Bab 372 Siapa Bilang Cinta Tak Butuh Kecerdasan
Boss takkan memberitahu Lan Xin bahwa alasan memilih lagu ini karena idola pria yang disukainya pernah menyanyikannya di film. Sudah lama kesal melihat wajah kagumnya saat mendengar!
Sekarang, tatapan penuh kekaguman Lan Xin yang terharu memenuhi ambisi boss akan pujian.
Dialah sang NO.1 abadi di hatinya!
Satu-satunya penyesalan Lan Xin saat ini: sayangnya lagu yang dinyanyikan idolanya adalah ini.
Jika idol menyanyikan lagu telur ayam kampung, dia memuji beberapa kalimat, boss mungkin karena marah, juga bisa menyanyi ya...
Disiksa habis-habisan oleh pasangan suami-istri keluarga Lei, saat keluar masih harus memapah Si Keempat yang mabuk terhuyung-huyung, pasangan Mo hanya memikirkan satu hal yang sama.
Nanti saat makan, harus pesan yang paling mahal, kalau tidak menguliti San Di sampai berdarah-darah, sulit meredakan jantung kecil yang terprovokasi oleh duo penyiksa anjing keluarga Lei!
"Makan kepiting besar saja, banyak telur dan dagingnya. Hotel kami baru saja menerima kiriman via udara dari daerah Yangcheng Lake." Mo Tianzhen berkata dengan polos.
"Sejak kapan kamu baik hati seperti ini, menghemat uang San Di?" Fei Fei penasaran bertanya, bukannya tadi sudah sepakat untuk mengeruk keuntungan dari domba gemuk ketiga?
Harga kepiting berapa sih, sama sekali tidak memenuhi syarat untuk membunuh domba gemuk sebagai bentuk kemarahan dipaksa menelan makanan anjing!
"King Crab, saya sudah menyuruh dapur menyimpannya." Mo menyodorkan ekspresi "kamu pasti paham" ke Fei Fei.
Fei Fei langsung mengangguk, ini bagus, boleh juga, harganya sekitar 200 ribu sekor, boss punya uang!
"Tidak boleh, ganti yang lain." Boss memeluk Lan Xin, langsung menolak mentah-mentah.
"Masa sih, San Di? Harga setengah tas Lan Xin saja tidak sampai. Jangan-jangan kamu pelit seperti ini. Aduh Lan Xin, saya harus menasihatimu, ada pria setelah menikah semua pikirannya habis untuk bernyanyi, sampai enggan mengeluarkan uang."
"Si Keempat yang mabuk ditahan Mo, segera meluruskan pinggangnya, tidak melepaskan satu pun kesempatan untuk mengerumuni Lei Tingyu."
"Bersumpah akan melanjutkan taktik memecah belah sampai akhir!"
"Karena San Di yang licik ini, terlalu memanjakan istri hingga terus menyegarkan rekor baru dalam menyayangi istri."
"Hingga Tian Xin setiap hari mengomelinya: Lihatlah pria berkarakter seperti San Di yang mau melakukan ini-itu untuk Lan Xin, kenapa kau tidak bisa seperti dia!"
"Yang juga kena getah Lei Tingyu adalah Mo Lao Er."
"San Di sialan ini, sudah menghancurkan berapa banyak kehidupan intim bahagia orang!"
"Nyanyi tidak perlu bayar, Adik ipar. Kakak juga harus menasihatimu: Untuk menguji ketulusan pria, harus diukur dengan uang yang vulgar. San Di... tidak bisa diandalkan."
Sambil berkata ia menggelengkan kepala bersama Xin Lao Si, memperlihatkan wujud boss yang pelit dan mencibir.
Lan Xin bingung menatap mereka: "Kalian sebenarnya sedang membicarakan apa? Dia hanya tidak mau aku makan kepiting, ada hubungannya dengan uang apa?"
"Di rumah pun tidak diizinkan makan."
"Wanita hamil tidak boleh makan kepiting." Boss memandang lesu dua saudara yang sedang menggali kuburan sendiri.
"Jangan bilang kalian bahkan tidak tahu akal sehat seperti ini?" Satu kalimat liciknya mengalahkan puluhan ucapan mereka.
Ditambah sorot matanya yang mengarah ke perut Fei Fei, Mo Lao Er seketika berubah jadi pria paling sampah di dunia.
"Mo Huairen! Kenapa kau bahkan tidak tahu pengetahuan dasar seperti ini? Lihatlah San Di!"
“Xin Ran! Kau tahu sendiri Lan Xin dan Fei Fei sedang hamil, kenapa masih ikut menghasut? Lihatlah San Di!”
Dua perempuan itu menarik telinga masing-masing pasangannya, sementara bos yang licik dengan santai menggandeng tangan Lan Xin.
Biarkan kalian dilanda iri dan kesal. Siapa bilang pacaran tak butuh kecerdasan?
Akhirnya, kami makan ikan rebus pedas untuk menuruti selera kedua ibu hamil.
Ikan merah pedas dalam mangkuk besar dihidangkan satu demi satu, kedua wanita hamil itu melahapnya dengan rakus.
Lei Tingyu tidak terlalu suka. Kecuali masakan Lan Xin, dia hampir tak mau makan apa pun di luar. Sepanjang acara dia sibuk mengambilkan hidangan dan menuangkan air untuk Lan Xin.
Berbeda dengan Lan Xin yang makan dengan sangat lahap.
“Fei Fei, saat pemeriksaan kali ini, pasti sudah bisa dilihat gender bayimu kan?” tanya Lan Xin.
Shishi dan Fei Fei memiliki masa kehamilan yang hampir sama. Hasil tes menunjukkan bayi perempuan dalam kandungan Shishi, membuat Mu Feng hampir mati ketawa bahagia.
“Um, sudah diperiksa. Anak laki-laki.”
Fei Fei agak kecewa, tapi para senior keluarga Mo justru terlihat gembira.
Mengingat Mo adalah keturunan tunggal selama beberapa generasi, status Fei Fei di kalangan orang tua keluarga Mo sekarang juga dipengaruhi kandungan bayi laki-lakinya.
Lei Tingyu melempar pandangan mengejek ke arah Mo Lao Er, “Selamat ya.”
"Jangan kesal," Mo berkata. "Awalnya kupikir ini anak perempuan, tapi tidak apa-apa, Pria Tua di sana justru senang. Untuk anak perempuan bisa kita usahakan perlahan nanti."
"Kalian ini, kenapa begitu nekat menginginkan anak perempuan?" Lan Xin berpikir, boss juga terlihat sangat menantikan anak perempuan.
Pakaian yang dipesankannya untuk bayi, sebagian besar adalah untuk bayi perempuan.
"Punya anak perempuan itu bagus. Nanti bisa dibawa pulang menantu seperti San Di yang bisa mencetak uang. Anak perempuan cukup bertanggung jawab bersenang-senang, berdandan cantik setiap hari."
Lan Xin dan Fei Fei sama-sama antara ingin tertawa dan marah. Logika macam apa ini!
"Beberapa hari lagi aku juga akan periksa kehamilan. Tapi soal gender, tidak rencana untuk lihat. Biarlah apa adanya, anggap saja sebagai kejutan."
Lan Xin meraba perutnya dengan wajah penuh kebahagiaan.
Lei Tingyu diam-diam menjepit sepotong daging ikan dengan sumpit, menyuapkannya ke mulutnya.
"San Di, tidak perlu terlalu puas diri. Teori 'asam untuk anak laki pedas untuk perempuan' juga tidak akurat! Lihat Fei Fei, hamil anak laki tapi tetap suka makanan pedas. Jadi Lan Xin mungkin juga mengandung anak laki lho!"
Mo adalah tipe orang yang kalau sendiri tidak bisa makan anggur, juga berharap teman gaynya tidak bisa makan anggur - psikologi pengecut yang khas.
Boss dengan santai mengambilkan hidangan untuk Lan Xin, baru kemudian menengadah ke arah Mo.
"Daripada sibuk mengurusi kandungan istriku, lebih baik kau ingat-ingat perempuan-perempuan yang pernah kau tinggalkan? Termasuk kau." Lei Tingyu menoleh ke Xin Ran yang sedang asyik menonton keributan.
“Hai... yang menyinggungmu itu Lao Er, apa hubungannya sama aku?!”
Xin Ran yang tak bersalah ikut terseret, wajahnya penuh kekesalan.
Mo Lao Er cepat-cepat mengangkat gelas, berpura-pura memohon ampun.
“Aku mengaku kalah, bisakah kita tidak membahas masa lalu ini?”
Para perempuan sudah lama tahu kelakuan dua orang ini di masa lalu yang berantakan. Sekarang mendengarnya pun tak terlalu marah, tapi melihat para pria terjepit, tetap terasa puas.
“San Di, bukannya kamu amnesia? Kok bisa ingat semua ini?” tiba-tiba Xin Ran merasa curiga.
Melihat tatapan Mo, San Di sama sekali tidak terlihat seperti orang yang kehilangan ingatan, malah seperti serigala berbulu domba.
Apalagi skill memikat wanita yang ditunjukkannya hari ini, jauh lebih hebat dibanding masa lalu!
“Hei, jangan-jangan ingatanmu sudah pulih, lalu kamu merayu istrimu biar baik lagi padamu?” Mo Lao Er langsung menyingkap kebenaran.
“Kamu percaya omongannya?” bos memandang Lan Xin dengan tenang.
Lan Xin menggelengkan kepala seperti gendang berputar, dengan wajah serius berkata pada Mo Lao Er:
“Suamiku pasti tidak akan begitu. Dia sedang berusaha keras mengingat masa lalu kita.”
Bos mengangguk, benar!
Malam ini pulang, dia berencana 'mengingat' beberapa gaya baru. Kamar mandi kemarin sudah dicoba, mungkin hari ini bisa coba di balkon.
