Bab 410 Ayahnya Ternyata Memiliki Asal-usul Seperti Ini
Ibu Lei mengerutkan kening dengan tidak setuju, sangat tidak puas dengan reaksi Shishi.
"Ini cuma giok Hetian biasa, walau bahan bijian, tapi ukirannya biasa saja, volumenya juga tidak besar. Harga pasaran sekitar 300 ribu rmb. Bu, Anda tidak jujur. Kalau ini bawaan sejak hamil, mana mungkin cuma senilai ini?"
Keluarga Jin adalah keluarga besar perhiasan. Sejak kecil, Shishi sudah terbiasa dengan barang-barang ini, pengetahuannya mengalir begitu saja.
"Sudah cukup bagus kok, bisa melihat saja sudah kemajuan." Lan Xin cukup puas, dia juga benar-benar berterima kasih pada Ibu Lei.
Menyangkut, dari awalnya menyikat kartunya sendiri dan bos, sampai sekarang bisa memberi hadiah, ini sudah merupakan kemajuan.
Tapi perkataan ini di telinga Ibu Lei, hampir seperti tantangan. Apa ini meremehkan hadiahnya yang tidak berharga?
Terjadi perubahan ekspresi di wajahnya.
Senyuman Lei Zhizhi pun menjadi kaku, memelototi Ibu Lei dengan penuh keluhan.
Diberi uang sebanyak itu untuk membeli hadiah yang layak, malah membuat barang receh yang langsung ketahuan orang!
Ibu Lei menyimpan sebagian uang dari Lei Zhizhi, mengira Lan Xin adalah gadis kampungan yang bisa diakali dengan mudah.
Tapi tak disangka, kebohongannya langsung terbongkar.
Meski begitu, Ibu Lei tetap membantah dengan mulut besi.
“Kau ini cuma nak penipu, ngerti apa? Lihat saja wajahmu yang penuh kesan miskin, bahkan tak ada perhiasan layak di badan. Kau kenal barang bagai mana?”
Shishi kembali diremehkan. Ia menunduk melihat penampilannya yang sederhana.
“Ibu, kurasa ada kesalahpahaman. Aku tidak memakai karena merasa berat, makanya sengaja tak membawanya.”
“Alasan saja! Kalau tak mampu beli perhiasan katakan langsung. Jangan sok paham! Lihat caramu bicara, pasti anak orang miskin. Jangan ikut campur!” Ibu Lei sudah lupa perjanjian dengan Lei Zhizhi sebelum masuk.
Harus menurut pada Lan Xin. Harus mengambil hati Lan Xin.
Belum lima menit masuk, sudah mulai angkat kepala lagi.
“Aku tidak paham tapi sok pintar...” Shishi hampir tertawa dibuatnya.
Saat dia masih pakai popok, Jin Tian sudah memeluknya dan membiarkannya meraba berbagai batu mulia giok.
Sekarang malah diejek sebagai amatiran?
Melihat ini, Lan Xin hanya bisa menghela nafas. Kebiasaan ibu mertua mencari-cari kesempatan untuk sok memberi pelajaran ini, kenapa belum juga berubah?
“Kalian ada keperluan apa, langsung saja bicara.” Lan Xin berkata pada Ibu Lei.
“Sebenarnya tak ada hal khusus. Cuma ingin menjengukmu. Kehamilanmu sudah lama, sebagai ibu mertua tak menjenguk juga tak pantas.”
Ibu Lei berkata dengan bangga.
Lan Xin menunduk, bergumam pelan.
“Sebenarnya kalau Ibu tidak datang, juga cukup pantas.”
"Shishi menahan tawa, Ibu Lei tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Lan Xin, tapi dari ekspresinya, dia bisa menebak pasti bukan perkataan baik."
Dengan paksa menunjukkan gaya seorang senior berkata.
"Karena kamu harus beristirahat untuk kandungan di sini, maka partisipasi dalam pergaulan yang wajar juga diperlukan. Akhir pekan ini adalah hari ulang tahun Adipati Charlie, kamu harus mewakili Ting Yu hadir."
"Apakah adipati punya putri yang belum menikah?" Lan Xin langsung teringat kebiasaan ibu mertuanya menjadi mucikari yang kambuh lagi, menoleh bertanya pada Shishi.
Shishi berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepala.
"Tidak ada. Adipati hanya punya 2 putra, yang bungsu sudah hampir 40 tahun."
Hah? Bukannya memperkenalkan perempuan lain untuk Lei Tingyu?
Lan Xin masih bingung dengan maksud ibu mertuanya, tiba-tiba melihat Lei Zhizhi memberikan kode mata pada Ibu Lei.
Ibu Lei melanjutkan.
"Putra bungsu adipati baru saja menjanda. Kukira kamu tidak keberatan--"
"Sial!" Lan Xin langsung berdiri, mengedong perut hamil, satu tangan di pinggang, satu jari menuding Ibu Lei.
"Aku keberatan! Aku sudah punya anak, mau apalagi?!"
Lan Xin mengira Ibu Lei ingin menyuruhnya mendekati putra hantu itu, mana boleh!
Urat nadi di kening Ibu Lei berdenyut dua kali. "Teriak apa? Aku tidak menyuruhmu melakukan apa-apa! Maksudku, saudara sepupumu yang sekarang sedang usia menikah, baik juga punya lebih banyak koneksi."
Barulah Lan Xin lega, kembali duduk di sofa, mengambil segenggam kacang kering dan menyuapkannya ke mulut sambil mengunyah dengan wajah penuh tanda tanya.
“Hal seperti ini, kalian sendiri yang ikut saja sudah bagus, kenapa harus menyertai aku?”
“Ulang tahun Adipati hanya mengundang orang-orang berstatus. Meski punya uang, tidak bisa sembarangan ikut. Kualifikasi pesta sulit didapat. Dia ingin kau menyelundupkan dia masuk, ya?” Shishi langsung membongkar tujuan pihak lawan.
“Bapak tua 40 tahun, punya daya tarik sebesar itu, bisa mengatur barang 50 ribu, belikan tiket untukku?”
Perkataan Lan Xin dan Shishi dengan tegas menampar wajah Lei Zhizhi. Dia cepat-cepat menarik Ibu Lei, cepatlah urusi menantumu yang mulut tak bertuan itu!
“Anak keluarga miskin seperti kau, jangan sembarangan bicara! Zhizhi kami, apakah tipe orang yang perlu menyamar untuk masuk? Hanya ingin pergi bersama Lan Xin, menemani, biar tidak kesepian di pesta!”
“Kau bilang, siapa anak keluarga miskin?”
Suara pria yang tiba-tiba bergabung membuat mata Shishi dan Lan Xin berbinar, bala bantuan datang~
Jin Tian dan Feng Ting masuk sambil bergandengan tangan, masih membawa makanan untuk Lan Xin.
Baru masuk rumah, langsung mendengar orang yang menyindir putri mereka.
Baru kemudian bersuara mencegah.
Ibu Lei melihat jelas tamunya, ternyata Jin Tian, cepat-cepat tersenyum manis sambil berdiri.
“CEO Jin, bagaimana kabar Anda datang ke sini?”
Lei Zhizhi melihat Jin Tian, cepat-cepat merapikan rambut sambil menyungging senyum sempurna ke arahnya.
Tapi Jin Tian sama sekali malas memandangnya.
"Dalam rencananya, Jin Tian si Lajang Berlian Raja ini juga pernah menjadi targetnya, hanya saja katanya dia baru-baru ini sepertinya sudah menikah?"
"Aku datang untuk melihat putriku sendiri, tak menyangka putriku berani diejek seperti ini."
Jin Tian menyayangi Lan Xin, tapi pada Shishi juga tidak buruk. Sama-sama putri, semuanya permata di tangan, mana mungkin membiarkan orang berbicara seperti ini.
"Putrimu?" Ibu Lei dan Lei Zhizhi sama-sama terpaku.
"Ayah, kalian hari ini sangat lambat. Aku hampir tidak bisa mengontrol kakakku. Dia sebentar mau menghias pohon Natal dengan orang, sebentar mau keluar membuat boneka salju, masih mau main 'Perang Melawan Ibu Mertua Terbaik'..."
Kalimat terakhir diucapkan Shishi sambil menyimpannya di mulut.
"Dia putrimu?" Ibu Lei tak menyangka anak miskin yang selalu diremehkannya itu ternyata putri Jin Tian.
"Dua nak yang merepotkan ini, semuanya putriku." Mata Jin Tian melirik kotak perhiasan di samping Lan Xin, lalu melihat Ibu Lei dan Lei Zhizhi, langsung menebak asal muasal barang ini.
Diambilnya, ditaruh di tangan, dilihatnya bolak-balik.
Ibu Lei hanya tahu Lan Xin sepertri mengakui ayah kaya. Saat keluarga Jin mengadakan konferensi pers, dia kebetulan tidak hadir. Orang lain sempat berbisik, tapi tidak dipikirkannya, hanya mengira Lan Xin mengakui Sultan biasa sebagai ayah.
Tapi tak disangka, pedagang perhiasan termasyhur global itu ternyata ayah kandungnya?
