Bab 430 Seseorang Meramal dengan Akurat
"Bukan begitu? Bukankah kau pernah bilang putra bungsu Adipati 'itu'-nya tidak beres? Tubuhnya saja sudah lemah, mestinya dia akan memberi kompensasi lebih ke Lei Zhizhi secara ekonomi?"
Bibi Chen langsung protes saat mendengar rencana membuat perempuan jahat yang sejak kecil suka menginjak-injak Tuan muda, bahkan dewasa masih suka menghalanginya, hidup enak.
"Tuan muda, benarkah kau ingin Lei Zhizhi menikahi putra bungsu Adipati?"
Untuk tipe orang seperti ini, bahkan enggan menyebutnya 'Nona Biao'. Jika dia bisa masuk keluarga kaya, Bibi Chen pasti kesal berhari-hari.
"Dia sendiri yang bersedia menikah. Kami hanya jadi perantara saja."
"Peralatan listrik ah, jika Tuan muda benar-benar membiarkan perempuan jahat seperti itu hidup enak, pasti si istri tua akan curiga Tuan kerasukan roh jahat."
Katanya mau membalas dendam sampai ke akar-akarnya!
Penjahat sudah menyerbu ke rumah, tapi malah jadi perantara nikahkan perempuan itu ke keluarga kaya, benar-benar tidak rela ah!
"Aku juga merasa, kalau suatu hari dia tiba-tiba baik ke orang lain selain aku, pasti juga kerasukan hantu..." Lan Xin mengiyakan perkataan Bibi Chen.
boss memicingkan mata, melepas syal dari lehernya, lalu membalas dendam dengan mengikatkan lapisan tambahan ke tubuh Lan Xin yang sudah berbentuk bola.
"Sepertinya aku lupa memberi tahu kalian, putra bungsu adipati itu sebenarnya tidak punya uang."
Melihat adipati yang masih perkasa di usia senja, setidaknya masih bisa hidup 10-20 tahun lagi. Tanpa warisan harta dan bisnis pribadi, si kakak kelas kedua berambut pirang itu benar-benar miskin.
Punya pun, tidak akan cukup untuk dihamburkan Lei Zhizhi.
"Lalu mengapa keluarga adipati mau menerima perjodohan dengan Lei Zhizhi?"
"Pertama, adipati merasa malu atas kejadian hari itu yang menyinggung kita, ingin memberi kompensasi. Kedua, mungkin mereka mengira marga Lei semua kaya..."
Lan Xin langsung tersadar.
Jadi seperti pernikahan dua orang berstatus tinggi tapi sama-sama miskin?
"Artinya, putra adipati itu bagai kotoran keledai, luarnya mengkilap tapi dalamnya kosong?" Bibi Chen paham.
"Metafora itu cukup tepat menggambarkan." boss membenarkan.
Maka, ekspresi Bibi Chen dan Lan Xin secara bersamaan menunjukkan kondisi mental yang puas.
Melihat si jahat hidup tidak nyaman, mereka langsung puas. Perempuan yang suka drama berlebihan memang punya pola pikir seperti ini.
"Sebenarnya unta yang kurus sekalipun masih lebih besar dari kuda. Sekaya apapun, dia tetap keturunan bangsawan. Jika Lei Zhizhi ke sana dan tidak boros belanja, mungkin bisa mencapai tingkat yang melebihi sejahtera."
Lan Xin merasa penanganan seperti ini sudah relatif manusiawi.
Boss enggan membuang-buang bibir untuk orang tak penting, jadi beberapa hal juga malas dijelaskan.
Yang tidak sempat dia katakan adalah: Mustahil Lei Zhizhi bisa hidup nyaman setelah menikahi putra bungsu Adipati.
Mengikuti pola konsumsi Lei Zhizhi yang pengeluaran melebihi pemasukan, plus sangat ingin pamer. Ketika menemukan putra bungsu Adipati tidak hanya tidak bisa hubungan intim tapi juga gay, plus tidak punya uang - hari-harinya dipastikan tidak akan tenang.
Sedangkan putra bungsu Adipati, karena kekurangan fisik, sejak awal tidak punya poin terhadap perempuan. Katanya juga relatif tidak normal. Jadi Lei Zhizhi yang ke sana kemungkinan besar akan sering dipukul dan direndahkan.
Selain gelar Nyonya keturunan bangsawan, dia tidak akan punya apa-apa.
Berbuat dosa sendiri, tak bisa diselamatkan.
Berperahu di danau bersama Boss, Lan Xin mengambil banyak foto. Sekarang sudah bisa menarik Boss untuk berfoto selfie bersama.
Karena perut sudah membesar, dia tidak foto seluruh tubuh lagi. Beralih ke foto close-up. Foto pria tampan dan wanita cantik ini diunggah di lingkaran pertemanan, langsung dikritik habis-habisan oleh semua orang.
Sejak Lan Xin mengalami peristiwa kabur dari rumah dalam keadaan hamil, dia seolah semakin dimanja. Setiap saat dia harus memamerkan keseharian manisnya bersama boss, diam-diam menyiksa anjing (pasangan yang pamer kemesraan).
Aura mesra yang menyengat ini, melalui layar ponsel, terus menyebar hingga ke dalam negeri. Hal ini membuat beberapa sahabat boss yang sudah menikah menjadi marah.
Mo Lao Er pertama kali protes. Karena setelah Fei Fei melihat Lan Xin mengunggah foto berenang di sungai, tiba-tiba merasa itu hal yang menarik, memaksa Mo Lao Er untuk ikut mendayung peralatan listrik juga.
Hasilnya, di Kota B pada bulan ini, air sungai sudah lama membeku. Di mana ada danau yang bisa digunakan berenang?!
Hal ini membuat Mo Lao Er dan Xin Keempat penuh dendam, menelepon interlokal internasional untuk bersama-sama menyemprot boss yang sibuk memanjakan istri dan menarik kebencian.
Hasilnya, boss diam-diam mendengarkan kedua kakak ini menyemprot selama sepuluh menit, lalu melemparkan kalimat: "Kalian ini cuma iri."
Kemudian, menutup telepon.
Lalu, di lingkaran pertemanan boss yang jarang update, muncul sebuah foto yang diduga menunjukkan tangan boss sedang memegang dua sepatu kecil super menggemaskan.
Para sahabat hampir nyemburkan darah tua melihatnya.
Apakah ini cara dia pamer ke semua orang bahwa dalam kandungan istri Lei Tingyu terdapat sepasang kembar?!
Kemudian, Xin Ran melancarkan pembalasan!
Mengunggah artikel tentang berbagai masalah memiliki dua putra, sementara Mo Lao Er dengan senang hati meneruskannya.
Maksudnya: Jangan terlalu sombong, kalau istrimu melahirkan dua anak laki-laki, bukankah kamu yang suka putri ini akan mati kesedihan?
“Hasilnya, dua pria yang menikmati kekonyolannya itu segera menyadari bahwa lingkaran pertemanan mereka kembali digelapkan oleh aliran teknologi tertentu!”
“Seberapa tak tahu malu ini? Hanya dia yang boleh pamer kemesraan, sementara kami dilarang menumpahkan kelucuan?”
Saat itu, Xin Ran dan Mo Lao Er sedang mengadakan pesta minum anggur bersama di dalam negeri.
Melihat boss menggunakan aliran teknologi untuk merendahkan orang dengan begitu semena-mena, mereka tak tahan untuk bersama-sama mengkritik.
“Perempuan adalah air bencana. Lihatlah bagaimana San Di kita dihancurkan.” Xin Ran sakit hati selama dua detik melihat lingkaran pertemanannya digelapkan boss.
“Kalau begitu, kenapa kalian berdua pria brengos masih mau menikahi perempuan? Lebih baik bentuk kelompok sendiri dan hidup di masa lalu!”
Sayangnya, istri mereka mendengar, membuat kedua pria itu kembali jadi korban.
Perhitungan ini tentu harus dibebankan bersama pada Lei Tingyu yang tak tahu malu!
“Aku justru berharap anak San Di adalah sepasang putri. Nanti kita suruh putra kita mendekati putri mereka. Hahaha, karakter terbaik San Di pasti akan mati kesakitan!”
Mo yang tahu Fei Fei mengandung putri, jadi setiap hari menanti-nanti keluarga Boss Lei punya sepasang putra.
Istri Xin Ran, Tian Xin, juga baru hamil dengan hasil tes darah yang menunjukkan putra. Dua makhluk ini berkumpul merencanakan cara membelokkan putri keluarga boss.
“Bagaimana jika keluarga San Di punya sepasang putra yang nanti mendekati putri kalian berdua?” Fei Fei membangunkan orang yang sedang bermimpi dengan satu kalimat.
“Sayang, keluarga kita punya putra,” Mo Lao Er membetulkan.
“Kamu juga punya putra kedua? Tian Xin juga akan punya putra di kehamilan berikutnya? Kalian berdua, meskipun diikat jadi satu tetap tak sepintar San Di, berani-beraninya mengatur anak orang! Mungkin suatu hari nanti, putri kalian sendiri akan dilindas oleh anak San Di, baru kalian akan menangis!”
