Bab 420 Lan Xin Sedang Berkelit
Lan Xin akhirnya menemukan cara mutlak untuk menghancurkan boss!
Dia mengangkat satu per satu anak anjing menghadap boss. Terakhir, yang paling kecil dengan angkuh memalingkan ekornya, membuat Lan Xin sangat menyukainya.
"Ini dia!" Lihat, Sorot Mata Raja seperti ini benar-benar memberi kesan sebagai sekutu sejati.
“Anjing yang dipilih Nyonya, kualitas tampilannya sepertinya bukan... yang terbaik.” Pelatih anjing pun tak bisa diam.
Setelah pilih-pilih, dapat ekor gantung?
Lan Xin mengangkat anjing itu, si anjing segera menjilati tangannya untuk mengambil hati, ia mengangguk puas.
“Aku tidak butuh anjing untuk ikut kontes kecantikan dan jadi juara. Tidak perlu yang bagus, asal bisa mengenali tuannya. Benar kan, Xiao Lei?”
Bos pura-pura tak dengar, melambaikan tangan menyuruh para pelatih membawa anjing-anjing keluar.
Lan Xin memeluk anak anjing itu, merasa ia kedinginan, bergegas menuju rumah.
“Xiao Lei, mulai sekarang kau anggota baru di rumahku. Harus patuh ya.”
“Nama anjing tidak boleh asal diberikan. Tidak lihat sorot mata penolakannya?”
Bos melihat Lan Xin tak mau melepas anjing itu, mendengus dengan meremehkan.
Makhluk ini benar-benar bisa berebut kasih sayang.
“Sering dipanggil pasti terbiasa. Benar kan Xiao Lei? Atau kau tidak suka nama ini? Kalau gitu Xiao Yu, sama seperti yang dulu kupunyai, bagus kan?”
Anjing itu mendengus, menundukkan kepala, menunjukkan sikap tidak antusias. Lan Xin mengalah.
“Kalau gitu, Xiao Tingting?”
Hah, firasat ada kekuatan membunuh di belakang?
Menengok, melihat Bos sudah murka, Lan Xin baru berhenti bercanda.
“Cuma becanda, kenapa serius? Lagipula, kubuat namanya sama denganmu, bukankah ini membuktikan cintaku padamu sangat dalam?”
"Kedalaman seperti ini kuberikan padamu, apakah kamu bersedia menerimanya? Menurutmu, jika kita memberinya nama Xiao Lan, apakah ia akan senang?"
Seolah merespons ucapan boss, anjing itu segera menggonggong "Guk!".
"Baiklah, mari kita serius. Jangan main-main dengan nama anjing. Aku akan memberinya nama resmi. Ini jantan kan? Bagaimana kalau kita namakan Jissbon, setuju?"
Mulut boss berkedut dua kali.
"Kamu yakin ini nama yang pantas?"
"Kalau begitu, Okamoto, Durex..."
Tidak ada satu pun nama yang layak. Boss merasa tingkat kreativitas Lan Xin memang segitu saja.
Lan Xin mencoba satu nama demi nama, tapi anjing itu sama sekali tidak bereaksi. Hal ini membuatnya frustrasi dan berkata,
"Paha ayam sudah matang belum?" Cepat makan, obati hati yang terluka.
"Guk!"
Hah...?
Lan Xin memalingkan kepala dan mengulangi,
"Paha ayam?"
"Guk!" Tidak hanya merespons, ekornya pun bergoyang!
Boss mengangguk, "Bagus. Seperti majikan, seperti peliharaannya. Ternyata dia benar-benar mirip denganmu."
Maka, anggota baru keluarga ini akhirnya memiliki nama sendiri, Paha Ayam!
Meski terdengar agak...
Tapi masih lebih baik daripada nama-nama alat kontrasepsi itu.
Namun kedamaian hanya bertahan dua hari sebelum Lan Xin menyadari sesuatu yang salah.
Memang Paha Ayam rakus seperti pecinta makanan, itu biasa. Tapi ada jarak antara ekspektasi dan kenyataan.
Alasan Lan Xin memilihnya karena ia terlihat merendahkan boss. Dia mengira dengan memelihara anjing seperti ini, akan ada sekutu untuk melawan boss.
Hasilnya setelah beberapa hari merawat, baru sadar paha ayam bukan meremehkan boss, melainkan ia terlalu takut pada boss...
Aura yang terpancar dari tubuh boss berlebihan kuat, bahkan anjing pun bisa merasakan aura Raja.
Jadi anjing pengecut ini saat berhadapan dengan boss, ketakutan sampai lupa mengambil hati, hanya bisa gemetar memalingkan kepala ke samping.
Lan Xin baru menyadari kebenaran saat semuanya terlambat, anjing sudah diambil kembali, penyesalan pun tak berguna!
Bahkan dipermalukan boss sampai setengah mati, mungkin ini hal paling bodoh yang pernah dilakukannya, benar-benar seperti majikan seperti peliharaannya.
Cepatlah tiba hari ulang tahun Adipati.
Mobil sudah siap, tapi Lan Xin tak kunjung turun.
Saat boss kembali, hanya melihat mobil terparkir di luar.
"Nyonya muda mana?" tanya boss pada Bibi Chen yang menyambutnya.
Bibi Chen menyeka keringat di keningnya yang muncul karena panik, memandang boss bagai melihat penyelamat.
"Tuan muda, akhirnya Anda kembali. Cepatlah naik lihat Nyonya muda, saya sudah membujuk setengah hari."
Alis boss berkerut ketat, "Dia tidak enak badan?"
"Bukan... Anda lihat sendiri nanti."
Boss melangkah besar menaiki tangga.
Belum sempat masuk, sudah terdengar suara Lan Xin dari ruang ganti.
"Kepalaku pusing, aku tidak nyaman, aku tidak mau pergi!"
"Tapi... tadi Nyonya bilang sesak di dada," kata pelayan dengan wajah memperumit.
"Entah! Pokoknya seluruh tubuhku tidak enak, tidak mau pergi! Bahkan kukuku pun sakit!"
"Guk!"
Suara Lan Xin, bekerja sama dengan Paha Ayam peliharaannya, satu orang satu anjing berkelit-kelitan.
Boss mendorong pintu masuk, hanya melihat kucing hamilnya yang mengenakan pakaian ketat sedang berkelit, anjing peliharaannya juga berbaring di lantai berguling-guling.
Melihat boss masuk, Paha Ayam langsung bangkit patuh, duduk rapi bagaikan anjing baik yang patuh.
Lan Xin juga seketika duduk rapi, "Bagaimana kamu bisa kembali?!"
Bukannya sudah disepakati, pekerjaannya sangat sibuk, tidak akan ikut serta, diwakili olehnya?
"Jika aku tidak kembali, bukankah aku akan melewatkan adegan kelit-mengelitmu?"
Boss menatap Lan Xin, antara kesal dan tertawa. Boss yang pulang lebih awal ini persis melihat Lan Xin sedang mengelak.
Dua pelayan yang bertugas memakaikan baju untuk Lan Xin di samping, melihat boss kembali, bergembira bukan main.
"Marquis, Nyonya tetap tidak mau berganti pakaian."
Si Paha Ayam kecil yang tadi masih berdiri di pihak Lan Xin, melihat boss kembali, diam-diam menggeser langkahnya ke sisi pelayan, menggonggong dua kali ke arah Lan Xin seolah ikut menuduh.
"Paha Ayam! Dasar rumput di atas tembok! Kaleng kue sus Royal Dog Food kelas premium yang barusan kuberi, sudah lupa?!"
"Guk?" Apa itu, sudah lama dilupakan. Tuan rumah yang kejam sudah kembali, siapa yang masih peduli padamu?
"Semua keluar." Boss langsung paham situasinya hanya dengan sekali pandang: pasti kucing hamilnya yang rendah diri ini lagi mogok berganti baju.
Para pelayan bagai terlepas dari beban, segera pergi.
Paha Ayam Kecil duduk dengan sikap serius, menunggu untuk melihat nyonya rumah berganti pakaian. boss berpikir, ini adalah anjing jantan...
"Buka pintu, langsung usir Paha Ayam!"
"Cepat ganti baju, kita akan terlambat." boss mengambil gaun, Lanxin memalingkan kepala ke sisi.
"Aku tidak mau! Jelek sekali! Tidak hanya perut membesar, pagi ini saat bangun aku bahkan menemukan jerawat baru tumbuh!"
Dia menunjuk sebuah jerawat yang muncul di dahinya.
"Tidak ada yang berani mengatakanmu jelek, cepatlah ke sini."
"Ah! Lei Tingyu, kau membenciku!" Lan Xin menunjuknya dengan penyesalan berat.
boss mulai mengernyitkan alis, "Kapan aku membencimu?"
"Barusan kau bilang 'tidak ada yang berani' menyebutku jelek, artinya semua orang menganggapku buruk rupa! Hanya takut mengatakannya!"
Wanita hamil benar-benar tidak bisa diajak berdebat. boss menahan amarahnya berkali-kali.
"Kau sangat cantik."
"Kenapa nada bicaramu tidak tulus? Apa kau mengatakannya sambil menggertakkan gigi geraham?" Lan Xin mencari-cari kesalahan.
Dasar! Memaksa pria pendiam tiba-tiba mengucapkan kata-kata manis. Jika nada bicaranya tenang, pasti ada hantu di sini.
"Jin Lanxin, kita hampir terlambat. Lebih baik kau cepat!"
