Bab 405 Bagaimana caranya menghukumnya... Pusing!
Ngomong-ngomong, bisa mengucapkan kata-kata provokatif seperti ini, dirinya sendiri sampai terharu.
Tapi yang menyambutnya hanyalah jentikan jari boss di keningnya.
“Hmm... Kenapa tidak ikut pola standar?” Lan Xin menutupi keningnya sambil mengatupkan mulut protes.
Katanya mau berpelukan penuh kehangatan!
Melihat ekspresi nakalnya dengan jelas, Lei Tingyu menggapai dan mengetuk keningnya berulang kali, sorot matanya dipenuhi kemesraan.
"Kamu yang ngomong! Kamu sendiri pernah mengikuti pola main yang benar? Langsung kabur saat terjadi perselisihan!"
Padahal masih membawa bawaan anak dalam kandungan!
Memikirkan ini, rasanya ingin memukulnya ribuan kali seumur hidup, tetap takkan bisa menghilangkan dendam di hati.
"Aku kan cuma mau memeluk telur double yolk kita?" Lan Xin berkata dengan wajah penuh kekesalan.
Hasilnya pipinya dicubit-cubit bos sampai merah!
"Kalau bukan karena reaksi cepatku, berapa lama lagi rencanamu menyembunyikan anak ini sebelum kembali?"
Sensasi familiar dicubit ini membuat Lan Xin merasa disiksa pun manis. Pipinya diremas sampai bulat, bicaranya jadi pelo.
"Paling lama 6 bulan! Aku pasti KEMBALI!"
"Berani bersikukuh! Kuhukum kamu..."
Bos secara kebiasaan ingin mengucapkan hukuman, tapi kata-kata itu tertahan di mulut.
Hukum apa?
Melepaskan pegangan, bos mulai serius memikirkan.
Sebenarnya hukuman seperti apa yang bisa memberi pelajaran, agar dia tak lagi berlarian kesana kemari?
Melihat kebingungannya, Lan Xin segera memanfaatkan kesempatan. Dengan bangga menonjolkan perut, sengaja mengacungkan jari tengah dan telunjuk.
"Ingat, dalam kandunganku masih ada keturunan nagamu. Dua ekor! Mau pukul, marah, atau kurangi uang sakuku?"
Wajah arogan ini membuat bos menggeretakkan gigi.
"Lan Xin sekarang mengandalkan dua bayi dalam perutnya, indeks kesombongannya melesat vertikal, dalam kondisi hampir melampaui batas, terus memancing dendam sang bos."
"Memukulku, tak tega kan? Mengumpatiku, tak bisa juga kan? Menahan uang sakuku...Aduh, Ayahku bilang akan mengalokasikan sebagian saham Jin Si untukku sebagai hadiah kelahiran anak, sebelumnya saham Lei Group juga sudah banyak kau berikan."
Maksudnya, sekarang suaminya sudah berubah status menjadi tuan rumah, tidak takut lagi pada bos besar sepertimu!
"Tidak boleh makan paha ayam." Bos akhirnya menemukan hukuman yang "kejam".
Senyum Lan Xin membeku di wajahnya.
"Ini satu-satunya hobi ku sekarang, berani kau cabut? Kalau aku tidak makan, putramu juga kelaparan, tegas sekali kau?"
Bos dengan lembut meletakkan tangan di perutnya, "Putri-putri kita terlalu gemuk, mungkin harus ku kontrol porsi makanmu."
Lan Xin segera membelit lengannya, merajuk dengan suara manja.
"Ayah dan Bunda saja tidak lebih sayang dari Ting Yu! Kau suami sah ku, jangan kejam seperti ini!"
Sampai di ujung lapangan rumput, mereka duduk di kursi. Lan Xin menempelkan kepala dengan puas di bahunya.
"Sayang, menurutmu bayi kita akan mirip kamu?"
"Mirip siapa pun tak masalah." Sekarang, satu-satunya harapannya adalah keselamatan Lan Xin.
"Jika bayi-bayi ini selamat, bolehkah ku beri nama panggilan?"
"Um." Bos membelai rambutnya.
“Bukankah katanya, memberi nama jelek agar mudah dibesarkan? Sejak hamil sampai sekarang, aku selalu banyak mengalami musibah, jadi aku ingin memberi nama pembawa keberuntungan untuk anak kita.”
Untuk hal sepele seperti ini, boss selalu tidak ambil pusing, dengan penuh manja berkata padanya, “Terserah kamu.”
Asalkan dia sekarang bisa bahagia, mau bagaimana pun tidak masalah.
“Kalau begitu, yang sulung kita beri nama Jiji, yang kedua Lili, keluarga kita akan beruntung besar, bagaimana?”
Tangan boss yang sedang membelai rambutnya tiba-tiba membeku.
“Kamu... bilang apa?!” Sepertinya dia mendengar sesuatu yang aneh?
“Keberuntungan! Dengan memberi nama seperti ini untuk anak-anak, pasti mereka akan selamat!”
“Kamu... berniat memberi nama J...J untuk anakku?!”
Lei Tingyu bersumpah, jika dia benar-benar memberi nama aneh seperti ini, saat bayi-bayi itu besar nanti pasti akan menyalahkan ayahnya yang tidak bisa menghentikan ibu mereka yang sesekali gila!
“Tidak boleh, benar-benar tidak boleh!” Baru harmonis dua detik, pertengkaran muncul lagi.
Lan Xin mengangkat kepala dari bahunya, mata almondnya melotot.
“Bukannya sudah disepakati, nama panggilan yang kuberi?”
“Itu tidak termasuk nama aneh seperti ini!” J... Ini nama setan apa?!
“Enak didengar, mudah diucapkan, dan mudah diingat!” Lan Xin memikirkan ini dengan sangat serius.
“Keterlaluan, sama sekali tidak boleh.”
“Lei Tingyu, kamu tidak mencintaiku lagi!” Tak bisa mengalahkan boss, Lan Xin merajuk.
Dari balkon kamar tidur di rumah utama, Feng Ting mengintip melalui jendela, penuh kasih sayang menatap putri dan menantunya yang berpelukan.
Hanya saja mereka sepertinya sedang berdebat?
"Pergi lihat, Xin Xin kayaknya sedang bertengkar dengan Ting Yu." Feng Ting berkata pada Jin Tian.
Dari sudut pandangnya, Lan Xin mengepal tangan erat, terlihat sangat bergembira.
Sedangkan menantu dingin itu tetap dengan ekspresi dingin, situasi mereka membuat orang khawatir.
"Jangan urusi mereka, kedua anak itu memang selalu begitu. Aneh kalau tidak bertengkar." Jin Tian sama sekali tidak mempedulikan.
Lan Xin membuat masalah besar - membuat perjanjian perceraian, kabur membawa anak - ditangkap Lei Tingyu. Semua mengira dengan sifat Lei Tingyu pasti tidak akan mengampuni Lan Xin.
Tapi mereka keluar berpegangan tangan, seperti tidak terjadi apa-apa.
"Bagaimana bisa begitu? Xin Xin sekarang sedang dalam kondisi khusus. Saat makan nanti, bilang pada Ting Yu untuk lebih mengalah pada Xin Xin!"
Jin Tian mengiyakan sambil dalam hati menertawakan Feng Ting yang terlalu sensitif.
Menantu bahkan tidak mempermasalahkan putrinya menyembunyikan perjanjian cerai dan kabur membawa anak, apa lagi yang mau dipermasalahkan?
Malam hari di keluarga Jin akhirnya lengkap. Dua putri yang hamil duduk melingkar bersama suami masing-masing, suasana sangat meriah.
"Hmm!" Feng Ting membersihkan tenggorokan, menyikut Jin Tian dari bawah meja memberi isyarat agar dia mulai bicara.
Maka Jin Tian membersihkan tenggorokannya, berbicara pada Lei Tingyu yang sedang membersihkan duri ikan untuk Lan Xin.
"Ting Yu ah, kulihat sore tadi, saat jalan-jalan dengan Xin Xin, sepertinya kalian bertengkar?"
Lan Xin mendengar ini, merasa akhirnya ada yang membelanya, buru-buru menengadah mengadu.
"Ayah, dia menginjak-injakku! Dia tidak mau mengalah, padahal aku sedang mengandung bayi kembar!"
Boss dengan tenang menyuapkan daging ikan yang sudah dibersihkan ke mulutnya, berpura-pura tuli terhadap kelakuan picik si pengadu.
"Minta paha ayam lagi!" Setelah mengadu, Lan Xin masih berani meminta boss mengambilkan paha ayam dengan muka tebal.
Boss memilih yang paling kecil, memicu protes dari sang ibu hamil.
"Tidak bisakah kau pilih yang besar?"
"Baru saja kau makan satu. Tidak boleh konsumsi kalori berlebihan. Menurut hitungan kalori saat ini, ini pun sudah lebih dari cukup."
Melihat penjelasan ilmiah boss lagi, tangan Mu Feng yang sedang menjepit makanan untuk Shishi terhenti.
Malam itu ketika dihancurkan habis-habisan oleh pengetahuan luas boss, rasa pahitnya belum juga hilang dari ingatan.
Boss melihat tangan Mu Feng menggantung di udara, meliriknya dengan cahaya sudut mata sambil berkata santai:
"Asupan kalori istrimu boleh ditambah, sudah memasuki trimester akhir."
"Oh..." Mu Feng secara mekanis mengambilkan makanan untuk Shishi, merasa dirinya kembali diinjak-injak diam-diam...
