Bab 413 Pemuda ah, kamu tidak malu memamerkan kemesraan seperti memberi makan anjing?
"Sorot mata Lan Xin padanya penuh ketergantungan, penuh rasa suka, sama sekali tidak mencekam maupun menyembunyikan. Perasaan jujur itu terpancar lewat tatapan paling tulus, sekilas memandang saja terasa hangat di hati."
Ada tempat suci bernama tengkuk kucing, siapa pun ingin merabanya. Ada hubungan bernama cinta Lan Xin, sekali diperoleh tak ingin lepaskan.
"Enak tidak?" Lan Xin menopang pipi, menatapnya makan.
"Um, kamu makan apa tadi malam?" Lei Tingyu menjepit udang dari mangkoknya sendiri untuknya.
Berdua duduk sejajar masing-masing memegang mangkok.
"Hmm, akhir-akhir ini karena sangat merindukanmu, makanku jadi berkurang. Cuma makan satu porsi Godzilla Kobe Steak, salad buah, lauk udang pedas berbumbu lily bawang putih, dessert-nya..."
Lan Xin menghitung jari satu per satu, boss dalam diam mengambil kembali udang yang dijepitkannya.
"Makan sebanyak ini, tapi tak kelihatan gemuk."
Kalimat ini benar, perut Lan Xin memang membesar tapi badannya masih kurus. Dari belakang sama sekali tak terlihat sebagai wanita hamil.
"Kamu juga! Pilih-pilih makanan. Kalau aku tidak di sampingmu, apa kamu akan kelaparan jadi kerangka?"
Sambil mengobrol mereka makan, suasana sangat hangat.
Bibi Chen mendengar suara sehingga sengaja datang melihat.
Melihat pasangan muda duduk sejajar makan larut malam, kepala pelayan pun merasa lega.
"Seperti suami yang bekerja keras di luar seharian, setelah pulang, pasangan suami-istri makan bersama layaknya keluarga biasa. Memiliki hubungan seperti ini di keluarga kaya, bisa dibilang tidak mudah."
"Dulu berapa pun larut Tuan Besar pulang, Nyonya tak pernah sekali pun memasak untuknya. Nyonya muda memang lebih tahu menyayangi orang."
Bibi Chen sedang berdecak kagum, tiba-tiba percakapan aneh masuk ke telinganya.
"Aku kepikiran sesuatu, Suami. Katamu sering kurus tiba-tiba, jangan-jangan bagian yang tidak boleh kurus ikut mengkerut juga?"
Hah... Sepertinya mendengar ucapan jahat? Bibi Chen membeku.
Tidak, tidak mungkin. Nyonya muda kan orang yang sangat sopan, mana mungkin bicara hal berbau dewasa?
"Nanti kau coba saja, baru tahu kurus atau tidak?"
Tidak, tidak mungkin. Tuan muda kan orang yang sangat bermartabat, mana mungkin bicara lebih 'berwarna' daripada Nyonya muda? Tiga pandangan hidup Bibi Chen mulai kolaps.
"Hah, sudah boleh?" Lan Xin terkejut sampai lupa malu.
Jujur saja, melihat bos menahan diri berbulan-bulan ini sampai harus sering mandi air dingin, hati ikut sakit.
"Waktu kembali, sudah konsultasi dengan dokter penangananmu. Katanya tidak masalah."
Bibi Chen mendengar tuan muda berbicara dengan nada serius tentang hal berkonotasi dewasa, wajahnya sudah kaku tak bereaksi.
"Oh..." Lan Xin akhirnya menunjukkan sedikit rasa malu layaknya gadis, pipinya memerah perlahan.
Bos berpikir sejenak, lalu menjepitkan beberapa potong daging untuknya.
"Kau makan yang banyak."
"Sebentar lagi, bos kecil akan jajan~ Tidak mengenyangkannya dulu, mana bisa mulai jajan~"
Bibi Chen tidak tahan menyadap lagi, "Wahai pemuda! Kalian mesra-mesraan seperti ini, memaksakan makanan anjing ke orang tua, pantaskah?!"
Saat berbalik badan, terdengar lagi Tuan muda sedang tak tahu malu membuang integritas.
"Sebenarnya aku tak peduli, tapi kata dokter kalau ibu hamil menahan terlalu lama mungkin tidak baik untuk bayi. Kau juga tahu, aku ini pria bertanggung jawab. Mana mungkin membiarkan istri dan anakku terpuruk dalam kondisi sulit?"
"Bruk!"
Suara dentuman keras.
Lan Xin dan bos serentak berbalik. Hanya melihat Bibi Chen menyenggol patung logam di luar restoran.
"Bibi Chen! Kau tidak apa-apa?" Lan Xin cepat-cepat berdiri.
Bibi Chen melambaikan tangan, mengusap-usap keningnya yang memar.
"Nenek tua seperti aku masih baik-baik. Kalian lanjutkan saja berbuat jorok..."
Jorok! Sungguh keterlaluan joroknya!
Sampai tersenggol patung karena diprovokasi pasangan tak bermoral ini!
Lan Xin bingung menatap Bibi Chen yang seperti mendapat pukulan berat, lalu terhuyung-huyung pergi...
Setelah beberapa langkah, Bibi Chen berbalik dengan sikap berwibawa, berbicara layak senior penuh makna.
"Tuan muda, Nyonya muda..."
"Hmm?" Lei Tingyu tetap santai menyantap makanan, sudah lama menembus semua akting ini.
“Nyonya muda di perut, ini kan 2 tuan muda kecil keluarga kami! Dua ahli waris ini, pasti akan mewarisi keluarga kami? Pendidikan janinmu, bisakah lebih diperhatikan?”
Suami-istri berkolusi jorok begini, bisa merusak janin kecil!
“Belum tentu juga. Kalau perempuan, aku tak ingin mereka terlalu menderita.”
Boss sampai sekarang masih yakin, janin dalam perut Lan Xin pasti bayi perempuan.
“Perempuan harus lebih anggun! Kalian berdua, jangan lagi bicara omong kosong!”
Kepala pelayan tua mengamuk, mengacungkan jari-jari ke sekeliling, lalu pergi dengan langkah penuh adrenalin.
Boss terus makan seolah tak mendengar, menoleh dan melihat Lan Xin menutup wajah dengan tangan, menyundul meja berkali-kali dengan kepala.
Ah ah, tak bisa menatap orang lagi!
Boss menaruh tangan di antara kepala dan meja, membuatnya menyenggol tangan.
“Malu sudah terlambat, dia sudah dengar semua.”
“Salahmu! Mulut tak bertirai!” Lan Xin murka.
“Tadi kerjasamamu juga bagus.” Boss melempar tanggung jawab.
“Entah ah, ini semua salahmu! Wu wu, nanti Bibi Chen akan berpikir apa tentangku?”
Mungkin mengira dia Nyonya muda tak puas! Ibu hamil haus... Semua salah Lei Tingyu si penjahat kelas kakap ini!
“Bibi Chen sangat menyayangimu, mana mungkin berpikir begitu?” Boss menghibur tanpa ketulusan, lalu menambahkan kalimat jahat.
“Cepat makan! Jangan pikir, dengan menggunakan rasa malu sebagai alasan, kamu bisa menghindari 'kewajiban' yang harus kamu lakukan nanti!”
Setelah menahan diri begitu lama, saatnya menyantap sesuatu yang hangat!
Acara makan malam ini, di akhirnya Lan Xin merasakan punggungnya merinding dan wajahnya memanas, karena sorot mata boss yang menatapnya bisa membuatnya mencair dalam hitungan menit.
Terlalu tidak berusaha menyembunyikan...
Lan Xin sengaja makan perlahan-lahan, setelah selesai masih merasakan sorot mata membara boss yang terkunci padanya, detak jantungnya semakin kencang.
Kok rasanya seperti pengantin wanita pertama kali masuk kamar pengantin?
“Aku, aku akan membereskan piring.” Dia berdiri.
Lei Tingyu tiba-tiba menekan tangannya.
Aliran listrik mengalir di tubuh mereka, tangan yang saling terkunci menjadi media penghubung.
Lan Xin mendengar suara detak jantungnya sendiri, udara di sekitarnya semakin panas, seakan akan membakarnya hidup-hidup.
“Piring...” Otaknya seperti terpanggang oleh tangan pria yang menggenggam tangannya.
“Taruh di sini, tidak akan lari.” Dia mendekat perlahan, dengan satu gerakan tangan, Lan Xin langsung diseret ke dalam dekapan.
“Sangat tidak sabar? Um?” Tawa ringannya mengalir melalui dada yang menempel, menambah beberapa derajat panas tubuh Lan Xin.
Lan Xin kesal menghujamnya dengan pukulan, “Kamulah yang tidak sabar!”
Jawabannya adalah tawa yang lebih arogan.
“Um, benar, aku yang tidak sabar.”
Tiba-tiba, tangan pria itu mencengkeram erat. Pandangan wanita itu berputar, sudut pandangnya berubah dari restoran bergaya retro Eropa menjadi langit-langit dengan ukiran dinding megah yang rumit. Lampu kristal besar tergantung, memantulkan wajah tampannya dengan jelas melalui pembiasan.
