Bab 414 Gerakan Janin Pertama yang Ajaib
Siluet boss yang menggendongnya terpantul beberapa kali melalui lampu kristal, setiap bayangan membuat orang yang melihatnya tersipu malu.
"Turunkan aku, aku bisa jalan sendiri." Setelah mengucapkan itu, ia merasa sikapnya terlalu aktif.
Malu-malu, ia menyembunyikan wajah di dada pria itu, berpura-pura seperti burung unta.
"Kamu tidak berat." Langkahnya mantap membawa mereka.
Perut yang membesar itu, meski membuat berat badannya bertambah sedikit, masih mudah diangkat boss yang memiliki kekuatan lengan luar biasa.
"Tapi... ada bayi di dalam..."
"Baik, kita naik elevator." Ia membawanya masuk elevator, namun segera menurunkannya setelah pintu tertutup.
Saat wanita itu menengadah bingung, pandangannya tiba-tiba gelap - bibir pria itu kembali menutupi miliknya.
Pria yang sudah menahan diri ini sekarang ingin menagih "bunga" yang tertunda.
Pintu elevator terbuka. Dengan gesit ia menggendong wanita itu masuk, hanya menyisakan jas hujan yang tergeletak di lantai elevator.
Di kamar tidur, kemeja pria itu akhirnya terlepas.
Lan Xin menutupi perutnya sambil membalikkan badan malu-malu.
"Matikan lampu! Aku jelek sekali!"
Baru sadar, perut sudah sebesar ini, sungguh malu untuk diperlihatkan padanya...
Meski saat dia di rumah, sering juga membantu dirinya mandi.
Tapi momen seperti ini, rasanya berbeda dengan waktu itu.
Ingin sekali memperlihatkan sisi tercantikku tanpa reservasi, tapi dengan perut sebesar ini, takut dia melihatku dalam keadaan kerepotan.
Saat Lan Xin berbalik, perasaan rendah diri tak kasat mata menghantam bagai menutupi langit dan bumi.
Mood manis-tegang yang baru saja dirasakan, seketika berubah jadi kesedihan. Emosi ibu hamil yang sentimental ini membuatnya semakin merasa tak berharga.
Dia yang sangat memperhatikan ketampanan ini, apakah akan kecewa melihatku seperti ini...
Saat ini, berbagai pikiran berantakan melintas di benak Lan Xin.
Tiba-tiba kehangatan menyergap dari belakang. Dipeluknya ia dari belakang, tangan dengan lembut diletakkan di perut menggembungnya.
"Cantik."
Suara itu ditiupkan ke telinganya, tapi justru membuatnya semakin sedih.
"Jangan cuma untuk menghiburku, bilang 'bagus' dengan hati palsu. Aku sendiri enggan bercermin, sekarang jelek sekali..."
Perut yang bulat seperti semangka besar.
"Benar-benar cantik. Ini saat tercantik kedua setelah kau memakai gaun pengantin." Jarang dia mengucapkan kata-kata semesra ini.
Maka Lan Xin segera menghentikan air matanya, menggigit bibir sambil bertanya malu-malu.
"Apa yang kau katakan... benar?"
Meski tahu itu hanya untuk menghiburnya, hati tetap berbunga-bunga. Tak ada perempuan yang tak bergeming saat dipuji pria yang dicintainya.
“Aku bisa, membuktikan padamu...” Perlahan dia membalikkan tubuhnya, dengan gugup dia menutup mata.
Wujud yang jelek terlihat olehnya, dia tak berani membuka mata, takut melihat sedikit saja pandangan jijik di matanya.
Tapi saat jari-jarinya dengan lembut mengelus perutnya, sentuhan hangat itu seolah menyapa bayi dalam kandungan, Lan Xin membuka mata karena kehangatan.
Dia berpikir, takkan pernah lupa betapa lembutnya mata Lei Tingyu saat menatap perutnya.
Kelembutan yang membuatnya ingin mengambil kamera untuk mengabadikan.
Pandangan matanya membuat Lan Xin bersyukur telah mengambil risiko besar mempertahankan kedua anak ini.
Karena, tanpa kedua anak ini, dia takkan melihat mata Lei Tingyu yang lebih berharga dari ribuan koin emas.
Berbeda dengan caranya memandang Lan Xin, kali ini seperti pria pada perempuan.
Seolah bisa menembus perut, melihat dua tamu kecil di dalamnya.
Masih begitu mungil, tumbuh tenang dalam tubuh wanita yang paling dicintainya.
Hampir dengan penuh hormat, perlahan mengelus perut bundarnya yang bergelora.
Dibanding saat kepergiannya dulu, perutnya semakin membulat. Dilekatkannya wajahnya, di sini, begitu dekat dengan bayinya.
“Masih belum ada gerakan janin?”
Lan Xin menggeleng, “Dua telur malas ini, tetap tak bergerak. Tapi semua indikator di alat monitor detak jantung janin normal.”
Hanya bisa dimaknai, bayi-bayi ini sama seperti ayah mereka, mengambil rute dingin.
boss dengan penuh kasih menyodok perutnya dengan jari.
"Bagus, selanjutnya kalian berdua tenang sedikit. Ayah dan Ibu harus menyelesaikan beberapa malapetaka besar."
Lan Xin wajahnya semakin memerah, "Sudah kubicarakan, harus perhatikan pendidikan janin!"
"Mereka masih terlalu kecil, sama sekali tidak mengerti."
boss selesai berkomunikasi dengan bayi-bayi, bersiap membetulkan topik yang melenceng kembali.
Batuk-batuk, bos kecil juga sudah menunggu lama.
Meski Lan Xin merasa perutnya yang bundar tidak menarik, di matanya ini adalah perempuan paling seksi di dunia, cantiknya membuat orang menahan nafas.
Di dalam rahimnya, mengandung anaknya. Begitu memikirkan ini, setiap sel dipenuhi rasa rindu yang menyakitkan padanya.
"Setelah bayi keluar, aku pasti akan beri tahu mereka betapa jahatnya kamu——Ah!"
Lan Xin belum selesai bicara sudah berteriak 'Ah', kedua tangan menutupi perut.
boss yang terkejut sampai setengah rohnya terbang, sedang bersiap bertanya tak henti apa yang terjadi padanya.
Pemandangan mengejutkan di depan mata membuat boss tinggal diam.
"Ini, ini...?!" Dia menunjuk perutnya, untuk pertama kalinya juga terkejut sampai tak bisa bicara.
Di perut putih Lan Xin, tak disangka muncul tonjolan kecil seperti gumpalan, cepat turun lagi. Tapi di tempat lain muncul tonjolan kecil lagi, terlihat sangat mini.
Keduanya yang baru pertama kali menjadi orang tua, serentak terkejut.
"Ini, mungkinkah gerakan pertama yang legendaris itu, yang dialami setiap ibu hamil tapi sepertinya datang agak lambat bagi Lan Xin——"
"Gerakan janin?!"
"Suami, kamu... merasakannya?"
Pertanyaan Lan Xin terdengar kaku.
Tidak bergerak sama sekali, napas pun ditahan, takut gerakan janin yang sudah dinanti-nanti ini hilang.
"Um!" Boss terlihat tenang, tapi sebenarnya juga tegang.
Kedua tangannya rata menempel di perutnya, menunggu dengan tenang kedatangan momen menakjubkan itu.
Tapi calon ayah dan ibu menunggu lama sekali, perut tak bergerak lagi, seolah yang tadi hanya ilusi.
"Sayang, gerak dong!" Lan Xin mulai panik, meletakkan tangan di atas tangan suaminya, mendesak.
Tapi perut tetap diam.
"Kalau kalian tidak mau gerak, Ibu... Ibu akan——" Dalam kepanikannya, Lan Xin akhirnya menemukan ide brilian.
"Ibu akan suruh Ayah kalian menyodok kalian, tidak boleh tidur!"
Baru saja selesai bicara, perut mulai bergerak beberapa kali. Dari frekuensinya, dua bayi bergerak bersamaan.
Ancaman ini sepertinya cukup efektif...
Boss dibuat oleh ucapan Lan Xin menjadi tiga bagian canggung dan tujuh bagian kemarahan memuncak.
"Diam!"
Begitu dia bicara, perut bergerak lagi.
Lan Xin tidak rela.
"Anakku, yang kubawa susah payah, kenapa hanya menurut kata Ayah? Hai kalian berdua, gerak dong!"
Sunyi senyap.
"Istirahat!" Boss hendak mengangkat istrinya, tiba-tiba perut Lan Xin bergerak lagi secara ajaib...
Lan Xin menutupi wajah, kesal setengah mati.
“Dunia yang kejam ini, anak kandung sendiri memperlakukan Ibu seperti ini!”
Hanya mendengarkan Ayah, entah bagaimana dengan Ibu!
boss menahan tawa, merangkulnya dengan lembut, perlahan membaringkannya di ranjang empuk, berbisik serak.
“Aku akan membalas kedua bocah nakal ini untukmu, masuklah...”
Pakai tongkat?
Baiklah, boss berhasil. Gerakan pertama kedua bayi kecil ini berakhir dengan gerakan harmonis Ayah Ibu.
