Bab 424: Hamil Bikin Pikun Tiga Tahun, Nasihat Kuno Ternyata Benar
“Xin Xin, sebentar lagi dansa akan dimulai, kenapa kamu belum masuk?” Feng Ting keluar memanggil Lan Xin.
Lan Xin menepuk dahinya, “Aku baru ingat, aku dan boss masih belum berfoto bersama! Ibu, cepat bantu kami foto!”
Boss mengangkat alis, bagus, rupanya dia sudah melupakan Lei Zhizhi.
Bukankah tujuan datang ke pesta ini adalah untuk membawa Lei Zhizhi dan memperkenalkannya pada kakak kelas kedua si Pirang?
Tapi, lupakan saja. Biarlah perempuan pencari masalah itu berdiri lebih lama di tengah angin.
Selain itu, untuk mencegah gangguan, sepertinya dia memasukkan nomor ponsel Lei Zhizhi ke daftar hitam.
Lan Xin memeluk boss sambil mengacungkan jari tengah dengan ceria, Feng Ting membantu memotret.
Setelah difoto, Lan Xin masih mengusap pelipisnya.
“Aku benar-benar merasa melupakan sesuatu——Aduh, 'wanita hamil jadi bodoh tiga tahun', pepatah kuno tidak bohong!”
Daya ingatku memang menurun.
“Saat tidak hamil pun IQ-mu tidak tinggi, ayo masuk.” Boss menghancurkan panggung tanpa ampun.
“Tapi, benar-benar ada firasat melupakan sesuatu?”
“Hal yang bisa kau lupakan pasti memang tidak cukup penting bagimu, jadi lupakan saja.”
Kalimat itu bagai membangunkan orang tertidur, Lan Xin segera mengangguk, “Suamiku, kamu memang paling pintar!”
Boss tampak sombong, tentu! Lihatlah dia suami siapa!
Salju, semakin deras.
Di tempat yang sangat jauh dari dinding luar kastil, Lei Zhizhi mengkerut ketakutan, menarik-narik jaketnya berulang kali, tapi tetap tak bisa menahan flu ringan.
Dia datang dengan menyewa mobil, tapi pada saat ini mobil sudah pergi, hanya menyisakannya sendirian berdiri di salju yang dingin.
Untuk penampilan mencolok, pakaiannya sangat seksi dengan bahan yang sedikit, hampir mustahil melawan dingin.
"Aku benar-benar saudara sepupu Marquis Lei Tingyu, CEO Grup Lei! Aku datang bersamanya!" Dia berusaha meyakinkan satpam yang bertugas di perimeter luar.
Berharap pihak lawan mau membiarkannya masuk.
Bahkan jika tak bisa menarik perhatian Pangeran Adipati kecil, itu tidak penting lagi, asalkan bisa membuatnya tetap hangat dan tak membeku.
"Maaf Nyonya, pesta wajib memiliki undangan. Harap tunjukkan undangan agar kami bisa mengizinkan Anda masuk," kata satpam dengan teliti.
Lei Zhizhi menghentakkan kaki, "Sudah kukatakan aku kakak Marquis Lei Tingyu! Kenapa kalian tidak percaya!"
"Kalau begitu, silakan telepon Marquis dan minta dia mengirim orang untuk menjemput Anda."
Lei Zhizhi terpaksa mengambil ponselnya lagi, menelepon nomor yang sejak tadi terus dihubungi tapi tak pernah tersambung.
Tepat seperti dugaan... Tidak bisa dihubungi...
"Biarkan aku masuk! Teleponnya tidak bisa dihubungi, Achoo!" Lei Zhizhi kedinginan sampai bersin.
"Maaf Nyonya, kami tidak bisa membiarkan Anda masuk."
Lei Zhizhi hampir gila!
Lei Tingyu sebenarnya sedang melakukan apa! Sudah menerima begitu banyak hadiah darinya, membuatnya menunggu di sini, kenapa tidak menyambutnya masuk!
Hujan pun semakin deras tidak bekerja sama, sial, sangat dingin ah...
Saat ini, Lan Xin sedang menari waltz dengan irama lambat bersama sang boss.
Mempertimbangkan ibu hamil tidak boleh melakukan olahraga berat, mereka berdua hanya bergerak perlahan. Karena boss sengaja memperlambat, band di lokasi juga paham situasi dengan memperlambat irama, khusus memainkan lagu-lagu liris.
Lan Xin menutup mata, mengikuti iramanya, perlahan menikmati momen indah. Dengan kehadirannya, pesta pun tidak terlalu menyebalkan.
Sampai Lan Xin mulai kelelahan, boss baru mengajaknya mundur lebih awal.
Lan Xin duduk di kursi depan, boss menyesuaikan kursi ke sudut nyaman untuknya bersandar.
"Lelah?"
"Masih bisa, cuma firasat bayi-bayi mungkin tidak suka acara seperti ini, terus menghentak-hentakku."
Boss meraba perutnya, merasakan putra-putranya menghentak penuh kekesalan, seolah berkata: Ayah, hari ini sangat berisik oh.
"Baik, sekarang ayah bawa kalian pulang."
Boss menggerakkan mobil, Lan Xin menutup mata beristirahat, persis melewatkan wanita yang nyaris membeku di pinggir jalan.
Lei Zhizhi merasa dirinya hampir kehilangan sensasi dingin, tiba-tiba melihat mobil mendekat. Dengan bantuan cahaya, dia melihat Lei Tingyu di dalam mobil!
Dengan bergembira sambil menggoyangkan lengan mati-matian, aku di sini! Cepat, biarkan aku masuk ke mobil yang hangat~
Boss awalnya ingin membawa si korban malang ini sekalian.
Tapi cahaya di sudut mata melihat Lan Xin sudah hampir tertidur, tidak ingin perempuan berisik itu mengganggu mimpi indah Lan Xin.
Maka, injak gas, Maju!
Lei Zhizhi mengaum marah ke arah mobil.
"Lei Tingyu! Kamu tidak bermoral!"
Lan Xin membuka mata dengan berkabut sambil menguap.
"Suami, aku baru saja seperti mendengar ada yang memanggil namamu?"
Boss tetap tenang, "Mungkin kamu berhalusinasi."
"Oh, kalau begitu aku tidur lagi ya, bangunkan aku sampai rumah."
"Um, tidurlah, aku akan menaikkan suhu sedikit."
Lan Xin menutup mata dengan senang, masih berbisik puas.
"Hal terberuntung di Dunia adalah saat di luar salju turun, aku di mobil yang hangat... Suami, aku ingin makan hot pot..."
"Um, besok kubiar kamu makan hot pot sambil menikmati pemandangan salju, sekalian menonton aksi nekat melompati tembok."
Lei Zhizhi mungkin akan datang mempermalukan diri besok? Menjadi proyek hiburan kehamilan untuk Xin Xin, cukup bagus untuk ditonton.
Setidaknya lebih seru dari sinetron melodrama, bukan?
Lan Xin tidur nyenyak sampai pagi.
Bahkan pulang pun, boss yang menggendongnya naik ke lantai, membantunya membersihkan riasan, menggantikan pakaiannya. Sang ibu hamil tertidur dari awal sampai akhir, dalam mimpi terasa hangat dan nyaman sekali.
Menjelang subuh, terbangun dengan segar, berjalan santai sambil menopang perut. Saat sedang sikat gigi dan cuci muka, sambil menggigit sikat gigi, Lan Xin teringat sesuatu.
Semalam, apakah dia lupa pada Lei Zhizhi?
Di waktu ini, boss pasti sudah berada di treadmill, berkeringat deras.
Lan Xin buru-buru merapikan diri sebentar, lalu bergegas menuju ruang olahraga.
"Suami! Tidak baik!"
Lei Tingyu yang sedang berlari di treadmill, mendengar suaranya langsung berhenti seketika.
"Ada apa? Bayinya menghentakmu sampai sakit?"
"Kapan mereka pernah menghentakku tanpa sakit? Aku sudah terbiasa dihentak—bukan itu intinya! Yang penting, semalam kita lupa pada Lei Zhizhi!"
"Oh." Mendengar hal sepele seperti ini, boss dengan tenang berbalik badan, menaikkan kecepatan treadmill dan melanjutkan lari~
"Hei, jangan terlalu santai dong. Janji pada orang bisa dilupakan, ini tidak baik kan?" Meski Lei Zhizhi bukan orang baik, tapi tetap ada sedikit rasa bersalah.
"Dia baik padamu?"
"Tidak baik."
Lei Zhizhi pernah memfitnah hubungannya dengan boss, Lan Xin takkan lupa.
"Jadi, demi orang yang tidak baik padamu, berteriak-teriak sampai mengganggu latihan suamimu, menurutmu ini baik?"
