Bab 340 Aku Tahu Kamu Adalah Istriku
Boss mengusir semua dokter yang mengganggu, tapi khusus menyisakan Lan Xin yang tak dibencinya sejak bangun.
Di luar ruang pasien, Mo Lao Er mencengkeram kerah baju dokter, menginterogasi dengan tinju.
"Kalian ini dokter hewan atau apa?! Ah?!"
“Tuan Mo, kondisi seperti ini kami juga belum pernah lihat...”
“Belum pernah lihat masa jadi dokter?! Saudaraku dioperasi di dada, bangun langsung lupa segalanya, kalian ini bagaimana merawatnya?! Jarak antara dada dan otak jauh sekali, mana mungkin bisa begini?!”
Sekarang Mo ingin menghancurkan jantung rumah sakit.
“Karena situasi saat itu darurat, kami memberi CEO Lei obat terbaru, mungkin obatnya merangsang saraf otak, membuatnya sementara bereaksi...”
“Jangan kasih alasan 'mungkin' yang tidak pasti! Periksa! Harus beri kami jawaban!”
Mo terus mengumpat, benar-benar marah sekali. Diadakan konsultasi ahli, akhirnya dapat kesimpulan buruk.
Meski fisik pulih, tapi obat itu memang merangsang saraf otak, menyebabkan amnesia.
Dan amnesia ini adalah jenis paling parah - amnesia total, artinya dia lupa segalanya.
Berbeda dengan yang hanya kehilangan sebagian ingatan, boss benar-benar lupa semua.
Mo Huairen dan beberapa temannya hampir menghancurkan rumah sakit dengar kabar ini.
“Sekarang baru bilang efek samping! Dulu ngapain aja?! Tahukah kalian kepala saudaraku ini mahal harganya?” Mo Huairen menghentakkan meja.
Jika bisnis Lei Group yang mencetak uang masih bisa dihandle bergiliran, otak emas boss yang ahli program itu benar-benar tak tergantikan.
“Jika boss suatu hari tidak bisa menulis program lagi, bagi seluruh dunia program, itu akan menjadi kerugian yang tak terelakkan. Badan Antariksa diperkirakan akan menangis histeris di toilet secara massal.”
Sekelompok dokter semuanya dibuat bisu oleh teror Mo Lao Er.
“Lao Er, tenanglah.” Gong Yun beralih bertanya ke dokter, “Ada cara untuk memulihkannya?”
“Secara teori, efek samping obat ini hampir seperseratus ribu. Dari sudut klinis bisa dianggap hampir tidak berbahaya, makanya diberikan kepada CEO Lei...” Dokter melihat Gong Yun relatif tenang, sehingga berani menjelaskan.
“Apa aku bertanya alasan kalian?!” Tangan Gong Yun menampar meja dengan keras, kemarahannya benar-benar meledak.
Dokter kembali ketakutan.
Wu wu, pria yang tampak lembut ini, amukannya lebih mengerikan daripada yang sebelumnya.
“Langsung kesimpulan! Bagaimana cara mengembalikan San Di ke normal, jangan bertele-tele!”
“Karena dalam eksperimen klinis benar-benar belum pernah ada probabilitas seperti ini, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa ini karena kelainan antibodi gen CEO Lei yang bereaksi dengan obat. Meski tidak ada referensi kasus, tapi berdasarkan rapat penelitian kami...”
Dokter menyeka keringat dingin di dahinya, menjelaskan dengan hati-hati pada sekelompok pria berwajah sangar.
“Pada dasarnya tanpa stimulasi eksternal, reaksi obat seperti ini biasanya akan menghilang sendiri seiring waktu. CEO Lei akan perlahan mengingat kembali. Tapi, dalam dunia medis tidak ada jaminan 100%...”
“Ini kan cuma omong kosong?!” Sifat keras kepala Mo Lao Er muncul lagi, ia mencengkeram kerah baju dokter.
"Sekarang juga akan menghantam kalian sampai 100% mata lebam!"
Gong Yun dan yang lain keluar dari ruang rapat dengan wajah muram. Di luar ruang perawatan intensif, teman-teman mengadakan rapat.
"Masalahnya sekarang, San Di tidak ingat apa-apa, tim dokter juga tidak bisa menjelaskan kapan dia akan pulih."
"Kerahkan semua ahli otak paling otoritatif dari dalam dan luar negeri."
Ahli yang dikerahkan sebelumnya semuanya spesialis luka fisik. Siapa sangka, mengobati luka luar malah memicu reaksi obat.
"Kita tidak tahu kapan San Di akan pulih. Kami masih bisa bertahan sementara, tapi jika terlalu lama..." Perkataan Xin Lao Si ini membuat semua merenung.
"Jika San Di tidak bisa mengingat selamanya, kita akan latih anaknya." Kata Mo Lao Er dengan nada heroik.
Gong Yun menepuk bahunya, "San Di hanya amnesia, kecerdasannya tidak turun. Beri dia waktu untuk beradaptasi sendiri."
"Tapi sekarang... selain Lan Xin, dia tidak mengizinkan siapa pun mendekat. Ini bagaimana?"
Mo Lao Er teringat istrinya yang baik hati ikut merawat malah dimarahi, hati langsung tersumbat.
San Di sekarang benar-benar tidak mengenal saudara sendiri, tapi hanya tertarik pada wanita miliknya.
"Meski kehilangan sebagian ingatan, sifat dasar seseorang tidak akan berubah. Jadi biarkan Lan Xin yang merawatnya. Tugas kita adalah menjaga Grup Lei dengan baik, paham?"
Para bersaudara mengangguk kompak. Meski sering bercanda dan main-main, saat menghadapi masalah, mereka tetap saudara terbaik.
Di ruang pasien, Lan Xin dan Lei Tingyu saling bertatapan.
Tepatnya, Lan Xin dipaksa dipeluknya di sisi yang tidak terluka, sementara tangannya dengan paksa menggenggam tangan perempuan itu.
Untung ranjang di ruang pasien ini cukup besar, kalau tidak pasti tidak muat tidur berdua.
Lan Xin mengira dia tertidur saat melihatnya menutup mata, berbaring di sisinya sambil menghirup aura miliknya, namun hatinya terasa asam.
Memikirkan dia tidak ingat dirinya, hatinya sedih hingga air mata mengalir deras.
Tiba-tiba, sebuah tangan yang agak kasar mengusap wajahnya secara sembarangan.
"Maaf, apakah aku mengganggumu?" Lan Xin buru-buru menghapus air matanya sendiri, khawatir dia melukai lukanya.
Lei Tingyu merasa perempuan ini sempurna, bertipe persis yang disukainya.
Auranya sangat menarik, setiap sudutnya memberinya kenyamanan, bahkan aroma harum samar darinya pun menenangkan hati secara tak terduga.
Sekilas pandang saja, insting alaminya sebagai bos yang amnesia langsung berseru: Perempuan ini pasti miliknya! Kalau bukan, harus direbut paksa!
Tapi satu-satunya kekurangannya adalah saat menangis. Setetes air matanya langsung membuat dadanya sesak.
"Menangis apa? Aku masih hidup dengan baik!"
Nada bicara dan pelukan ini persis seperti dulu, membuat Lan Xin kembali sedih.
"Kemarin berdua masih mesra, kenapa baru sehari dia sudah melupakan dirinya?"
"Maaf, aku akan coba mengendalikan emosi..." Semakin dia panik, semakin deras air matanya mengalir.
Lei Tingyu melihat hal ini, langsung menggapai botol infus. Lan Xin ketakutan dan segera menghadangnya.
"Kamu mau apa!"
"Berani-beraninya meneteskan air mata lagi! Kalau masih nangis, aku tidak akan bekerja sama dengan perawatan dokter!"
Lan Xin terpaku tak bisa bicara.
Dengan penuh kewaspadaan menatap wajahnya, "Benarkah kamu amnesia?"
Gaya mengancam saat terjadi perselisihan ini, kok sama persis seperti dulu?
Boss melihat dia berhenti menangis, tampak sangat puas.
"Aku tahu kamu istriku!"
Jawaban ini terdengar super arogan.
Lan Xin mendengar sebutan "istri", merasa sudut matanya mulai basah. Lei Tingyu menggerakkan tangan mendekati botol infus, dia langsung menahan air matanya.
"Dasar jahat! Saat belum amnesia sudah menginjak-injakku! Sekarang amnesia, kenapa masih begini!"
Boss jahat, meski kehilangan ingatan, perasaannya padanya tetap sama!
