Bab 409 Hah? Ada yang Mengirim Hadiah
“Kakak, bayi kamu bisa bergerak nggak?” Shishi meletakkan tangannya di perut Lan Xin.
“Nggak bisa gerak. Kayaknya ini dua malas yang cuma ngumpet... Kalau nggak pakai alat monitor detak jantung janin yang bisa denger detak jantung mereka, aku bakal mikir ini cuma dua butir telur di perutku.”
Waktu pemeriksaan kehamilan semakin dekat, Lan Xin juga merasa agak tegang. Dia nggak tahu kondisi tumornya gimana, perkembangan anak-anaknya baik atau nggak.
“Mungkin bayi-bayi ini cuma ikut-ikutan gaya ipar kamu yang dingin kayak gunung es.”
Kedua saudari ini sedang mengobrol santai ketika pelayan masuk melapor.
“Nyonya muda, ada beberapa orang di luar yang mau ketemu Ibu. Mereka bilang diri mereka itu sepupu Nyonya dan Tuan muda.”
“Sebelum pergi, ipar sudah bilang orang sembarangan jangan diizinkan ketemu kakak. Suruh mereka pergi dulu.” Shishi mengerutkan kening.
Dia ingat, ibu iparnya dulu nggak terlalu baik ke kakaknya. Kesannya waktu ketemu dulu masih membekas di ingatan.
“Jangan! Ayo suruh mereka masuk, cepat, antar mereka ke sini!” Lan Xin bergembira sambil menggosok-gosokkan tangan.
Shishi hanya bisa menghela napas melihat reaksi kakaknya.
“Kak! Ngapain sih diizinin masuk?!”
“Daripada bosen. Aku juga penasaran mau lihat mereka ngapain sebenarnya.” Lan Xin menyodorkan segenggam kacang kering ke Shishi.
Setelah lama bersama, Shishi mulai bisa membaca pola tingkah Lan Xin. Jelas-jelas ini karena terlalu bosan, jadi cari hiburan!
“Kakak jangan biarkan mereka membuatmu marah. Dalam kondisi tubuhmu sekarang, mana tahan sedikit emosi? Benar-benar, ipar tidak di rumah, kamu malah cari masalah. Ipar pasti akan memarahimu saat pulang!”
“Shishi, akhir-akhir ini apa kamu kerasukan Lei Tingyu? Seperti biksu Tang yang cerewet, benar-benar bisa menggerutu.”
“Kamu masih mau mempermalukan diri!” Shishi sama sekali tidak punya cara menghadapi Lan Xin yang nakal.
Lan Xin dengan santai mengupas kacang pinus, “Kalau aku tidak punya kemampuan segini, bagaimana bisa duduk dengan mantap di posisi istri muda keluarga kami? Bukankah kamu bilang ibumu sulit diajak bergaul?”
“Memang tidak mudah, makanya aku dan Mu Feng jarang pulang. Waktu itu dia dengar hasil USG menunjukkan bayi di perut saya perempuan, raut wajahnya langsung tidak senang.”
Memikirkan ibu mertua di dalam negeri, Shishi langsung pusing.
“Kakak akan contohkan padamu cara berhadapan dengan ibu mertua jahat.”
Lan Xin memberi kode mata ke Shishi. Kebetulan pelayan mengantar Ibu Lei dan Lei Zhizhi masuk.
Tangan Lan Xin dengan gerakan tak terlihat meraih popcorn berminyak dua kali.
Baru kemudian berdiri, menjulurkan tangan penuh semangat ke Ibu Lei.
“Ah! Sang Nyonya datang dengan kehadiran agung, aku benar-benar sangat merindukanmu!”
Saat berpelukan, tangan berminyak tak sengaja menggesekkan pada selimut wol Ibu Lei.
Selimut berwarna cerah itu seketika muncul beberapa jejak cakar.
Ibu Lei dibuat sedikit bingung oleh penampilan Lan Xin yang terlalu bersemangat.
Lan Xin selesai merusak syal Ibu Lei, lalu beralih ke Lei Zhizhi, "Ah! Saudara sepupu, saudara sepupu yang cantik!"
Lei Zhizhi juga merinding sekujur tubuh karena ulah Lan Xin.
Hanya Shishi yang dari awal sampai akhir menyaksikan, mulutnya berkedut dua kali.
Sepasang tangan kecil berminyak sang kakak, pertama menghancurkan syal wol Ibu Lei, lalu meninggalkan bekas jari berminyak di set perlengkapan putih bersih milik orang lain.
Itupun sengaja memilih posisi di belakang bahu yang tak terlihat oleh pemiliknya, benar-benar tegas...
"Ayo, silakan duduk semua!" Lan Xin bersemangat menjamu, sambil diam-diam mengedipkan mata ke Shishi ketika Ibu Lei dan Lei Zhizhi lengah.
Sudah mengerti?
Jurus pertama menghadapi ibu mertua jahat: Perbaiki jalan kayu terang-terangan sambil menyelinap ke Chencang, hindari konfrontasi frontal, sebisa mungkin gunakan taktik pukulan mematikan diam-diam!
"Bibi Chen, siang nanti jangan terlalu repot, cukup barbekyu saja!" seru Lan Xin dengan lantang.
Kepala pelayan yang dikirim dari dalam negeri untuk merawat Lan Xin segera mengangguk.
Wajah Ibu Lei berubah muram, makanan yang paling tidak ia sukai adalah barbekyu.
"Aku masih ingat dulu saat kita sekeluarga berkumpul memanggang daging dengan riang, Ibu masih ingat? Waktu itu, Ting Yu sangat mempercayai Ibu, tapi ada pepatah mengatakan, keadaan sekarang sudah berbeda dengan masa lalu..."
Senyum Lan Xin tetap lembut, namun setiap kalimatnya tepat mengenai titik vital.
Ibu Lei duduk bagai ditusuk jarum, dia tahu ini adalah peringatan Lan Xin tentang pengkhianatannya terhadap Lei Tingyu dalam rapat umum pemegang saham.
Sungguh bajingan kecil yang menyembunyikan pedang dalam senyuman, bahkan masih begitu tajam.
"Kedatanganku kali ini untuk membicarakan satu hal." Ibu Lei menekan amarah terhadap Lan Xin, melirik penuh jijik ke arah Shishi.
"Percakapan kami, para pelayan boleh Mundur."
"Ibu Lei ingat, waktu itu saat memanggang, Shishi terus membantu Lan Xin."
"Aku ini, pelayan?" Shishi menuding ujung hidungnya sendiri, dengan bingung menundukkan kepala.
"Baju hamil yang dia rancang sendiri hari ini, apakah benar-benar terlihat begitu memprihatinkan?"
"Benar, yang akan kukatakan selanjutnya adalah urusan yang relatif pribadi. Pelayan sebaiknya tidak ada di sini."
Hingga sekarang, Ibu Lei masih menganggap Shishi sebagai pelayan. Dengan mata awas melihat perut Shishi yang hampir sama besar dengan Lan Xin, Ibu Lei berkata tidak puas:
"Sebenarnya bagaimana kau mengurus rumah tangga ini? Sampai mempekerjakan orang sembarangan?"
Lan Xin mengusap keningnya, berkata dengan nada yang sangat rumit:
“Tapi Ting Yu baru saja memujiku pandai mengurus rumah tangga, aku juga tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. Lagipula dia sama sekali bukan pelayan, dia adalah——”
“Apanya kamu? Itu tidak penting.” Ibu Lei memotong penjelasan Lan Xin.
“Sekarang, ada hal yang harus kubicarakan berdua denganmu!”
“Ting Yu pernah bilang, Shishi dan aku tidak boleh berjauhan. Menurut Ibu Mertua, haruskah aku patuh pada Sang Tuan atau pemimpin keluarga kita?”
Lan Xin mengedipkan mata ke arah Shishi usai berkata.
"Cara kedua menghadapi ibu mertua jahat: Menggunakan senjata lawan untuk melawan lawan, gunakan putranya sendiri untuk menekannya, lihat siapa yang lebih takut!"
Ibu Lei terpaksa diam setelah ditelak Lan Xin, wajahnya berubah suram. Lei Zhizhi di sampingnya segera menarik-narik lengannya.
"Sudahlah, ada orang atau tidak juga tidak penting. Lagipula kedatangan kami tidak bermaksud buruk, jangan terlalu banyak curiga, adik ipar."
Lan Xin menoleh memandang Lei Zhizhi, matanya memancarkan kilatan ketajaman.
Berbeda dengan sikapnya terhadap Ibu Lei, Lan Xin jelas-jelas lebih berhati-hati dalam memperlakukan Lei Zhizhi.
Anjing yang menggonggong takkan menggigit. Lei Zhizhi inilah yang selama ini membisikkan racun di belakang layar untuk mengadu domba Ibu Lei dengannya. Tentunya kedatangannya kali ini juga pasti membawa masalah.
Ibu Lei menahan api kemarahan di hatinya, mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya.
"Ini hadiah untukmu."
Lan Xin sudah bersiap menghadapi serangan Ibu Lei, tapi sama sekali tidak menyangka bahwa perempuan ini justru datang membawa hadiah?
"Apa ini?" Lan Xin menerima kotak itu, tidak terlalu berat.
"Giok yang kubawa saat mengandung Tingyu. Kuberikan padamu sebagai hadiah untuk menjaga kandunganmu." Ucap Ibu Lei tanpa ketulusan.
Baru saja Lan Xin membuka kotak itu, Shishi langsung menyambarnya.
Dengan sikap sangat profesional, gadis itu memeriksa detil giok tersebut, bahkan mendekatkannya ke hidung untuk mencium apakah ada materi berbahaya bagi janin.
Lan Xin merasa lucu, Shishi berubah jadi anjing pelacak.
