Bab 407 CEO yang Otoriter Juga Harus Mencuri Paha Ayam
"Jangan gelisah!" Peringatannya, Lan Xin segera diam.
Tapi dari suaranya yang mencekam, juga terasa dia sepertinya bekerja keras.
"Sebenarnya, sudah hampir 3 bulan, tidak akan ada masalah, kamu hati-hati..." Katanya dengan wajah memerah.
"Tidak boleh, harus menunggu lagi." Lei Tingyu tidak mau mengambil risiko pada tubuh fisiknya.
"Tiba-tiba merasa kalimatmu terdengar sangat seperti orang baik-baik, sangat menahan diri." Seolah dia telah berubah.
"Jangan bicara, aku akan keramasimu." Dia mengambil sampo, memeriksa daftar bahan dulu, memastikan semuanya tumbuhan, baru menggunakannya.
Helai rambut Lan Xin sangat lembut, melilit di jari-jarinya, dikepung gelembung, terlihat menggemaskan dengan mata tertutup.
Jari-jarinya sangat lembut, tekanan pas di kulit kepala, membuat Lan Xin menghela puas.
"Rupanya mengandung telur kuning ganda bisa dapat perlakuan seperti ini, semoga saja hamil lebih cepat!"
Bisa membuat CEO melayani sendiri Yey!
"Diam, busa sabun sudah masuk ke mulutmu." Pangkal telinganya kemerahan.
Bukan karena telur kuning ganda, baru memperlakukannya baik, hanya...
Memikirkan bom waktu di perutnya, mulut Lei Tingyu mengencang, hatinya terasa sakit sesaat.
Ini adalah rasa sakit yang tak bisa diungkapkannya.
"Tapi ada orang yang menjadikan penderitaan orang lain sebagai bahan lelucon, Lan Xin yang tidak punya perasaan ini sama sekali tidak tegang seperti bos."
"Jika bukan karena telur kembar di rumah kita yang membuatmu baik padaku, berarti karena tumor kecil di bagian ginekologi itu? Haha, akhirnya aku mengerti mengapa orang lain tidak punya tumor, hanya aku yang punya. Ini cuma untuk mendapatkan perlakuan istimewa!"
"Diam!" Tangannya yang sedang memijat rambutnya tiba-tiba berhenti, suaranya menjadi tegang.
Rambut Lan Xin yang ditariknya terasa sakit, mendesis pelan. Baru kemudian dia sadar telah terlalu tegang dan segera melepaskan.
"Sebenarnya suamiku, kamu tidak perlu begitu tegang. Dokter bilang penyakitku ini banyak diderita perempuan, bukan hal mematikan. Kenapa kamu begitu khawatir?"
"Aku tidak tegang."
Suara kaku yang dikeluarkannya sama sekali tidak sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan.
"Jangan terlalu banyak mikir. Aku pasti baik-baik saja, bayi kita juga sehat. Sayang, tersenyumlah~"
Dia menoleh mencoba menunjukkan senyum paling manis padanya.
Lalu, tanpa sengaja menyentuh 'bos kecil' yang masih bersemangat, membuat 'bos besar' kesakitan sampai menyipitkan mata.
Refleks Lan Xin ingin membantunya menggosok, tapi gerakan ini membuat rambutnya yang masih berbusa dan belum dibilas jatuh, masuk ke mata.
"Wu! Sakit!"
Sungguh peristiwa tragis saling melukai ini!
boss masih harus menahan sakit di bos kecilnya, cepat-cepat mengambil handuk untuk mengusap matanya, sambil menegur wanita hamil yang tak patuh dengan wajah muram.
“Bodohnya sampai mati pun tak apa, benar-benar merepotkan orang, mandi saja tidak bisa diam.”
Lan Xin menjulurkan lidah, “Kamu kan sudah lama kenal aku, memang begini sifatku – Hah, suamiku, Adikmu sudah tidak bengkak lho!”
Ajaib banget!
Omong kosong! Kamu berbuat seperti itu, wajar kalau bengkaknya hilang. Boss melototi dia.
Kucing bodoh ini, bahkan masih mengayunkan cakarnya, dengan imut tapi bodoh menantang orang.
“Hello, kamu baik-baik saja? Apa tidak sakit? Hah, kok malah semangat lagi?”
“...Jin Lanxin, mulai sekarang, lebih baik kamu diam.” Suara boss terdengar seperti bau mesiu yang pekat.
Lan Xin tak berani menggangu lagi, patuh membentuk gerakan resleting di mulutnya.
Setelah memandikannya dengan tenang, saat keluar Lan Xin menambahkan dengan ekspresi merenung.
“Tapi suamiku, kamu gampang sekali bersemangat, aku khawatir bagaimana kamu melewati beberapa bulan ke depan? Bagaimana kalau aku belikan boneka seks online? Hah, suamiku, kok wajahmu jadi gelap?”
“Kadang aku merasa hidupku sangat pahit, tidak disayang ayah dan ibu, suami pun selalu menginjak-injakku.”
Usai mandi, Lan Xin duduk bersila di ranjang membiarkannya mengeringkan rambutnya, sambil terus berlagak manja dengan keuntungan yang didapat.
Baru saja di kamar mandi, cuma bercanda sedikit, langsung diciumnya sampai sesak napas, hampir mati sesak...
"Kau tidak sengsara, yang sengsara adalah kami orang-orang di sekitarmu." Boss membalas dengan kesal.
Punya istri yang segaduh ini, dia benar-benar bekerja keras. Tapi meski lelah, tetap menikmatinya, sungguh tak terselamatkan.
Rambutnya sudah hampir kering, Lan Xin menatapnya dengan mata berbinar.
"Ada apa lagi?" Begitu melihat sorot mata memelasnya, Boss langsung punya firasat buruk.
"Lapar lagi nih, pengen banget makan paha ayam."
Habis mandi saja, rasanya semua kalori sudah terkuras.
"Makan sebanyak ini tapi tidak gemuk juga tidak hamil, kemana saja makananmu?" Boss mengeluh pasrah.
Lan Xin memandangnya dengan wajah memelas, merangkapkan dua tangan seperti berdoa.
"Suami, anakmu teriak minta makan. Ayahnya tidak mau menyuapi, harusnya ibunya makan dulu biar bisa kasih makan anak."
"Mengarang! Bagaimana aku bisa menyuapi--" Boss tiba-tiba tersadar maksudnya.
Pipinya yang tampan memerah padam.
"Jin! Lan! Xin!" Masih adakah batas dasar dalam dirimu?!
Perkataan berwarna begini bisa keluar begitu saja dari mulut wanita hamil, tidak terkendali!
Lan Xin menyunggingkan senyum jahil.
"Kalau tidak kau sumpal mulutku dengan makanan, mungkin aku akan bicara lebih banyak yang tidak pantas didengar bayi. Ah, padahal aku sangat ingin makan paha ayam, kalian tidak memberiku."
Dia meraba perutnya, menampakkan senyum imut yang bernuansa nakal.
"Kalau begitu, aku akan menamai anak sulung 'Ayam', ayam dari paha ayam! Anak kedua akan kuberi nama Tuitui (kaki-kaki)!"
Boss terdiam dalam-dalam.
Bagus, setelah berputar-putar, nama anak sulung tetap tidak berubah - Jiji, yang mirip pelafalan dengan 'ayam' dalam paha ayam, sekaligus menyeret anak kedua ke dalam...
Tuitui itu nama apa sih!
"Anak-anak yang terlahir dengan ibu seperti kamu benar-benar menyedihkan." Demi mendapat paha ayam, nama anak saja dijadikan bahan lelucon!
"Tak apa, Ibu memang tidak serius, tapi Ayah kan kuat! Ayah Lei yang perkasa, maju! Serbu dapur rumah kita dan curikan beberapa paha ayam panggang kayu buah untukku!"
Seorang CEO terkemuka sampai harus menyelinap diam-diam ke dapur orang di tengah malam hanya untuk mencuri sepotong paha ayam - sungguh tindakan yang biadab!
Jadi ketika boss muncul di dapur, dia hanya berpikir bahwa ini semua demi menyelamatkan anak-anak dari nama-nama aneh, sehingga rela mengorbankan citra demi mengambil paha ayam di malam hari!
Dapur keluarga Jin sepi di malam hari. Boss pertama-tama mengobrak-abrik lemari es, lalu mencari di lemari dinding. Saat berkali-kali menemui jalan buntu, tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya:
"Ada di oven tertanam itu."
Boss berbalik dengan kaku, hanya melihat sekelompok orang di belakangnya.
Ayah mertua dan ibu mertua, bersama Shishi dan Mu Feng. Yang berbicara adalah ibu mertua Feng Ting.
