Bab 343 Dia dan Bayi Selalu di Hatinya
"Mulut bilang tidak mau, tapi tubuh masih jujur." Xin Ran tersenyum nakal, mengutip dialog klise dari sinetron.
Meski klise, tapi pas digunakan pada San Di.
Mendengar suaminya diejek, Lan Xin tak terima.
Meletakkan file yang sama sekali tidak dimengertinya.
"Si Keempat, bukannya kamerawan? Kok masih baca dialog klise begini? Drama domestik merosot karena produser-produser seperti kalian yang tidak mau berinovasi!"
"Zieeett, apa kubilang? Sangat protektif pada suami!"
Xin Ran sengaja berlebihan, membuat Lan Xin agak malu.
Boss malah tenang-tenang saja, "Istriku, kalau tidak melindungiku, harusnya melindungi makhluk seperti kamu yang cuma bikin film sampah cari uang?"
Begitu kata-katanya meluncur, ruangan langsung hening. Lan Xin menatapnya penuh harap.
"Suamiku, ingat kembali?" Dia bahkan bisa menyebut Xin Ran pembuat film sampah, ada kemajuan!
Boss berpikir sejenak, menggeleng, "Ada sedikit kesan, insting mengatakan dia pembuat film sampah."
Xin Ran tak tahu harus berkata apa, "Di matamu, aku cuma berkesan seperti itu?"
"Kalau aku?" Mo Lao Er menunjuk diri sendiri, menatap Lei Tingyu penuh harap.
"Makhluk yang suka berhubungan intim dengan banyak perempuan." Boss langsung menjawab berdasarkan insting.
"Aku... sudahlah." Gong Yun melambaikan tangan, sudah punya firasat.
Dari mulut San Di yang menyindir, tak mungkin keluar pujian.
"Memotret perempuan yang tidak berpakaian." boss mengatakan hal-hal ini tanpa berpikir panjang.
"Byur!" Semua orang tertawa terbahak-bahak.
"Kapan aku pernah memotret yang tidak berpakaian... San Di, kamu benar-benar sengaja menjebak teman-teman?" Gong Yun setengah marah setengah tertawa.
Jadi, di matanya kami semua bukan orang baik?
"Aku tidak sebosan itu." boss mendengus.
Beberapa teman yang baru saja dikritik pedas oleh boss saling pandang. Xin Ran tak mau kalah menunjuk Lan Xin.
"Kalau dia, kesan pertamamu apa?"
Lan Xin menengadah, menatapnya dengan serius. Hatinya berdebar kencang.
"Bodoh, tapi menyenangkan. Perempuan yang hanya boleh kusukai."
Gaya khas Lei Group!
"Mementingkan wanita daripada teman..." Gong Yun berkomentar.
"Tidak tahu malu sampai puncak..." Mo Lao Er melanjutkan tren.
"Sudah amnesia masih bisa pacaran..." Xin Ran juga tak mau kalah.
"Melihat keadaannya ini, kita bisa tenang. Setidaknya bocah ini belum benar-benar melupakan kita. Dengan momentum ini, ingatannya pasti pulih cepat atau lambat."
Sebenarnya teman-teman semua juga mengerti.
Karakter Lei Tingyu yang bisa langsung menilai mereka tanpa ragu, menunjukkan bahwa dia masih menghargai persahabatan ini. Meski... tidak sebagus perhatiannya pada istrinya.
"Adik ipar, cepat baca dan tanda tangani. Aku akan bawa pulang."
Gong Yun mendesak Lan Xin. Beberapa dokumen ini memang perlu segera diproses.
Lan Xin melihat sekian lama, hanya memahami bagian pembuka. Isinya penuh istilah rumit seperti kitab suci yang sulit dipahami.
Boss melihat ekspresi bingungnya, akhirnya tidak tahan. "Serahkan ke sini."
Lan Xin menggelengkan kepala. "Sudahlah, aku pelajari pelan-pelan. Kau jangan memaksakan diri, beristirahatlah."
Lei Tingyu melotot. "Kau ingin aku tidak makan?"
Ancaman klasiknya tetap efektif. Lan Xin segera menyodorkan dokumen.
Adegan ini membuat teman-teman hanya bisa menggeleng.
"Lihat San Di yang tidak karuan ini. Sakit dikit saja sudah bisa merengek, mengamuk, dan mengancam bunuh diri ala perempuan. Zieeett, CEO ternama mengancam istrinya sendiri, memalukan!" komentar Mo Lao Er sarkastik.
Selama ini mereka selalu dihancurkan kecerdasan Boss. Kesempatan langka melihat momen imut yang dingin ini harus dimanfaatkan untuk mengejeknya sebelum ingatannya pulih.
Xin Ran lebih langsung. Ia mengeluarkan ponsel dan diam-diam merekam video Boss yang membuang integritas. Sisa hidupnya akan dihabiskan dengan tayangan ini!
"Berisik! Pergi semua! Kembali ambil barang setengah jam lagi."
Boss dengan cepat membolak-balik dokumen. Meski terasa asing, ia langsung menangkap maksudnya.
"Sayang sekali. Kami rencananya ingin bercerita tentang lukamu dan pengorbanan istrimu demi kau..."
“Mo Lao Er berbicara setengah, berhasil menarik perhatian boss.”
Lan Xin wajah memerah, “Hal-hal memalukan ini, jangan diceritakan padanya.”
Dia bahkan tak berani memberitahu Lei Tingyu tentang peristiwa saat dia mencabik-cabik Xiao Mingge setelah dia terluka, serta menjelma menjadi wanita tangguh di belakangnya, khawatir mempengaruhi citranya di hati Lei Tingyu.
Semakin dia bersikap seperti ini, Lei Tingyu semakin penasaran.
Menunduk, cepat-cepat mengumpulkan data di tangan, kali ini tak lagi menyuruh teman-teman untuk mundur.
“Berikan pena.” Boss mengulurkan tangan, Lan Xin menyodorkannya. Dengan cepat dia menulis catatan di atasnya.
“Anggaran untuk item-item ini harus diturunkan lagi, selain itu tidak ada masalah lain.”
“Kamu... bukannya amnesia?!”
Xin Ran sangat terpukul.
Proyek ini dia awasi sendiri, menghabiskan setengah malam sampai kepala pusing menyusunnya. Tapi San Di yang tidak normal ini hanya butuh beberapa menit sudah menemukan kesalahan?
Makhluk macam apa ini yang disebut amnesia?!
“Insting.” Kondisi boss sekarang adalah, banyak hal bisa dia tanggapi berdasarkan intuisi.
Tapi selain hal-hal yang berkaitan dengan Lan Xin, tak ada yang bisa diingatnya.
“Ya Tuhan! Hidup ini tidak bisa dijalani! Apakah kami bahkan tak lebih dari makhluk amnesia?” Xin Ran merasa IQ-nya dihancurkan dengan kejam.
“San Di, kepalamu ini terlalu Melampaui Kodrat, IQ ini...”
Inilah jenius sejati, meski tak ingat apa-apa namun tetap menyimpan bakat bisnis yang tajam!
"Tak heran Lei Tingyu biasanya bisa menangani begitu banyak tugas resmi sendirian, itu bukan kepala manusia, melainkan komputer utuh!"
Mo terlihat merenungkan sesuatu.
"Jika IQ San Di bisa diwariskan ke anak..."
Hehe tersenyum, "San Di, kalau Lan Xin melahirkan putra, nanti kita jodohkan dengan putri dari anak kedua keluarga kami!" Meski Fei Fei mengandung putra, tapi nanti masih bisa punya putri.
"Sial! Licik!" Xin Ran hanya bisa menyesali Tian Xin di keluarganya yang belum hamil.
Generasi penerus ber-IQ tinggi seperti ini, cukup menculik satu saja sudah ada penerus!
"Yang ada di perut Lan Xin adalah putri." Boss menyelesaikan penjelasan, dirinya sendiri juga terpaku, menengadah melihat perut Lan Xin.
"Kamu hamil?"
Boss memiliki keterikatan terakhir yang sangat kuat pada putri, bahkan saat amnesia masih memikirkan Lan Xin mengandung putri.
Lan Xin mengangguk, "Sudah lebih dari 2 bulan."
"Um, putri." Boss tidak terkejut dengan informasi ini, hanya hatinya semakin hangat.
Rupanya di perutnya ada bayi mereka, pantas saja saat tidur berdekatan di malam hari, tangannya selalu tak sadar meraba perutnya.
"Lan Xin, kamu harus berusaha keras melahirkan putri. Kalau lahir putra, San Di mungkin akan mengembalikanmu." Mo bergurau.
Lan Xin mengelus perutnya sambil tersenyum, "Um, akan kuperjuangkan."
Sebenarnya, ingatan atau tidak, tak penting. Dia dan bayi selalu ada di hatinya, itu sudah cukup.
