Bab 375 Boss Ingin Bercerai?
“Ting Yu memang sudah sibuk dengan pekerjaannya, aku juga tidak ada keperluan apa-apa——Hah, kok pesanan dari luar?”
Karakter Lei Tingyu, kalau dia dirawat di rumah sakit, minimal harus menyuruh koki Michelin Tiga Bintang dari rumah untuk membuat berbagai masakan obat, terus diantar bergiliran.
“Ngomong-ngomong soal ini aku jadi kesal, Tuan muda ini ngapain sih, berani-beraninya melarang orang dari kediaman keluarga Lei mengantar makanan untuk kita?”
Bibi Chen sendiri menelepon ke kediaman keluarga Lei, koki kepala malah bilang tidak punya waktu tidak bisa masak. Dia mengeluh ke Lei Tingyu, hasilnya cuma satu kalimat: dia sudah tahu.
Ini benar-benar tidak wajar!
Nyonya muda di keluarga ini adalah sosok yang paling dimanja. Sekarang orangnya sudah dirawat di rumah sakit, Tuan muda masih juga melarang koki dari kediaman Lei mengantar makanan!
“Nggak apa-apa kok, sesekali makan dari luar ganti-ganti menu juga enak.” Lan Xin juga bukan orang yang manja, hal kecil seperti ini sama sekali tidak dipikirkannya.
“Makanan luar gini kan nggak tahu kebersihannya. Aku pesan dari hotel besar terdekat rumah sakit... Tuan muda benar-benar keterlaluan, nanti pulang pasti akan kuhujani dia dengan omelan!”
Orang yang paling memperhatikan Nyonya muda kan dia sendiri, kok sekarang Nyonya muda dirawat, sikapnya malah seperti ini?
Bibi Chen menahan amarahnya, sementara Lan Xin belum menyadari keanehan ini.
“Sudahlah, Bibi Chen, jangan marah-marah. Ting Yu setiap hari sibuk bekerja, tidak mungkin mengingat semua hal. Kita kompromi makan sekali ini saja. Aku rasa kondisi tubuhku juga tidak terlalu parah, mungkin sebentar lagi bisa pulang.”
Bibi Chen mengambilkan sup untuk Lan Xin, dalam hati ingin menumpahkan kelucuan, tapi mempertimbangkan status Lan Xin sebagai pasien, menahan diri.
Sebenarnya, bukan hanya karena tidak mengantar makanan untuk Nyonya muda, Bibi Chen masih menyimpan kemarahan yang lebih besar.
Lan Xin sekarang sakit, merawatnya memang sudah menjadi kewajiban.
Tapi menyangkut Nyonya muda yang sedang hamil, Bibi Chen khawatir tidak sanggup merawat sendirian. Ia menelepon memanggil orang, ingin mencari beberapa pelayan setia lagi yang bisa diajak kerja sama kapan saja.
"Hasilnya Tuan muda juga berkata, tidak perlu."
Bibi Chen marah sepenuh perut, ini Nyonya muda yang sedang hamil, bagaimana tiba-tiba Tuan muda menjadi sampah!
Keduanya makan dengan tenang, di tengah makan, pengacara Lei Tingyu datang.
Lan Xin melihat pengacara ini, merasa agak familiar.
Bukankah ini orang yang dulu menyelesaikan prosedur perceraian untuknya dan Lei Tingyu?
"Nyonya Jin, kali ini saya datang atas perintah CEO Lei." Pengacara langsung ke inti.
"Untuk apa Tuan muda memanggilmu? Tidak lihat Nyonya muda kami sedang menenangkan kandungan?"
Bibi Chen melihat kedatangan pengacara, hatinya tiba-tiba punya firasat tidak baik.
"Suamiku menyuruhmu datang untuk apa?"
Lan Xin juga agak membeku.
“Ini, silakan Anda periksa.” Pengacara mengeluarkan beberapa file dari tasnya.
Lan Xin melambaikan tangan, "Barang-barang ini, serahkan saja ke Ting Yu untuk dilihat, dia bisa mewakili saya dalam mengambil keputusan."
"Dia mengira, ini Lei Tingyu membeli properti lagi, atau memberinya saham dan sejenisnya. Untuk menenangkan kandungan, memberinya hadiah agar dia semakin percaya diri."
"Bukan, yang ini mungkin hanya Anda sendiri yang bisa melihatnya."
Ekspresi serius pengacara yang aneh membuat Lan Xin tidak bisa menolak, sehingga menerimanya dan melihat sampulnya. "Sudah kukatakan, semua kekayaan ini sama sekali tidak kupedulikan. Lei Tingyu terlalu berlebihan——"
Ucapannya terhenti oleh beberapa kata besar di sampul yang membuatnya terpana.
"Bibi Chen, apakah aku karena sakit jadi penglihatanku kabur? Tolong lihat, tulisan apa ini?"
Bibi Chen mengambilnya dan membacakan.
"Perjanjian Perceraian——? Siapa yang bercerai? Hei, kamu yang berpakaian rapi ini tidak punya penilaian situasi? Urusan perceraian orang lain apa hubungannya dengan Nyonya muda kami? Jangan ganggu hati wanita hamil dengan benda-benda ini, ambil saja!"
Bibi Chen melambaikan tangan, bahkan tidak ingin melihat benda itu. Tapi Lan Xin mengambilnya, membuka halaman pertama dimana tertulis sesuatu yang familiar dengan terkejut.
Dokumen yang diberikan pengacara kepada Lan Xin berisi sesuatu yang asing namun familiar baginya.
Dulu, saat dia berada di titik paling putus asa, dia pernah menandatangani benda ini.
Tapi juga saat dia tidak punya rumah, Lei Tingyu menyuruhnya merobek benda ini dengan tangan sendiri.
Jadi ketika benda ini muncul di puncak hubungan mereka, reaksi Lan Xin adalah keterkejutan dan ketidakpercayaan.
Di atasnya tertulis dengan jelas:
Pihak A Lei Tingyu, Pihak B Jin Lanxin, karena hubungan suami-istri telah retak, berdasarkan keinginan kedua belah pihak, menandatangani perjanjian terkait pembubaran hubungan pernikahan...
"Lelucon ini terlalu tidak berbobot, haha, tapi cukup menakutkan. Sampaikan ke Tingyu bahwa lelucon ini cukup inovatif, tapi jangan diulang-ulang. Sudah bercerai sekali, masih mau main-main lagi, sangat membosankan."
Lan Xin menutup perjanjian perceraian sambil menguap.
"Kalau dia tidak ada kerjaan, lebih baik cari cara lain untuk menghiburku. Jenis humor kaku seperti ini tidak kusukai."
"Keterlaluan! Masalah seperti ini tidak bisa dijadikan lelucon. Aku akan telepon tuan muda! Lelucon juga harus ada batasnya, tidak bisa sembarangan!"
Bibi Chen juga mengira ini adalah lelucon kaku yang dibuat Lei Tingyu untuk menghibur Lan Xin.
Pengacara itu menatap lurus ke depan, "CEO tidak bercanda. Dia serius."
"Ha! Berapa ongkos kabur yang diberikan padamu? Aktingmu bagus, seperti nyata. Hari ini bukan 1 April, kalian semua berkolusi menggodaku seperti ini, keterlaluan!"
Lan Xin merasa humor dingin bos hari ini patut dapat nilai minus 100.
"CEO Lei serius. Sebaiknya kamu telepon dia untuk konfirmasi."
Lan Xin memegang ponselnya dan menelepon Lei Tingyu.
"Suamiku, kamu main apa lagi? Permainan ini tidak seru," ujarnya langsung ke inti dengan nada manja.
"Aku tidak mencintaimu lagi."
“Haha, ini nasi kotak ditambah paha ayam, aktingmu seperti kejadian nyata.”
“Ingatanku selama ini belum pulih, tapi hari ini, aku teringat.”
“Oh, jadi baru ingat, makanya pakai permainan perceraian sama seperti dulu untuk mempermainkanku? Kau terlalu jahat!”
Lei Tingyu menenangkan pikiran. Kucing ini selalu bisa menyesatkan orang lain, dia harus memutus kekusutan dengan pedang cepat.
“Aku teringat Xiao Mingmei, dialah yang kusukai. Kotak besi itu peninggalannya untukku. Kau... aku sudah tidak suka lagi.”
“...” Lan Xin diam membisu.
“Tandatangani perjanjian perceraian, mari kita perbaiki kehidupan yang salah ini.”
“Hari ini bicaramu kok banyak sekali?”
“Aku tak mau bersama perempuan yang sudah tak kusukai. Segera tandatangani, jangan paksa aku bertindak terhadapmu dan keluargamu.”
Suara Lei Tingyu dingin tanpa ampun.
Tapi Qi Lei yang melihatnya sedang menelepon, sudah memperhatikan urat nadi di tangan CEO yang menonjol.
Berbicara dengan hati palsu, betapa besar pengendalian diri yang dibutuhkan. Sungguh menyayat hati melihat CEO...
“Lalu bagaimana dengan anak dalam kandunganku?” Lan Xin akhirnya menangkap keseriusan mutlak dalam nada bicara Lei Tingyu.
Dia, sama sekali tidak bercanda.
Akhirnya menyentuh persoalan anak, Lei Tingyu menarik napas dalam-dalam lalu berkata dengan suara terdingin.
“Gugurkan.”
Dua kata ini bukan hanya menusuk jantungnya, tapi juga membuat hati sendiri terkoyak berdarah-darah.
