Bab 428 Skema kecelakaan palsu sampai merambah luar negeri?
"Istri tua ini bertahan hanya untuk menggendong cucu. Jika ada orang sembarangan berani menginjak-injak nyonya muda kami, aku yang pertama akan mencakarnya!"
Lei Zhizhi memperhatikan kuku Bibi Chen, diam-diam teringat.
Waktu kecil dulu, saat memimpin gerombolan anak-anak mengganggu Lei Tingyu yang lebih kecil, ternyata nenek tua inilah yang menerobos keluar mencakarnya. Bekas luka di lengannya masih ada sampai sekarang.
Kewibawaan Bibi Chen masih tersisa, akhirnya membuat Lei Zhizhi mengurangi intensitas kemarahannya, menahan api kekesalan yang terpendam sejak masuk, lalu bertanya pada Lan Xin.
"Intinya, kalian menelantarkanku membuatku sengsara seperti ini, kalian harus bertanggung jawab!"
"Skema pengemudi palsu sampai diekspor ke luar negeri?" Bibi Chen dengan santai membuka mulut, sementara paha ayam bersekutu dengannya mengikuti dengan "Guk!"
Lan Xin yang penuh daya tempur tak bisa mengoptimalkan kemampuannya, memandang Bibi Chen lalu paha ayam, kemudian Lei Zhizhi yang ekspresinya terdistorsi oleh kemarahan, diam-diam mengambil sebutir anggur lagi dan memasukkannya ke mulut. Asam manis inilah diriku oh!
"Manusia, terlindungi terlalu banyak orang, tidak ada tempat untuk menunjukkan kemampuan, juga merupakan perasaan kesepian yang mendalam."
"Tapi untungnya, dia masih punya senjata rahasia, hehe, inilah saatnya membalikkan situasi dan menambah sedikit keseruan!"
"Kalian semua, apakah merasa bisa menginjak-injakku karena jumlah kalian banyak?" Lei Zhizhi akhirnya tak tahan setelah terkepung.
Bibi Chen membanting meja, paha ayam terlempar seperti ekor, "Kami memang menginjak-injakmu, mau apa?"
"Guk!"
"Sial! Berani tidak, aku akan mengadakan konferensi pers dan memberitahu semua orang bagaimana Lei Tingyu memperlakukan keluarga kami? Leluhur keluarga Lei di surga pasti akan menurunkan hukuman langit jika melihatnya bersikap seperti ini—Ah!"
Lan Xin awalnya masih tersenyum manis, melihat daya tempur tim kami yang garang langsung membuat Lei Zhizhi tak berdaya melawan.
Tapi mendengar Lei Zhizhi berani mengutuk bos kesayangannya, Lan Xin sama sekali tak bisa menahan diri!
Mengambil apel dari piring buah, langsung menghantam wajah Lei Zhizhi!
Yang disiapkan bos untuknya pasti yang terbaik, apelnya pun berukuran raksasa, dia membidik mulut Lei Zhizhi.
Lei Zhizhi menjerit kesakitan, bibirnya terasa kebas.
"Jin Lanxin! Apa maksudmu ini!" Lei Zhizhi meraba bibirnya sendiri, tak tahu apakah itu lipstik atau darah yang berwarna merah menyala.
“Dasar mulut ceplas-ceplos! Dengarkan baik-baik Lei Zhizhi, kalau memang berani, coba ulangi perkataanmu tadi! Ulangi sekali lagi, suamiku pasti akan membereskanmu!”
Aura kemarahan Lan Xin yang tiba-tiba menyemburat membuat Lei Zhizhi gemetar ketakutan.
Bibi Chen segera berdiri, "Aku ingat di dapur ada durian yang baru dibeli. Akan kucari untuk Nyonya Muda. Kalau dia masih berani menghina Tuan Muda, tampar saja mukanya!"
Lan Xin menggelengkan kepala sambil membayangkan adegan itu.
"Bukan sekadar tamparan, itu serangan penetrasi. Dalam pengobatan tradisional disebut luka tembus..."
Wajah Lei Zhizhi pucat pasi, matanya menyala-nyala memancarkan kebencian namun tak berani bertindak.
"Lei Zhizhi, apapun hinaanmu, kuanggap saja kau masih kekanak-kanakan. Meski usiamu sudah senja, tetap kuperlakukan seperti anak kecil. Tapi ingat baik-baik: berani-berani kau menjerat Lei Tingyu, akan kubuat hidupmu lebih buruk dari neraka. Coba saja kalau tidak percaya!"
Suara manis Lan Xin yang bergema di ruang hangat ini justru membuat Lei Zhizhi menggigil kedinginan.
Melihat Lei Zhizhi sudah ketakutan, Lan Xin mengubah nada bicaranya yang semula suram menjadi ramah kepada Bibi Chen.
"Bibi Chen, pernah dengar tentang seni tradisional Bian Lian (seni mengubah ekspresi wajah)?"
"Hmm, dulu waktu Tuan Besar masih ada, pernah mengundang grup opera ke rumah."
"Mau lihat pertunjukan langsung sekarang?"
"Wah, pasti seru!"
"Baiklah, mari kita mulai!"
Hanya melihat Lan Xin, menghadapi Lei Zhizhi yang marah tapi tak berani protes, jelas-jelas sedang menyimpan jurus pamungkas dalam diam, lalu berkata.
"Sebenarnya, waktu itu kami tidak menjemputmu, itu demi kebaikanmu sendiri."
"Apa?" Membiarkannya kedinginan sampai dirawat di rumah sakit, ternyata untuk kebaikannya? Lei Zhizhi bingung.
"Karena, Adipati sudah setuju untuk menjodohkanmu dengan Pangeran Muda. Awalnya waktunya masih saya yang tentukan, tapi melihat sikapmu terhadap Tingyu keluarga kami yang sepertinya menyimpan dendam, bahkan berencana mengadakan konferensi pers?"
Lan Xin santai mengangkat cangkir teh, meniup permukaan airnya. Boss sama sekali tidak mengizinkannya minum teh asli, jadi menggunakan cangkir antik cantik untuk mengelabuinya. Lan Xin pun pura-pura seolah masih ada daun teh di dalamnya...
"Haha, Adik Ipar, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Aku sangat mengagumi Tingyu kita yang di usia muda sudah memperluas Bisnis Lei Group dengan begitu sukses. Pasti para leluhur keluarga Lei di alam baka sangat lega..."
Mendengar urusan pernikahannya mulai jelas, Lei Zhizhi langsung berubah sikap, memuji Lan Xin tak henti-hentinya.
Benar-benar lebih cepat dari perubahan ekspresi. Zieeett, sungguh mengganggu mata.
Tiba-tiba Lan Xin merasa perutnya sangat sakit - dua janin dalam kandungannya berbarengan menghentak!
“Bibi Chen melihat Lan Xin mengerutkan kening dan menutup perut, marah berkata pada Lei Zhizhi.”
“Nona Lei, bagaimana bisa kau sejijik ini, sampai mengganggu Nyonya Muda kami, dua bayi kecil dalam kandungan!”
Coba dengar, betapa munafiknya sampai dua janin ber-IQ tinggi dalam perut Lan Xin pun tak tahan mendengarnya!
Lei Zhizhi benar-benar tak tahu malu, demi mencapai tujuannya, dia rela melakukan apapun.
“Adik ipar, aku yang paling mendukung Ting Yu. Lihatlah, jika aku bisa menikah lebih baik, masa depan bisnis keluarga kami pasti terbantu. Leluhur keluarga Lei di alam baka pasti senang melihat keharmonisan kita.”
Lan Xin diam-diam menggeser posisinya menjauh.
Sekalian menarik lengan Bibi Chen.
“Jauhi dia. Kalau leluhur keluarga Lei melihat kelakuannya dan murka hingga mengirim petir, kita harus menjauh agar tak kena getahnya.”
Lei Zhizhi mendengar kata-kata Lan Xin, tak marah malah tersenyum manis terus mendesak.
“Soal kencan buta itu...”
“Malam ini akan kuminta Ting Yu menghubungi Adipati. Pulanglah dan tunggu kabar, paling lambat lusa.” Lan Xin meletakkan cangkir teh dengan anggun bak seorang nyonya bangsawan.
Lei Zhizhi cepat-cepat mengangguk, memuji-muji perut Lan Xin kiri-kanan.
“Aku lihat adik ipar ini, wajahnya penuh berkah! Kandungan ini pasti putra, jelas-jelas putra sulung!”
Lan Xin dengan tajam melihat boss baru saja masuk dari luar. Mendengar kata-kata Lei Zhizhi, langkahnya terhenti sejenak, wajahnya mulai menunjukkan ekspresi tidak senang.
"Dokter bilang, yang ada di perutku ini... kembar."
Maksud Lan Xin adalah menghibur boss: "Dua bayi, mungkin satu putra dan satu lagi putri?"
Tapi siapa sangka, Lei Zhizhi malah mengorek luka yang sedang perih.
"Wah, itu lebih baik lagi! Dua putra sulung!"
