Bab 368: Pasangan Suami Istri yang Sempurna
Setelah selesai berbicara, bos berpaling ke penasihat licik Lei Zhizhi.
"Untukmu yang sudah beberapa kali melebihi limit kartu kredit, akhirnya tak puas lagi jadi pemegang saham pasif?"
Melihat ini, semua pemegang saham lain menyembah kehebatan Lei Tingyu.
Penuh wibawa!
Hanya dengan beberapa kalimat ini, semua orang sudah yakin bos sama sekali tidak kehilangan ingatan.
Kemampuan menusuk titik kelemahan lawan dengan satu gerakan, bakat melihat esensi di balik fenomena - semua anggota keluarga Lei digabungkan pun tak sampai sepersepuluh kemampuannya!
Inilah kedatangan sang Raja sejati.
"Suka menyebarkan data? Baik! Biar kalian puas. Qi Lei!" Begitu perintah bos keluar, Qi Lei segera mengeluarkan dokumen yang sudah dipersiapkan.
“Di sini, semua anggota keluarga kami yang melakukan berbagai hal dan berhutang dalam jumlah tertentu telah diinvestigasi secara total.”
“Karena kalian semua enggan menjadi pemegang saham kecil yang menerima dividen tahunan di Lei Group, saya Lei Tingyu bersedia membantu kalian mengurangi kepemilikan saham kami di Lei Group.”
Begitu kata-kata ini keluar, wajah para pengacau dan pemegang saham yang salah posisi berubah pucat pasi. Bahkan yang daya tahan psikologinya rapuh langsung mengeluarkan obat dan menaruhnya di mulut.
Benar-benar irama satu kalimat langsung membuat orang sakit!
Lan Xin sudah terbuai oleh penampilan memukau sang bos. Orang lain melihat kedatangan Lei Tingyu dengan perasaan takut atau senang.
Hanya dia yang tidak memperhatikan perkataannya, matanya hanya melihat kharisma CEO Lei Tingyu yang memesona dan ketampanan yang membuat orang menahan nafas.
Mendengar bos meminta mereka mengurangi saham, Lan Xin merenung sejenak dan akhirnya berhasil melepaskan diri dari peran fans fanatiknya.
Maksudnya, dia ingin membeli semua saham para penentangnya?
Perkataan bos tidak pernah ingkar janji. Jika ingin membersihkan barisannya sendiri, apapun keinginan pihak lawan, dia pasti punya seribu cara.
Rapat berbalik situasi karena kehadiran Lei Tingyu. Mereka yang ingin menjatuhkannya justru menelan pil pahit sendiri.
“CEO Lei selalu bisa dipercaya. Di bawah pimpinanmu, kami para pemegang saham sangat yakin.” Segera ada yang maju menyatakan kesetiaan.
"Konspirasi yang telah direncanakan lama oleh anggota keluarga Lei bersama-sama, berubah menjadi lelucon di bawah kendali kuat Lei Tingyu."
Seorang pemegang saham yang merasa dekat dengan Lei Tingyu, bertanya penasaran:
"Shi Zhi, aku selalu penasaran. Jika ingin membersihkan barisan, bukankah ada cara lebih langsung? Mengapa membawa menantumu yang sedang hamil?"
Orang ini adalah yang tadi mendukung bos dengan tegas. Atas pertimbangan itu,
bos menjawab dengan jawaban menggelitik: "Ini semua karena si kecil nakal di rumahku."
Bos memandang Lan Xin penuh kasih. Lan Xin mengedipkan mata sambil tersenyum polos.
"Setelah hamil, aku membatasi ketat penggunaan ponsel dan TV-nya. Tapi dia sangat suka drama berlebihan tak berbobot ini."
Nada seolah mengkritik tapi penuh kasih sayang ini semakin meyakinkan semua bahwa pernyataan Lan Xin tentang dimanjakannya bukan omong kosong.
"Jadi ini kesempatan Shi Zhi memberi menantu untuk menonton drama nyata!"
Ucapan pemegang saham ini seperti tamparan keras bagi para badut yang tadi berusaha merebut kekuasaan.
Dengan IQ kumulatif pas 250, kalian berani mencoba melawan Lei Tingyu?
"Dengar baik-baik, di mata suaminya, kalian cuma properti buat menghibur wanita hamilnya Lei Tingyu."
Saudara sepupu mengepal kedua tinju,
"Lei Tingyu, jangan terlalu menginjak-injak orang!"
"Suamiku menginjak-injakmu bagaimana? Yang jelas-jelas menginjakmu itu aku!" Lan Xin merasa menghajar level segini belum perlu melibatkan bos-nya.
"Lan Xin, sok gaya apa? Lei Tingyu itu Iblis berdarah dingin. Dia tega menghabisi keluarga sendiri, kira-kira berapa lama kau bisa bertahan di hatinya?"
"Dibilang IQ-mu rendah nggak terima. Aku Jin Lanxin, Lan Xin itu namaku. Kita nggak akrab, jadi jangan asal panggil nama orang." Lan Xin menoleh ke pemegang saham lain.
"Bapak-bapak semua kan senior kami sejak generasi ayah mertuaku ikut Lei Group. Drama hari ini anggap saja tunjangan dari kami suami-istri, nonton gratis nggak bayar tiket!"
Kalimat itu memancing tawa hadirin. Semua tahu istri CEO ini nggak sepolos penampilannya.
Kemampuannya mengubah situasi canggung jadi lucu dalam sekejap membuktikan kebijaksanaan tersembunyi dalam kesederhanaan.
Tapi yang lebih mengejutkan adalah Lei Tingyu.
Padahal dia bisa langsung membereskan sampah keluarga ini diam-diam, tapi malah memilih cara seperti ini.
"Sombong sampai puncak, dengan begitu langsung menelanjangi jebakan licik mereka, sama sekali tak peduli muka, karena Lei Tingyu sudah tak menganggap mereka ada di matanya."
Lei Tingyu mengulurkan tangan ke Lan Xin, Lan Xin menaruh tangannya di atasnya, bersiap mengakhiri drama ini. Tiba-tiba Lan Xin seperti teringat sesuatu, menoleh ke saudara sepupu dan Lei Zhizhi sambil berkata.
"Kalian mengingatkanku pada sebuah cerita, hm, bagaimana menjelaskannya? Begini, perbuatan kalian hari ini seperti mengerahkan seluruh tenaga melompat tinggi, tapi hasilnya cuma memukul lutut Lei Tingyu dengan lemah. Kalau kepintaran memang cacat bawaan, jangan dipaksakan dipamerkan, serius!"
Dua kata terakhir diucapkan Lan Xin dengan ketulusan luar biasa.
Justru karena sikapnya yang seperti ini, efek menyebalkannya semakin kuat.
"Haha! Menantu muda ini sangat humoris. Menurutku, di acara akhir tahun Lei Group nanti, menantu bisa tampil dengan komedi tunggal. Efeknya pasti luar biasa!"
Para pemegang saham tertawa penuh sukacita, tak ada yang menghiraukan para pembuat onar yang segera akan diusir itu.
Lei Tingyu memeluk Lan Xin, dengan santai ikut bercanda bersama yang lain.
"Jangan melebih-lebihkan. Si penghancur suasana ini kalau naik panggung, bisa-bisa para elit Lei Group terkena kanker canggung semua."
Lan Xin cemberut.
"Masa segitu buruknya menurutmu? Aku rasa penampilanku hari ini masih bisa diterima."
Lan Xin berdalih, "Hari ini, aku memang tidak menghajar mereka sepenuhnya, tapi ini karena jika orang digigit anjing tidak akan mengejar anjing itu untuk membalas. Suami, bukankah kamu selalu mendidikku, bilang kita juga orang yang punya KTP, tidak boleh melakukan hal menurunkan harga diri seperti ini?"
Sepupu yang marah, tidak bisa lagi mendengarkan, berbalik membawa anak buahnya pergi.
Di belakang, terdengar gelak tawa para pemegang saham.
Pasangan Lei Tingyu ini benar-benar cocok, boss menggunakan aura untuk menekan lawan, sementara Lan Xin menghujani dengan kata-kata pedas tanpa menyebut kata kotor.
Dalam suasana riang ini, Lan Xin tiba-tiba melihat Ibu Lei yang masih duduk di kursinya, wajahnya tiba-tiba terlihat sepuluh tahun lebih tua.
Orang yang paling menyesal pasti adalah dia.
