Bab 346: Merayakan Ulang Tahun Bos
“Kamu yakin... ini kejutan, bukan kemarahan?”
Bibi Chen merasakan amarah Tuan muda Lei Tingyu yang sudah di luar kendali dan membara, sejak dia membanting pintu tadi.
“Ini namanya menekan dulu baru memuji...”
Lan Xin bukan tidak mau menghibur bos, tapi sifat sombongnya setelah amnesia benar-benar sulit dihadapi. Dia terlalu ketat mengawasinya.
Kalau mendekat sekarang, rencana akan terbongkar lebih cepat, apalagi memberi kejutan. Jadi biarkan dia menunggu sebentar dulu.
Yang penting kuenya dipanggang dulu~
Sementara Lan Xin sibuk di dapur, bos juga sedang menyimpan kekesalan sendirian di ranjang.
Kucing kejam ini, sudah setengah hari tidak juga naik, bahkan tidak mau melihat apakah dia marah!
Setelah menunggu lama yang tak tentu, pintu terbuka. Lan Xin mengintip.
“Suamiku tercinta, apakah kamu ada di sini~”
“Tewas.”
“Cih cih cih, ucapan anak-anak tidak bisa dianggap serius!” Lan Xin mendekati ranjang, menatap bos yang hanya memberinya punggung dengan posisi menyamping.
“Aku tidak melarangmu untuk sombong, tapi jangan berbaring seperti ini, lukamu akan sakit!”
“Lebih baik mati kesakitan, bukankah kamu senang jalan-jalan? Ngapain masih peduli padaku, pergilah jalan-jalan!”
Lan Xin diam-diam mencubit pahanya sendiri, memaksa diri untuk tidak tertawa.
Masih kekanak-kanakan sekali, masih menyimpan dendam.
“Aku jalan-jalan bukan untuk diriku sendiri, semua yang kubeli adalah barang-barang untukmu. Tidak mau lihat apa isinya?”
“Di rumah tidak ada pelayan? Kamu harus pergi sendiri?” boss tidak menerima kebaikannya.
Duduk tegak dengan wajah dingin menatapnya, melambaikan tangan ke arah Lan Xin.
“Kalau merasa sesek di sini, pergilah! Tapi kalau pergi jangan kembali!”
Begitu kata-kata keras itu terucap, sebenarnya dia sudah sedikit menyesal.
Tapi sejak lahir dia tidak pandai merayu, apalagi punya sifat gengsi tinggi. Mustahil meminta maaf, maka bibirnya terkunci rapat sambil menatap Lan Xin.
Jangan-jangan perempuan ini langsung menangis sambil berlari?
Bibir Lan Xin bergetar, jarinya gemetaran menunjuk ke arahnya. “Kamu... kamu!”
Hati Lei Tingyu berkedut, mengira telah melukainya. Tapi kata-kata sudah terlanjur, tak bisa ditarik kembali.
Sedang bingung, tiba-tiba melihat Lan Xin limbung di karpet berbulu panjang, dua tangannya menghantam karpet dengan dramatis.
“Nasibku sungguh malang! Lihatlah suamiku yang tanpa ampun setelah berhubungan intim ini!”
Adegan ini terasa familiar. Puzzle dalam kepala boss sepertinya bertambah satu keping, tapi ada yang terasa aneh...
"Dia bangkit secara insting, kaki panjangnya baru menyentuh lantai, Lan Xin langsung terjun menyambar, memeluk salah satu kaki celana tidurnya, teriak histeris tapi tak setetes air mata pun."
"Suamiku, tegas sekali kau mengusir kami ibu dan anak keluar rumah, padahal aku masih mengandung janinmu!"
"Um, model ini sudah benar."
Puzzle dalam kepala Lei Tingyu bertambah satu keping, gambaran kucing jalang ini masih berlutut di karpet sambil memeluknya dengan jorok.
"Berdiri!"
Kekuatan pelukan kaki tetap dahsyat, mendengar nada bicaranya, Lan Xin tahu sikap tak tahu malunya kembali unggul.
Dalam hati tertawa geli, wajahnya tetap menyedihkan, tak mau melepas pelukan pada kaki sang suami.
"Aku keluar hari ini benar-benar ada alasannya, beri aku kesempatan menjelaskan dong~"
Sebenarnya sudah luluh, siapa yang tahan dengan gaya manja versi upgrade-nya? Lei Tingyu pura-pura bersikap keras, tapi hati meleleh dibuatnya.
"Tidak!"
"Kalau begitu...terpaksa kuusap ingusku di celana sutramu ini. Sayang, katanya kamu perfeksionis kebersihan?"
"Jin Lan Xin! Tebalnya wajahmu melebihi tembok kota, peluru pun tak mampu menembus!"
Lan Xin berdiri dari lantai, bukannya malu malah bangga.
"Perempuan yang tahu malu, sudah lama membeku mati sepuluh ribu kali di tanganmu."
Menutupi mata suaminya dengan tangan, berbisik misterius:
"Jangan buka mata dulu! Ada kejutan untukmu!"
Dia ingin melepaskan tangan Lan Xin, namun perempuan itu sudah mengeluarkan syal sutra yang telah disiapkannya dan mengikatkannya di mata Lei Tingyu.
"Siapa yang berani melirik, akan jadi anjing!"
"Apa yang terjadi? Misterius sekali."
Lei Tingyu mendengar suara gesekan yang samar, setelah lama baru terdengar suara Lan Xin.
"Boleh dibuka sekarang."
Lei Tingyu melepaskan syal penutup matanya, terpana melihat pemandangan di hadapannya.
Lan Xin mendorong troli besar bertumpuk kotak berbagai ukuran. Yang paling mencolok adalah kue ulang tahun dua lantai yang terpajang di tengah.
Di atasnya tertancap sepasang boneka kartun imut yang dibuat berdasarkan prototipe Lan Xin dan Lei Tingyu dari garis wajahnya.
Baru setelah melihat huruf H di kue itu, Lei Tingyu tersadar.
"Ulang tahunmu?"
"Ulang tahunmu! Hari ini tanggal 27 tahunmu~ Selamat ulang tahun!"
Kue ini buatan tangannya sendiri. Karena Lei masih dalam masa pemulihan, formulanya dirancang khusus. Bahkan boneka kecil di atasnya dibuat berdasarkan desain gambarnya yang dikerjakan semalaman.
Ulang tahun...
Lei Tingyu yang amnesia menutup mata merenung lama, tapi tak ada informasi terkait yang muncul.
"Ini pertama kalinya kamu menemani ulang tahunku." Kalimat tegas.
Dalam puzzle kenangan, potongan ini hilang.
"Setiap tahun ke depan, aku akan selalu menemani ulang tahunmu!" Lan Xin berjalan mendekat dengan ceria, menempel manis di pelukan Lei seperti burung kecil.
“Yang tak bisa diingat, tak aku paksa. Anggap saja ini kesempatan dari langit untuk membuatku jatuh cinta padamu lagi, dan membuatmu jatuh cinta padaku lagi. Kita bisa menciptakan lebih banyak kenangan indah.”
Akhirnya dia berhenti memikirkan. Petir dan hujan sama-sama anugerah langit. Karena Tuhan sudah mengatur amnesia-nya, jangan fokus pada sisi buruknya. Usahakan berpikir positif.
Lei Tingyu menatapnya dalam-dalam. Sangat ingin mengatakan pada Lan Xin: Kau berhasil.
Selain dia, tak ada orang kedua yang bisa memberinya begitu banyak perasaan dalam waktu sesingkat ini. Dari kemarahan hingga kebahagiaan, hanya butuh kurang dari sepuluh menit.
Mungkin tak ada kepingan ini dalam puzzle. Tapi hari ini, pasti akan menjadi kepingan baru yang selamanya tertanam di hatinya.
“Maukah kau membuka hadiah? Ada yang dari aku, juga pilihan orang lain. Ingin kukatakan: Meski kau tak punya ingatan tentang kita, kau tetaplah dirimu yang tak tergantikan.”
Troli hadiah ini nilainya fantastis. Semua dari teman Sultan-nya. Dibanding milik mereka, persiapan Lan Xin tak terlalu mewah, tapi pasti dibuat dengan tekun.
“Sekarang tak perlu. Ada hal lebih penting yang harus kulakukan.” Setiap sel tubuhnya berteriak ingin menyatukan perempuan yang menggugah hatinya ini ke dalam raganya.
Hanya ingin mengekspresikan perasaannya melalui tindakan.
“Suami, lukamu belum sembuh...” Lan Xin mencium keanehan. Tangannya...
“Makanya, kau bisa lebih aktif sedikit.”
“Tidak, sungguh tidak bisa——” Makhluk ini, kenapa lagi-lagi tidak mengikuti naskah!
Lan Xin ingin menangis tak bisa, habis-habisan melawan dirinya.
"Jangan sembarangan menyentuh, kena lukaku, kau pasti sakit hati." Boss menguasai pola hati Lan Xin dengan mahir, dua tangannya sibuk tak henti. Saat merobek pakaiannya, tangannya menyentuh kotak kecil keras, sedikit ditekan.
Tragis.
