Bab 334 Kalian berdua, pelan-pelan ya
“Bagaimana kau masuk?” Lan Xin melihat Xiao Mingge yang tetap ajaib itu tak kuasa bertanya.
Depan-belakang rumah keluarga Lei dijaga kelompok besar bodyguard.
Boss sama sekali tidak terkejut.
“Makhluk berwajah tebal seperti ini memang tak bisa dihadang anak buah kita.”
Xiao Mingge meniup pistol bius di tangannya.
“Kualitas bodyguardmu masih bisa diterima. Tapi menghadangku tetap sulit.”
“Semua biaya kehilangan pendapatan dan nutrisi bodyguard akan kau tanggung.” Boss dengan santai.
Xiao Mingge yang masuk tanpa izin ke rumah Lei ini bahkan berlaku seperti tuan rumah, mendekati meja makan sambil bersiul.
“Kau memang mewah. Inikah makanan ajaib dari Timur yang kubicarakan?”
Dia duduk, menatap sup hitam pekat yang diletakkan di dekat boss.
Boss melambaikan tangan, memanggil pelayan, "Bawakan dia mangkok tambahan."
"Suami?" Lan Xin menatap boss dengan keraguan.
"Sisa makanan untuk memberi makan babi juga sama, memberinya makan pun sama, alami." Boss tetap tenang.
Lan Xin mengangguk, bagus, klaim ini dia suka.
"Kalian lagi berbicara bahasa Mandarin... Tak perlu diterjemahkan untukku, aku merasa kalian tidak bilang hal baik." Xiao Yaonie tertawa licik, mengeluarkan sebuah unit dari sakunya dan memasangnya di telinga.
"Untungnya sedia payung sebelum hujan, aku bawa alat penerjemah!"
"Matahari menyinari tungku harum mengeluarkan asap ungu, Mingge datang ke sisi toilet, Pisau Terbang Xiao Li seketika, Mingge berubah jadi kasim kecil." Lan Xin melantunkan serangkaian kalimat.
Senyum Xiao Mingge membeku di wajah.
Ini maksudnya apa...
Mesin penerjemah bisa mengartikan setiap kata, tapi ketika dikumpulkan, tetap menjadi hal rumit nan membingungkan.
"Bahasa Mandarin memiliki semangat yang agung, kau yang besar di negeri asing ini, meski paham makna harfiah, mana bisa mengerti konsep di baliknya!"
Xiao Mingge melepas alat penerjemah, memprotes ke boss.
"Lei Tingyu, barang ini kan hasil pengembangan perusahaanmu? Aku beli dengan ribuan dolar, kenapa tidak bisa menerjemahkan ucapan Lan Xin?"
Katanya, alat terjemahan Lei Group bisa menerjemahkan 7 bahasa negara, bahkan digunakan dalam aktivitas diplomatik pejabat.
Kenapa bahkan beberapa kalimat sederhana bahasa Mandarin saja tidak bisa diterjemahkan dengan baik?
Boss hanya memberinya satu Sorot Mata Raja.
"Jangan bilang mesin penerjemah, meski dia sendiri, untuk sepenuhnya mengerti maksud perkataannya, juga harus terus belajar memperkaya kosakata!"
Lan Xin yang generasi 90-an ini, bukan hanya menciptakan kata-kata jaringan dalam jumlah besar, peribahasa ciptaan sendiri, sesekali juga memalsukan puisi kuno, pakai mesin terjemah saja ingin berkomunikasi dengannya, Xiao Mingge si antek asing ini masih terlalu polos.
Dengan berwajah tebal yang super, Xiao Mingge memaksa nongkrong di meja makan orang, mengeluarkan serbet bawaan dan menghamparkannya di pangkuan.
Menerima mangkok yang disodorkan pelayan, mengisi sendiri semangkok sup.
"Itu bukan--" Lan Xin terkejut, boss meliriknya, Lan Xin kembali tenang.
Um, untuk menghajar Tamu Tak Diundang, seharusnya disuruh minum sup penetral alkohol boss.
"Katanya kuliner China sangat ajaib, selalu ada yang tampak aneh tapi rasanya enak, kusangka sup ini seperti itu."
Xiao Mingge menduga, barang yang jaraknya sedekat ini dengan Lei Tingyu, sebagai sarapan kepala keluarga, pasti tidak terlalu buruk.
Di bawah sorot mata penuh harap Lan Xin, Xiao Mingge meneguk besar, kemudian--
"Byur!" Semprotan keluar semua.
Dia menjulurkan lidah, menampakkan ekspresi penderitaan.
"Ya Tuhan, ini apaan? Air kain pel rebus?"
Sensasi rasanya terlalu menyeramkan, ada rasa aneh yang menjijikkan!
Deskripsi yang sangat tepat, boss berpikir dalam hati, ramuan penetral alkohol Bibi Chen memang sangat efektif, tapi rasanya benar-benar mirip air rebusan kain pel.
Senang akhirnya ada orang yang merasakan sensasi rasa yang pernah dia cicipi.
Boss berdiri, menepuk bahu Xiao Mingge dengan penuh makna.
"Selamat datang di China."
Lan Xin mengikuti boss naik ke lantai atas, melirik ke belakang melihat Xiao Mingge yang masih sibuk mencari air.
Si antek asing ini jelas-jelas mabuk berat akibat ramuan penetral alkohol Bibi Chen.
"Sebenarnya dia datang untuk apa?" tanya Lan Xin kepada boss setelah kembali ke kamar.
"Dia cuma orang gila, siapa yang tahu maksud kedatangannya." Boss berjalan ke lemari pakaian, mengambil dua set perlengkapan hitam dan menyodorkan satu set padanya.
"Aku selalu merasa orang jenius ini berwajah jahat, sama sekali tidak terlihat seperti orang baik." Lan Xin masih ingat pertarungan makhluk ini dengan boss.
Dia bahkan nyaris menggoda dia!
"Um, memang bukan orang baik. Mungkin kali ini dia datang untuk menembakku."
Boss sengaja menakuti Lan Xin.
Lan Xin membelalakkan mata, pandangannya menyapu ruangan lalu berhenti di hiasan pedang Jepang di kamar tidur.
Boss antara ingin tertawa dan marah, melihat Lan Xin berlari mengambil pedang Jepang lalu bergegas ke pintu.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
"Jika dia berani mengancammu, aku yang pertama akan Musnahkan dia!" Gaya wanita hamil memegang pedang itu juga sangat tampan.
"Dia tingkat tertinggi karate, kau mau melawannya?"
"Lan Xin berhenti melangkah, "Kalau begitu aku akan ke ruang belajar dulu, pakai set baju zirah barang antik dekorasimu itu!""
"Jangan bertingkah, cepatlah ke sini ganti pakaian."
"Suamiku, si jahat sudah menyerbu ke gerbang rumah, bahkan berencana membunuhmu, bagaimana kau bisa tetap duduk tenang?" Lan Xin hampir tak bisa menahan kepanikannya.
"Bodoh." Boss membungkuk, menatap Lan Xin yang masih memegang pedang dengan ekspresi peduli yang tak tersembunyikan, akhirnya tak bisa menahan diri.
Kepalanya sedikit menoleh, mencium bibirnya dengan lembut dalam desakan yang berputar-putar.
Setelah berpisah, melihat ekspresi kebingungannya yang masih memegang pedang tumpul dengan lucu, ia mengusap hidungnya dengan jari.
"Ini masih pagi, jangan coba-coba... menggodaiku."
Godaan... mana ada! Apa yang kulakukan! Lan Xin hampir menangis terisak.
Dia sedang serius mengkritik Xiao Mingge si orang jenius itu, kenapa boss malah bernostalgia dengan musim semi!
"Jangan cuma berdiri di sana, cepat ganti baju, kita akan terlambat."
Lan Xin melihat kemeja putih kecil dan rok set hitam itu, mengerutkan kening.
"Mau apa ini? Apakah kita akan menghadiri pemakaman?"
"Tidak, kita akan melihat orang mati."
Lan Xin mengira boss sedang bercanda, tapi saat mobil memasuki area makam terbesar di kota ini, barulah ia sadar hari ini adalah hari kematian ayah kandung boss.
"Kenapa makhluk ini juga ikut?" Lan Xin menunjuk ke kursi belakang mobil.
Xiao Mingge melambungkan ciuman ke arah Lan Xin. Boss hari ini mengemudi sendiri, melihat adegan ini, tiba-tiba menginjak gas keras.
Jari Xiao Mingge tiba-tiba menusuk lubang hidungnya sendiri, terlihat sangat konyol.
"Anggap saja makhluk ini sebagai udara." Boss menghentikan mobil dengan mantap, melepaskan sabuk pengaman untuk Lan Xin.
"Seharian bertingkah bodoh, sabuk pengaman saja tidak bisa dilepas dengan benar."
"Bukankah ada kamu di sini... Suamiku, aku benar-benar tak bisa meninggalkanmu sekarang. Merasa tanpa dirimu aku tak bisa melakukan apapun dengan baik." Lan Xin berkata dengan malu-malu.
Boss menunduk menciumnya, "Bodoh, kamu juga tidak perlu melakukan apapun."
Xiao Mingge yang menjadi korban jebakan boss, mengangkat mata dan melihat kedua makhluk ini berciuman tanpa rasa malu, dengan kesal meraba-raba penerjemahnya.
"Yang harus diterjemahkan tidak diterjemahkan, kata-kata manis menjijikkan seperti ini malah diterjemahkan dengan jelas. Tepat seperti dugaanku, produk sampah dirancang oleh orang sampah."
"Dengan semena-mena menyiksa anjing seperti ini, apakah kalian pernah mempertimbangkan perasaan anjing?"
Setelah mencium Lan Xin, boss baru melirik Xiao Mingge.
"Kami masuk dulu. Kamu bertanggung jawab mengambil bunga di bagasi."
Kunci mobil juga dilempar ke Xiao Mingge.
"Hei, kalian berdua, pelan-pelan! Jangan berhubungan di alam terbuka di hadapan ayah! Ini makam, makam!" Teriak Xiao Mingge dengan sikap pengecut ke arah mereka.
