Fei Fei memerhatikan piring di depan Lan Xin, lalu melihat piring di hadapannya sendiri yang jelas-jelas lebih gosong."
"Tian Xin juga melihat piring di depannya yang mirip milik Fei Fei, lalu mengangguk gugup."
"Kompornya sama, tapi orang yang memanggang... berbeda."
"Mo Lao Er dalam hati bergumam, bersama San Di yang licik ini, bisa makan saja sudah beruntung."
"San Di yang licik ini, demi merebut bahan terbaik untuk kekasihnya, sampai menggunakan semua 36 taktik. Mengandalkan kecerdasan dan kelicikannya, ia memaksa mengalihkan semua bahan bagus ke piring Lan Xin dengan gemerisik."
"Untung kita menyembunyikan cadangan, hehe!" Mo Lao Er dan Si Keempat serempak mengeluarkan daging panggang sempurna dari belakang punggung.
"Hmph, ini hasil rebutan dari tangan San Di yang licik! Nilainya tidak kalah dengan merebut mangsa dari mulut harimau!"
"Sekali bertemu San Di langsung merusak hidup seumur hidup! Lihat, gara-gara dia, standar pria jadi berantakan!" Fei Fei menggelengkan kepala.
"Integritas menjadi orang asing, berebut paha ayam saja sudah senang bukan main, sungguh tak punya harga diri!" Tian Xin juga mencurahkan perasaan.
Boss tetap tenang.
"Karena kalian senang bergosip dan tertarik dengan masa lalu, maukah kudongengkan kisah Lao Er dan Si Keempat yang tak terhindarkan?"
Begitu Boss mengucapkan ini, Mo Lao Er dan Xin Si Keempat cepat-cepat menyodorkan paha ayam yang belum diberikan kepada Lan Xin.
"San Di hentikan omonganmu! Kami tutup mulutmu dengan makanan, setuju?"
"Fei Fei dan Tian Xin hanya bisa menatap pasrah, San yang licik memindahkan satu-satunya dua makanan utuh yang tersisa."
Tak tahan melihat ketidakberdayaan mereka, mereka pun menghujam suami masing-masing untuk meluapkan amarah.
"Siapa yang menyuruh kalian begitu lemah! Punya begitu banyak kelemahan di tangan San Di!"
Mo Lao Er dan Xin Keempat yang dipukul juga merasa sangat terzalimi.
"Pemimpin dan San Di sejak dulu sudah punya orang di hati, bagaimana mungkin kami bisa menandingi mereka?" keluh Xin Ran dengan sedih.
"Benar juga, kalau saja aku bisa meramal dan tahu akan bertemu Fei Fei, buat apa aku bersenang-senang seperti itu?" Mo Lao Er juga membela diri.
"Orang yang ada di hati suamiku dulu... apakah itu Ming Mei?" Lan Xin hanya menangkap satu poin penting.
San Di di masa lalu punya orang yang disimpan di hati!
"Ming Mei? Byur!" Mo Lao Er hampir tak percaya dengan apa yang didengarnya.
Xin Keempat bahkan tertawa terpingkal-pingkal sambil memeluk istrinya tak henti-henti.
"Lelucon ini cukup membuatku tertawa selama bertahun-tahun, byur! San Di menyukai Xiao Ming Mei? Haha, cerita ini benar-benar menggelikan!"
"Adik ipar, kau terlalu banyak berpikir. Meski semua perempuan di Dunia punah, San Di takkan pernah menyukainya. Orang yang ada di hatinya dulu adalah——"
