Bab 443 Ding-dong, sahabatmu lex telah online
“Sebenarnya, tidak apa-apa kok, sangat cantik, aku sangat suka. Hanya saja ide kreatif seperti ini lebih mirip pemikiran perempuan, tidak seperti gaya arsitekturmu biasanya.”
Lan Xin hanya sekadar berkomentar, tapi boss seolah sudah memahami sesuatu.
Perempuan, mengungkapkan cinta padanya.
Itupun, seorang perempuan dengan teknologi tinggi yang setidaknya "berhasil menggelapkan" sistem pencahayaan di kapal pesiarnya. Saat "dia" menyalakan lampu untuk membuat model, sistem pencahayaan di kapal boss sedang diretas.
Meskipun kapal ini baru saja dikirim, boss belum sempat memasang sistem di kapal pesiar ini sendiri.
Tapi ini adalah hasil kerja keras tim elit Lei Group semalaman.
Bisa dikatakan, di dunia ini orang yang bisa menembus firewall elite Lei Group dan membuat sistem seperti ini tidak lebih dari 10 orang.
Itupun, masih seorang perempuan...
Dengan begitu, radius penguncian target jadi lebih mudah.
Setelah kembali, Lan Xin langsung tertidur karena kelelahan setelah membersihkan riasan dan mandi.
Boss duduk sendirian di ruang belajar, membuka laptopnya, jari-jari panjangnya berkelebat cepat di atas keyboard.
Jika ada orang di dekatnya, pasti akan sangat terkejut.
Karena boss bergerak senyap, menembus pusat regulasi resmi departemen maritim untuk memeriksa peta rute penerbangan yang telah dilaporkan di sektor laut malam ini.
Catatan yang ada, statusnya kosong.
Bagus, bukan hanya kemampuan hacker tingkat puncak, tapi juga status sosial yang luar biasa sehingga bisa berlayar langsung di wilayah laut tanpa perlu melapor.
Boss sudah mengetahui siapa yang sedang bermain iseng malam ini.
Dengan beberapa kali input biasa, dia dengan ringan menembus arsip Harvard dan menarik data angkatan di bawahnya.
Setelah melirik sekelompok data, akhirnya mengeluarkan satu file arsip.
Di dokumen itu tertera foto seorang wanita cantik berambut pirang bermata hijau dengan postur tubuh sangat menawan.
Dada yang nyaris keluar, dipadukan dengan baju ketat berleher super rendah, sepasang mata hijau bak kucing yang memancarkan pesan menggoda.
Boss melirik nama di arsip, masih ada sedikit kesan tentang perempuan ini meski nama tak begitu diingat.
Usai melihat arsip, boss menelepon anak buahnya via ponsel untuk menyelidiki wanita tersebut.
Lan Xin yang setengah tertidur merasakan perutnya agak kembung, bangun namun tak melihat boss. Dia menduga suaminya ada di ruang belajar.
Saat mendorong pintu, lampu dan komputer masih menyala, namun boss tak diketahui keberadaannya.
"Suami?" panggilnya pelan, tak ada jawaban.
Mau ke mana dia di jam larut begini?
Lan Xin hendak mematikan komputer yang masih menyala.
Tiba-tiba, dia melihat gambar di layar komputer dan penasaran mendekat.
Boss begadang hanya untuk mengintip wanita pirang cantik nan seksi?
Zieeett, payudara ini ah... bajunya hampir tak sanggup menahan. Wajahnya juga cantik luar biasa, menggoda namun beraura wibawa.
"Mirip dengan aura yang dimiliki boss, terutama di matanya, cahaya percaya diri yang super itu."
"Sekilas terlihat sebagai orang yang berada di puncak piramida."
"Berbeda dengan Bai Xiaonan tipe perempuan sok elit, wanita ini hanya dari foto saja, Lan Xin sudah bisa merasakan dia bukan figur sederhana."
"Ada juga data-data, dia sekilas melihat beberapa lembar."
"Elena, lulusan Departemen Keamanan Informasi Harvard, master... Sial!"
"Master di usia 18 tahun! Ini sama seperti boss, sama-sama Xueba ya?"
"Dunia ini terlalu kejam, secantik ini masih jadi Xueba, ini irama yang akan membuat orang lain jadi sampah!"
Boss masuk sambil membawa gelas anggur merah, melihat kucing hamil piaraannya yang entah sejak kapan sudah bangun, masih mengutak-atik komputernya?
"Kenapa tidak tidur?" Boss meletakkan gelas, mendekat dan memeluk bahunya.
"Komputer ada radiasinya, jangan terlalu dekat."
"Hei, apa kamu, tengah malam tidak tidur malah melihat-lihat foto wanita cantik?"
"Wanita cantik apa?" Boss tidak senang.
Lan Xin menunjuk layar, "Nih, ketahuan basah! Kamu memanfaatkan waktu aku tidur melihat wanita super cantik, itu pun masih Xueba!"
"Dia bukan apa-apa. Dan aku ingat, nilai akademikmu dulu juga bagus saat sekolah."
Lan Xin merasa martabatnya diinjak-injak, pipinya kembung seperti balon.
"Apa maksudmu, apa kau sengaja mengejekku? Universitas negeri tier dua kecilku di dalam negeri mana bisa dibandingkan dengan Harvard? Tapi kalau dipikir-pikir, dulu kalau bukan karena memilih jurusan fotografi, pasti aku bisa masuk universitas tier satu. Hanya kampus itu yang punya jurusan fotografi."
Yang menyedihkan, fotografi pun tidak dikuasai, akhirnya terpaksa pindah ke sekolah bisnis. Dari Xueba menjadi sampah akademik, semua kenangan yang menyakitkan!
Lan Xin menghabiskan 4 menit menumpahkan kelucuan tentang masa lalu pindah jurusan yang dipaksakan.
Boss mendengarkan dengan sabar sambil secara spontan menutup halaman web.
Setelah selesai mengkritik, Lan Xin baru sadar: kenapa tadi dirinya merasa tak nyaman?
Semuanya terlupa...
"Sudah larut, tidurlah." Boss mengusap rambutnya.
"Oh... Tapi sepertinya aku lupa sesuatu? Benar, si cantik!"
Di malam hari membelakangi istri yang sedang hamil, melihat foto wanita cantik - ini tindakan yang sangat patut dicurigai.
"Dia hanya orang yang tidak penting." Boss tetap diam tentang Elina.
Lan Xin cemberut.
Boss mengangkat alis, "Kau tidak percaya padaku?"
Lan Xin menggelengkan kepala.
Boss menunjuk pintu, memberi isyarat agar dia kembali tidur. Masih ada hal yang harus diselesaikannya.
Lan Xin tetap berdiri di tempat.
Di kepalanya, seketika muncul serangkaian gambaran yang kurang harmonis.
Malam hari, wanita hamil terlelap di ranjang. Pria yang selalu mudah impulsif duduk sendirian di ruang belajar, memandangi foto wanita lain, lalu dalam diam membuka ikat pinggang...
Fa kecil untuk kesenangan semata...
Ah Goblog! Dia buru-buru menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan asosiasi mental mengerikan itu。
Harus percaya pada suami sendiri, mana boleh berpikir macam-macam。
boss melihatnya diam di tempat, mata besar berputar-putar, langsung tahu dia lagi berpikir macam-macam。
"Aku ngantuk, pulang tidur。"
Setelah melangkah beberapa langkah, tak kunjung dikejarnya, hati Lan Xin seperti 10 juta alpaca berlarian。
Menoleh melihat, dia sudah kembali duduk di depan komputer, matanya tak lepas dari layar, sesekali jemarinya mengetik keyboard。
Diabaikan, rasanya sedih sekali...
boss merasakan sorot mata penuh tanya si kucing kecil, mengangkat kepala memandangnya. Dengan angkuh dia memalingkan muka: "Tak mau lihat kamu!"
Kembali ke kamar, bolak-balik tak bisa tidur。
Mencintai seseorang memang harus percaya, tapi naluri perempuan membuat Lan Xin tak bisa tidur dengan tenang。
Di kepalanya terus muncul gambar wanita pirang seksi dengan dada besar, sementara dirinya sekarang cuma perut yang membesar...
Benar-benar tak bisa tidur, akhirnya mengambil ponsel membuka lingkaran pertemanan。
Karena perbedaan waktu dengan dalam negeri, banyak yang masih online. Baru saja ingin mengobrol dengan Fei Fei。
Tiba-tiba jendela percakapan muncul, lex mengirim pesan：
lex：Kenapa belum tidur？！
：Ada yang sedih di hati...
lex：Mengapa？
：Aku ingat istrimu juga sedang hamil ya？
lex：Um
Xin Xin memiliki telur kuning ganda: Apakah kau tidak merasa, perempuan di luar lebih cantik darinya?
lex：Tidak
Di balik tembok, boss meletakkan ponselnya.
Sebenarnya apa yang membuat kucing hamil ini berperilaku aneh?
