"Bab 387 Pendengar Terharu, Pencium Menangis"
"CEO Jin, saya Qi Lei, asisten Lei Tingyu——Jangan buru-buru menutup telepon!"
Jin Tian mendengar ini lagi orangnya Lei Tingyu, seketika membenci semua yang terkait.
Khawatir lawan bicara menutup telepon, Qi Lei langsung ke inti pembicaraan.
"Anda semua salah paham dengan CEO kami. Tidakkah kalian curiga ada keanehan dalam hal ini? CEO dan Nyonya selalu harmonis. Bahkan saat CEO kehilangan ingatan, satu-satunya yang dipercaya adalah istrinya. Dia bahkan rela menahan peluru mematikan untuk Nyonya!"
"Maksudmu kami salah menilai Sampah Lei?"
Jin Tian mewakili keluarga Jin berbicara.
Sejak menerima permintaan tolong Lan Xin, Lei Tingyu yang semula menantu terbaik nasional langsung jatuh menjadi sampah nomor satu, disingkat Sampah Lei.
Qi Lei cepat-cepat membenarkan.
"Awal kejadiannya begini..."
Saat itu Lan Xin dirawat di rumah sakit bukan karena terstimulasi melihat foto, tapi karena ada tumor di rahimnya.
Kebetulan hari itu Qi Lei mendampingi Lei Tingyu dari awal, menyaksikan langsung bagaimana bos melewati serangkaian pukulan ini.
Perlahan dia menceritakan kronologi kejadian kepada Jin Tian.
Di hari kebenaran terungkap itu, langit luar sangat muram. Tapi aura dingin yang dipancarkan Lei Tingyu yang wajahnya dipenuhi kemarahan, bahkan lebih suram dari langit di luar.
“Kalian, ulangi perkataan barusan！” Lei Tingyu bertanya dengan marah kepada dokter.
“Dari hasil deteksi Nyonya Lei... Beliau memiliki satu butir tumor, saat ini masih jinak, tapi...”
Lei Tingyu yang selalu mantap, aura-nya benar-benar bocor, tangan-nya menekan meja dengan kuat, suara bergema di ruang rapat membuat semua orang gemetar ketakutan.
“Sudah dua bulan sialan, baru kalian periksa sekarang？！”
Dari suara Lei Tingyu yang sama sekali tidak mencekam, semua orang bisa merasakan amarahnya yang meluap.
“Istriku selalu sehat dan rutin pemeriksaan, bagaimana bisa muncul kondisi seperti ini? Bicara lah!!”
Saat tidak murka, aura-nya saja sudah bisa menekan orang. Ketika benar-benar marah, barulah orang-orang ini tahu apa artinya "Tulang menggigil, bulu merinding, kandung empedu pecah, roh melayang".
“Kesehatan manusia bisa berubah kapan saja. Meski rutin diperiksa, tetap mungkin mengalami perubahan tak terduga...”
“Benar, kita patut bersyukur tumor di perut Nyonya Lei jinak. Asal segera dioperasi, pasti tidak akan menyakiti tubuh.”
Lei Tingyu melototi orang yang berbicara itu dengan sorot mata dingin membeku, bertanya dengan suara rendah.
“Kau bilang... bersyukur？！”
“Ya, tumor jenis ini jika ganas di rongga perut pasti berbahaya nyawa. Tumor Nyonya Lei jinak dan kecil, langsung dioperasi pasti tanpa efek samping. Hanya saja anak ini...”
Lei Tingyu maju, menghentakkan kaki ke pinggang orang itu.
"Bersyukur seperti ini, diberikan pada istrimu, apakah Anda bersedia, Ah?!"
Tapi seberapa enggan Lei Tingyu menerima fakta, ini semua adalah hal yang sudah terjadi.
Qi Lei menceritakan reaksi Lei Tingyu saat itu, suaranya mulai tersendat.
"CEO kami adalah pria yang sangat stabil, tapi ketika mendengar Nyonya sakit, dia juga sangat terpukul. Saya belum pernah melihatnya dalam kondisi kolaps seperti itu."
"Tapi jika benar demikian, dia hanya perlu memberitahu Lan Xin kebenaran dan membujuknya untuk melepas anak itu. Mengapa harus membuat perceraian palsu dan melukai hati Lan Xin?"
Jin Tian mengungkapkan bagian yang paling membingungkan dari hal ini.
"CEO Jin, pertanyaan Anda juga merupakan keraguan saya dulu. Sebenarnya CEO hanya perlu memberitahu Nyonya semua fakta secara lengkap. Tapi dunia memiliki begitu banyak jalan, demi melindungi Nyonya, dia memilih jalan yang paling sulit."
Jadi tidak berlebihan jika mengatakan Lei Tingyu adalah pria yang paling memanja Lan Xin di dunia ini.
"Jelas-jelas dia yang melukai hati Lan Xin, bagaimana bisa dikatakan melindungi putriku?" Jin Tian tidak mengerti.
"Di sini Anda hanya tahu sebagian saja. Dengarkan saya jelaskan perlahan..."
Qi Lei melanjutkan cerita tentang kejadian hari itu.
Rupanya tumor Lan Xin sebenarnya adalah jenis yang sangat umum di bagian ginekologi, bukan termasuk penyakit langka.
Banyak perempuan yang mengalaminya saat hamil. Untuk subspesies tumor ginekologi seperti ini, umumnya kondisinya tidak terlalu berbahaya.
"Kondisi Lan Xin jinak, jadi ada kemungkinan tertentu, setelah hamil beberapa bulan, akan diserap dan menghilang sendiri oleh tubuh. Dokter juga sering menemui kasus seperti ini."
"Bahkan jika tidak diserap sendiri oleh tubuh, jika beruntung, pertumbuhannya terhambat dan tidak mengganggu perkembangan janin di kandungan. Jadi kita bisa menunggu sampai anak lahir, baru melakukan operasi pengangkatan bersamaan!"
"Kasus ibu dan anak selamat hampir mencapai probabilitas di atas 70%. Jadi banyak keluarga yang memilih mempertahankan kandungan dulu setelah diagnosis ini, menunggu beberapa bulan. Jika kondisinya memburuk, baru melakukan operasi penghentian kehamilan."
"Kondisi fisik Lan Xin saat ini cukup stabil untuk mempertahankan kandungan beberapa bulan. Dasarnya sehat, ukuran tumornya juga tidak besar. Probabilitas ibu dan anak selamat sangat tinggi, hampir 80%. Baik anak maupun dirinya tidak akan bermasalah."
Jin Tian semakin bingung mendengar penjelasan ini.
"Kalau memang begitu, kenapa Anda bilang jika janin ini diangkat, Xin Xin akan sulit hamil lagi? Lei Tingyu adalah anak tunggal keluarga dengan warisan sebesar itu. Bukankah seharusnya kita pertahankan dulu kandungan ini beberapa bulan sebelum mengambil keputusan? Untuk apa menyakiti Xin Xin seperti ini?"
Orang biasa umumnya akan memilih saran Jin Tian: pertahankan kandungan Lan Xin dulu, baru operasi jika kondisinya memburuk.
Tapi Lei Tingyu bersikukuh pada pendiriannya.
"Saya juga menyarankan hal yang sama kepada CEO. Tapi CEO mengatakan sesuatu yang membuat saya, pria setinggi enam kaki ini, meneteskan air mata. CEO berkata: 'Bagi kalian ini hanya kasus dengan tingkat kegagalan 20%, tapi bagi saya, jika ada sedikit saja kesalahan pada istriku, itu berarti 100%'."
"Sedangkan Lei Tingyu, bahkan kemungkinan 20% kehilangan Lan Xin pun tidak ingin dia tanggung."
"Jika membiarkan Lan Xin mengandung bayi selama beberapa bulan, begitu tumor tiba-tiba memburuk, maka bagi Lei Tingyu itu adalah bencana pemusnahan."
"Karena itu, dia lebih memilih tidak mau anak ini, bahkan di masa depan pun bisa tidak punya anak, tapi dia memilih Lan Xin."
"Kedalaman perasaan seperti ini membuat seluruh anggota Keluarga Jin tersentuh."
"Feng Ting dan Shishi sudah berpelukan dan menangis histeris."
"Mata Jin Tian juga memerah."
"Tapi meski begitu, mengapa dia memberitahu langsung pada Xin Xin sampai menyebabkan suami-istri saling bermusuhan?"
"Saat mengetahui kejadian itu, CEO berdiri sendirian di atap sambil merenung lama. Aku berdiri di belakangnya, melihat kondisi mental CEO saat itu, benar-benar khawatir dia akan nekat terjun. Perasaan putus asa yang begitu menghancurkan itu benar-benar..."
"Qi Lei menghela nafas pelan."
"Saat itu Qi Lei bertanya pada Lei Tingyu: 'Tindakanmu ini akan membuat Nyonya sangat sedih'."
"Tapi jawaban Lei Tingyu justru menunjukkan tekad mengorbankan segalanya."
