BAB 429 Tuan Muda Juga Bisa Humor Dingin
Begitu Lei Tingyu kembali, langsung mendengar ada yang berani mengucapkan kata-kata buruk tentang kandungan Lan Xin semua laki-laki! Hatinya sudah mulai tidak senang.
Tapi Lei Zhizhi masih merasa pujian berirama ini kurang greget, lalu menambahkan:
"Adik ipar, dari penampilanmu saja sudah kelihatan! Berapa pun anak yang kau lahirkan, semuanya pasti putra! Ting Yu pasti senang bukan main, ada penerus keluarga!"
Dari ekspresi ini, boss jelas-jelas kesal. Lan Xin melirik wajah boss yang sudah menghitam.
Tepat seperti dugaanku, boss bersuara berat:
"Ayam Kaki, gigit!"
"Auuu!" Ayam Kaki mendapat instruksi dari tuan laki-laki, langsung menyambar dengan cepat dan menggigit gaun panjang Lei Zhizhi tak mau lepas.
"Meski masih anak anjing setengah dewasa, tapi Border Collie memang termasuk ras besar, bahkan sebagai anak anjing pun tetap anak anjing gembul yang berotot!"
Lei Zhizhi kaget oleh paha ayam, menjerit "Ah", langsung berdiri, ingin menghentakkan kaki untuk menjatuhkan paha ayam itu.
Tiba-tiba terdengar suara berat boss berkata.
"Kau berani menyentuh anjingku, maka kencan butamu akan kuperpanjang tanpa batas!"
Menindas dengan kekuasaan, sungguh Mantap.
Lei Zhizhi tak berani macam-macam, terpaksa terus memberi perintah pada paha ayam: "Turun kau! Anjing sialan, minggir lah!"
Semakin dia menjerit, paha ayam justru semakin high.
Sebagai anjing terpintar di dunia, meski memiliki sifat rakus dan pengecut, tapi sangat mahir membaca situasi.
Melihat tuan dan nyonya rumah puas dengan performanya, paha ayam pun berpikir sejenak lalu mengeluarkan kemampuan di luar biasa!
Tiba-tiba si paha ayam kecil melompat ke atas, menggigit ujung gaun belakang Lei Zhizhi, sedikit menarik - kriiik!
Refleks alami Lan Xin langsung berdiri dan menghampiri boss, menutupi matanya dengan tangan.
Barang mengganggu mata, jangan sampai Tuan lihat!
Bibi Chen dan pelayan lain serentak mengeluarkan decakan ejekan.
Paha ayam kecil dengan bangga menjatuhkan sobekan gaun sambil meludah, "Ah Goblog!"
Tidak enak ya...
Lei Zhizhi menjerit sambil menutupi pantatnya, sementara Lan Xin mengedipkan mata bingung.
"Rupanya Nona Lei yang hampir 40 tahun masih suka mengenakan celana dalam kecil renda transparan ya..."
Lei Zhizhi yang malu habis-habisan terpaksa menutupi bagian vitalnya dengan tas sambil mundur kerepotan, tak lupa mengingatkan Boss Lei.
"Jangan lupa urusan kencan butanya!"
Setelah perempuan itu pergi, Bibi Chen mengeluarkan garam laut yang sudah disiapkan dari sakunya, menaburinya sepanjang jalur yang dilewati Zhizhi sambil berdoa.
"Demi nama semua dewa, enyahlah roh jahat!"
Boss menarik tangan Lan Xin yang menutupi matanya, mengerutkan kening.
"Apa lagi yang kau lakukan?"
"Aku tidak mau kau melihatnya, itu sangat mengganggu mata."
"Omong kosong! Wanita seperti itu gratis pun aku enggan melihat." Ini benar-benar merusak gaya dan seleranya!
Lan Xin menjulurkan lidah, "Aku harus mempertahankan kekuasaan utuh milikku."
Dengan puas ia menempelkan wajahnya pada tubuh pria itu. Laki-laki ini miliknya, tak akan diberikan sedikitpun pada orang lain.
Si kaki ayam kecil mengikuti Bibi Chen sambil penasaran menjilati garam yang ditaburkan, lalu tersedak dan meludah sambil berkata "Goblog", wujudnya lucu sekali.
"Bibi Chen, menaburkan hal seperti ini di lantai akan merepotkan saat dibersihkan." Lan Xin kasihan pada pelayan yang harus menyapu.
"Lain kali pakai daun jeruk bali yang dicelupkan air, efek pengusir hantunya sama," Boss tiba-tiba menyela.
Ruangan langsung tenggelam dalam kesunyian, beberapa detik kemudian semua orang meledak dalam tawa.
“Astaga, Tuan muda juga bisa humor dingin!” Bibi Chen menyeka sudut matanya, dia merasa Tuan muda semakin menggemaskan.
Lan Xin juga tertawa terpingkal-pingkal, boss yang serius saat mengatakan hal tertentu, efeknya jauh lebih baik dibanding orang biasa.
“Hari ini kamu tidak lembur?”
“Um, pulang lebih awal. Bukannya kamu bilang ingin pergi mendayung? Aku ajak kamu.”
Lan Xin bersorak, hampir melompat kegirangan.
“Aku ganti pakaian dulu~ Haha, betapa beruntungnya~”
Lan Xin bagaikan burung layang-layang, melayang-layang menuju elevator sambil terus menerbangkan ciuman ke boss, membuat orang lain tersenyum-senyum.
“Mengapa Nyonya muda begitu gembira? Proyek mendayung yang tidak mahal ini bisa dilakukan keluarga biasa mana pun. Lihatlah saat menerima hadiah bernilai juta-jutan pun tidak sebahagia ini.” Bibi Chen berkata dengan tulus.
“Hanya orang lain yang menganggap menikahi orang kaya sebagai hal bagus. Di hati Xin Xin, mungkin dia merasa sudah memberi muka besar dengan tidak memandang rendah kekayaanku.”
Lei Tingyu sangat paham Lan Xin.
Baginya, uang yang melebihi batas tertentu justru tak lebih baik dari orang biasa. Sesekali diajak hidup seperti rakyat jelata - makan jajanan pinggir jalan murahan, main proyek-proyek biasa - justru membuatnya sangat bahagia.
“Orang luar selalu berusaha mati-matian masuk keluarga kaya. Tapi Nyonya muda kita malah individualis, selalu merindukan kehidupan orang biasa.”
Bibi Chen sangat menyukai sifat manusiawi Lan Xin yang tidak pernah berpura-pura, setiap kata dan tindakannya begitu nyata.
"Bukan begitu! Aku juga tidak mau hidup miskin, hanya saja kehidupan biasa ini tergantung dengan siapa kita menjalaninya! Kalau bersama Lei Tingyu, aku bersedia!"
Suara Lan Xin terdengar dari arah elevator.
Semua orang menoleh ke sana. Lan Xin yang baru naik kurang dari 3 menit itu sudah berganti pakaian dengan kecepatan luar biasa dan turun kembali.
"Di luar dingin. Pakai baju seperti ini, apa kau ingin membekukan diri?" Boss melototi dia, lalu berkata pada pelayan.
"Ambilkan mantel tebal untuk Nyonya, dan sepatu salju."
"Jangan sepatu salju! Lei Tingyu, suhu di luar baru mendekati nol derajat. Siapa di jalanan yang pakai sepatu salju? - Lagipula di selatan Negara E, mengapa ada sepatu salju?"
Lan Xin memprotes dengan mempertaruhkan nyawa.
Saat berganti pakaian tadi, dia sengaja menghindari sepatu salju tebal. Sejak hamil, lemari pakaiannya dipenuhi sepatu salsu yang dipesan boss entah dari mana.
Di Negara E kecuali utara, jarang turun salju. Memakai sepatu tebal seperti ini di selatan sama saja mengajak semua orang menyaksikan orang sinting!
"Berkayuh di sungai suhunya pasti lebih dingin dari darat. Lebih baik berpakaian tebal, apalagi ibu hamil harus sangat menjaga kaki dari hawa dingin."
Boss mengambil baju dari pelayan lalu dengan santai memakaikannya ke Lan Xin.
"Ding! Encyclopedia Ibu Hamil Merk Lei Tingyu versimu sudah online!" Lan Xin tidak berani menumpahkan kelucuan padanya, lalu mengubah metode protes.
boss kembali merobohkannya ke sofa, menggenggam sepatu bot dan memaksakannya mengenakannya.
"Ah! Beginikah kehidupan nyonya kaya keluarga kelas atas? Dipaksa memakai celana dalam musim gugur dan sepatu salju, apa bagusnya! Lei Zhizhi benar-benar nekat, lebih memilih menjadi nyonya yang pakai celana tebal dan sepatu salju seperti aku, daripada tetap menjadi perempuan yang pakai celana dalam transparan?"
Lan Xin dibungkus rapat-rapat oleh boss, mulutnya masih kompor mengkritik celana dalam dan sepatu salju.
"Kau pikir setelah menikahi putra bungsu Adipati, dia bisa hidup sebaikmu?"
Boss tanpa basa-basi menunjuk masalah dalam ucapan Lan Xin.
Lei Zhizhi mengira telah memasuki surga, tak sadar satu kakinya sudah menginjak gerbang neraka.
