Bab 416 Malam Natal yang Hangat dan Damai
Di perjalanan pulang, Lan Xin memegang foto dari dokter, bagaimanapun diliat, tetap seperti dua gumpalan hitam.
"Sayang, menurutmu jika sekarang saja mereka sudah bisa bertarung, setelah lahir nanti apakah kita akan pusing?"
Dia teringat ucapan dokter dan ingin tertawa lagi.
"Um, yang tidak patuh, akan kupukul bersama."
Begitu boss selesai berbicara, perut Lan Xin bergerak lagi, dia mengerang kesakitan.
"Jangan kamu provokasi mereka, dua penjahat kecil ini, saat terjadi perselisihan langsung menarik tali pusar..."
Dokter mengatakan kekuatan bayi saat ini masih sangat kecil, gerakan janin biasanya tidak akan menyakitkan.
Jadi rasa sakit yang dirasakan Lan Xin lebih banyak berasal dari tarikan tali pusar mereka.
Yang pasti, dari dua ini pasti ada satu yang sangat mirip boss licik, suka main curang, menarik tali pusar - tindakan yang efektif, menghemat tenaga, sekaligus membuat ibu tidak nyaman.
"Natal kali ini adalah hadiah terbaik yang pernah kuterima." Senyum Lan Xin penuh kepuasan.
Bisa melahirkan anak dengan damai, kabar apa yang lebih baik dari ini.
"Lei Tingyu juga memandang dengan lembut, ini juga merupakan hadiah terbaik yang pernah dia dapatkan."
Begitu tiba di rumah, baru saja masuk pintu, Lan Xin langsung dikerubungi pita dan hiasan warna-warni.
"Selamat, pemeriksaan kehamilan berjalan lancar!" Beberapa anggota keluarga Jin sudah mendapat informasi sebelumnya.
Boss pertama kali menelepon untuk memberi kabar gembira setelah memastikan keamanan pemeriksaan kehamilan Lan Xin, semua orang langsung sibuk mempersiapkan perayaan besar untuknya.
"Haha, selamat untuk kita semua!" Lan Xin melambaikan tangan riang kepada semua orang.
Rasanya seperti baru mencapai prestasi besar.
"Dari dulu aku yakin, Xin Xin pasti baik-baik saja." Feng Ting dengan gembira mengusap air matanya.
Meskipun tidak ada yang menemani pergi, khawatir akan memberi tekanan terlalu besar pada Lan Xin.
Tapi mereka yang menunggu di rumah juga tegang menahan nafas, baru lega setelah hasil keluar.
"Dokter bilang bayinya super sehat, masih aktif 'bertarung' di dalam perut——Hah, ke mana perginya Bibi Chen?"
Lan Xin melihat sekeliling, baru menyadari kepala pelayan menghilang.
Kabar baik seperti ini ingin sekali diumumkan dengan genderang dan simbal kepada semua orang.
"Dia? Begitu dengar kamu baik-baik saja, langsung lari ke belakang kebun untuk bersembahyang." Shishi menutup mulutnya sambil tertawa.
Harus diakui, kakak perempuannya benar-benar disukai semua orang, inilah sosok nyonya kaya keluarga kelas atas sejati yang memimpin dengan kebajikan, tak ada satu pun pelayan di seluruh perkebunan yang tidak menyukainya.
Setelah mendapat kabar bahwa Lan Xin baik-baik saja dan bisa melahirkan bayi, Bibi Chen yang bergembira langsung memimpin semua sopir, bodyguard, dan pelayan untuk bersama-sama bersembahyang ke Kuil Buddha. Patung Dewi Kesuburan itu sengaja didatangkan dari dalam negeri lho!
"Ini kan hari raya Tuhan orang Barat, dia malah sembahyang ke Buddha. Apa ini tepat?" Lan Xin tertawa dibuatnya.
"Aku juga melihatnya membawa kalkun panggang sebagai persembahan..."
Ehm, sepertinya Buddha itu vegetarian ya? Tapi tidak apa, yang penting niatnya!
Jin Tian dengan wajah puas mengeluarkan beberapa kotak yang sudah dipersiapkan sejak lama.
"Lihat, ayahmu sudah siap! Aku tahu Xin Xin punya banyak rezeki, sudah kubuatkan hadiah ukiran untukmu satu, dan masing-masing satu untuk bayi!"
Saat kotak dibuka, terlihat tiga buah ukiran giok Hetian bermutu tinggi - satu besar dan dua kecil, semuanya mengandung makna keberuntungan.
"Ayah, aku ingat kamu juga menyiapkan satu set lagi kan?" tanya Shishi.
Jin Tian melambaikan tangan dengan santai, "Itu cuma cadangan, tidak akan dipakai!"
Sebenarnya dia menyiapkan dua set karena takut ada perubahan dalam pemeriksaan putrinya. Set yang satunya untuk skenario keguguran, sedangkan set ini untuk kondisi bayi bisa dipertahankan.
"Huss, ayahmu terlalu licik, berani mempersiapkan dua rencana." Lan Xin mencibirkan bibir.
"Aku tahu kalian semua ingin, merasa aku pilih kasih ke Xin Xin ya? Sini, semua dapat bagian~ Ini hadiah Natal!"
Seperti sulap, Jin Tian kembali mengeluarkan beberapa kotak lainnya.
“Hmph, bakat desain perhiasan yang telah kutunggu bertahun-tahun, akhirnya ada kesempatan untuk diperlihatkan ke seluruh keluarga!”
“Ayo, tepuk tangan! Ayo, tatapan penuh pemujaan dari putri-putriku, ayo, kekaguman yang tak terjangkau para menantu!”
Jin Tian agak merasa puas diri.
Namun——
“Hari ini kan Malam Natal, apa kita merayakannya bersama?” tanya Shishi.
Lan Xin mengangguk, “Main mahjong yuk? Aku akan mengalahkan kalian semua sampai bangkrut!”
“Hai, hadiahku...” Jin Tian mengingatkan dengan lemah.
Sayangnya, barang bernilai sangat tinggi di mata orang lain, masih kalah menarik dibanding meja mahjong.
“Mau bertaruh uang?” Feng Ting ragu-ragu, dia tidak terlalu mahir.
“Harus menang! Aku akan membuat kalian semua hanya tersisa celana dalam, keluar dari rumahku dengan telanjang!” Semangat juang Lan Xin sedang membara.
Hasil pemeriksaan kehamilan begitu baik, bahkan tumor pun tak bisa membuatnya menyerah, masih ada apa yang bisa menghalangi keberuntungannya!
“Suami, biarkan aku main sebentar saja, boleh kan?” Lan Xin merangkapkan dua tangan kepada boss.
Boss sedang dalam mood yang baik hari ini.
“Boleh, di ruang hiburan rumah ada meja mahjong.”
Sekelompok orang berpindah ruangan, bersiap merayakan pesta besar.
Jin Tian yang malang, kembali ditinggalkan secara kolektif, memeluk kotaknya bagai angin musim dingin yang berlalu...
“Kalian semua benar-benar tak menganggap pemimpin keluarga! Desain yang kusiapkan dengan susah payah ini, di luar sana pun tak bisa dibeli dengan uang.”
“Ayahmu! Mau ikut gabung tidak? Ibu tidak bisa main, hati-hati uangmu habis semua!” Lan Xin berteriak padanya.
Jin Tian langsung tersenyum lebar, “Sudah tahu kalian orang-orang ini tidak bisa tanpa aku, segera datang!”
Akhirnya menemukan sedikit keunggulan sebagai kepala keluarga!
Malam Natal, bagi Lan Xin adalah hari yang sangat menyenangkan.
Pemeriksaan kehamilan berjalan lancar, bahkan diberitahu bisa melahirkan dengan aman. Pulang bersama keluarga, melewati Malam Natal bersama.
Seperti semua hal baik telah mendarat di kepalanya.
Bermain mahjong pun menang, kali ini bukan karena bantuan boss. Hoki Lan Xin luar biasa bagus, satu keluarga menang atas tiga keluarga.
Kepala keluarga yang kalah paling parah. Saat Jin Tian pergi, uang tunai di dompetnya tidak cukup untuk membayar kekalahan.
Lan Xin menghantam meja, bersikeras bahwa "Kasino tidak mengenal hubungan ayah-anak, harus jelas perhitungannya."
Maka, Jin Tian terpaksa menulis surat hutang dengan penuh dendam, meninggalkan kenangan pahit di Malam Natal ini.
Acara bubar, hanya menyisakan Lan Xin dan Lei Tingyu. Tapi suasana riang di dalam ruangan seakan belum hilang.
Kabut tipis menempel di jendela.
Lan Xin menggambar-gambar di jendela dengan jarinya, kegembiraannya masih belum reda.
“Senang sekali menang sedikit uang?” Boss juga tertular keceriaannya.
Padahal uang yang dimenangkan istri itu belum mencapai 1% dari harga hadiah yang diberikan ayah mertua, pantaskah senang sampai segitu?
“Prosesnya yang paling penting, suami. Kau tahu seberapa bahagia aku?” Lan Xin merentangkan tangannya lebar-lebar.
Membuat postur memeluk dunia, wajahnya penuh dengan senyuman puas.
boss melihat coretan sembarangan di jendela yang ternyata adalah nama dia dan pria itu dihubungkan hati, tapi di bawahnya ada lingkaran dengan empat tongkat, apa itu? Bahkan ada 2!
