Bab 448 Ini Adalah Orang yang Aneh
"Lan Xin mengikuti arah tangannya, beberapa meter di depannya, Lei Tingyu sudah mendorong pintu restoran. Langkahnya tergesa-gesa, terlihat sangat khawatir."
"Saat bercanda dengan perempuan lain, menyeruput kopi cengeng macam cappuccino, kau tak kepikiran dia nyaris terluka di luar sana?"
"Lan Xin menatap Lei Tingyu yang datang tergesa, di sampingnya masih ada perempuan berambut pirang itu. Tiba-tiba rasa penolakan muncul."
"Dia tak mau mendengar dalih Lei Tingyu, apalagi takut melihat ekspresi 'tak perlu tahu' seperti pagi tadi digunakan lagi untuk membungkamnya."
"Hari ini terlalu banyak kejadian berbahaya. Tapi sandarannya justru datang berdampingan dengan perempuan lain di saat seperti ini."
"Sepertinya kau tak ingin bertemu dengannya?" tanya Xiao Mingge. Ekspresi Lan Xin terlihat sangat terluka.
"Bisakah kau membawaku pergi dari sini? Aku tak mau bertemu boss sekarang, juga tak ingin mendengar kebohongannya yang saling menutupi."
"Melayani wanita cantik adalah kehormatan terbesarku. Ayo!"
Xiao Mingge mencengkeram pergelangan tangan Lan Xin, bergegas menuju motor retro beratnya yang diparkir di pinggir jalan.
"Motor Harley klasik model berat seperti ini harganya termahal, kecepatannya juga sangat tinggi."
"KEMBALI!"
Boss mengejar keluar, melihat perempuan miliknya naik motor berbahaya itu. Rasanya jantungnya nyaris copot lagi dibuatnya.
"Perempuan sialan! Perutnya sudah sebesar ini, masih nekat naik kendaraan macam apa?!"
"Kau teruskan saja 'kerja'-mu, aku ingin sendiri dengan tenang."
Xiao Mingge sudah menggerakkan mobil, Lan Xin berteriak ke arah boss.
Duduk di motor bisa merasakan tiupan angin di pipi, air mata jatuh tertiup angin.
Boss hanya bisa melihat Xiao Mingge membawanya kabur di depan matanya.
Bodyguard keluarga Lei turun mobil, boss mengamuk hebat.
"Bukannya sudah kuperintahkan untuk mengawasi Nyonya tanpa lepas sedetik pun?!"
"Maaf CEO, kami tak menyangka Nyonya tiba-tiba turun... Apa mau kami kejar?" tanya bodyguard.
"Tidak perlu!" jawab boss dengan nada kesal.
Si Gila Xiao Mingge itu keahlian ngebutnya sangat ketat, kalau dikejar pasti dia akan mempercepat.
Wanita hamil naik motor sudah berbahaya, mana mungkin mengirim mobil pengejar yang malah menambah risiko Lan Xin.
Lagipula di tubuh Lan Xin ada perangkat pelacakan yang kupasang, nanti bisa dilacak posisinya. Waktu ini juga biarkan Lan Xin meredakan emosinya.
"Istrimu kabur begitu saja dengan pria lain?" kata Alina yang datang mendekat dengan ekspresi menikmati kekonyolannya.
Boss sekarang tak punya waktu untuknya, hanya ingin cari tempat sepi dan segera lacak posisi Xiao Mingge.
"Wanita seperti ini sama sekali tak punya kepercayaan dasar padamu, pandanganmu benar-benar mundur sampai mengagetkan." Ucapan Alina akhirnya memancing kemarahan boss.
"Kau boleh pergi."
"Menurutku, mungkin sekarang kamu butuh teman, minum anggur, ngobrol hati atau semacamnya. Bagaimana pendapatmu tentang aku?" Elina menampilkan postur yang dianggapnya anggun, mengajak boss.
Namun yang menjawabnya hanyalah bayangan punggung boss yang kejam, hanya itu saja.
Xiao Mingge mengemudi mobil membawa Lan Xin di jalan. Kecepatannya tidak terlalu tinggi, sepuluh menit kemudian berhenti di depan sebuah vila.
Vila ini dijaga ketat, banyak orang berjaga di luar. Melihat Xiao Mingge kembali, gerbang listrik terbuka, Harley melesat masuk.
"Baiklah nona cantik, sudah sampai. Selamat datang di kerajaan kecilku."
Lan Xin turun dari mobil, air mata di sudut matanya sudah mengering tertiup angin.
Ia mengamati sekeliling, "Firasatku, seperti kastil vampir."
Dinding luar vila ini dipenuhi sulur tumbuhan tak dikenal. Di musim dingin tanaman ini berubah menjadi warna kopi, memberi kesan seram yang mengerikan.
"Haha, kamu benar. Di kamar tidurku memang ada peti mati antik asli. Saat bad mood, aku masuk dan tidur di dalamnya, rasanya sangat menyegarkan."
"Kamu benar-benar orang aneh."
Mengapa semua figur di sekitar Lei Tingyu adalah jenis orang-orang ganjil seperti ini?
"Aku akan menganggap ini sebagai pujian. Ayo nona cantik, maukah menemani minum segelas bersama?"
Lan Xin diam-diam memandang darah yang terus mengalir dari keningnya, "Menurutku, kamu harus membalut lukamu. Darahmu terlihat hampir habis."
"Keabadian tanpa sinar matahari, adalah hadiah sekaligus hukuman, keindahan sekaligus kengerian. Maukah menjadi persembahanku, tenggelam bersama dalam kegelapan?" Xiao Mingge membungkuk dengan elegan seperti vampir misterius.
Lan Xin menggelengkan kepala, "Dialog ini... dari drama panggung?"
Senyum puas muncul di wajah Xiao Mingge.
"Benar, dari drama 'Pembebasan Klan Darah'. Dialog ini dulunya diucapkan suamimu kepada jelmaan cantikku."
Lei Tingyu hampir muntah mendengarnya. Hal memalukan seperti ini tentu tak akan Xiao Mingge ceritakan pada Lan Xin.
Tanpa pengalaman pahit ini, Lan Xin takkan menyadari betapa tiga kata "suamimu" yang seharusnya manis itu, kini membuatnya ingin menangis setiap mendengarnya.
Semakin dalam cinta terukir, semakin pedih luka saat pengkhianatan terungkap.
Kapan pria yang dicintainya sampai ke tulang sumsum ini mulai melukinya sedalam ini?
Saat tangan Xiao Mingge menyentuh pipinya mengusap air mata, barulah Lan Xin sadar dirinya telah menangis tanpa disadari.
Cepat ia mundur, menghindari sentuhannya sambil mengusap air mata sendiri.
Terhadap pria selain bos, reaksi penolakan selalu muncul secara insting.
"Kau seperti ini, sungguh menyakiti hati Yey." Mata Xiao Mingge berkedip, satu tangan masuk saku.
Lan Xin ingin memberinya senyum permintaan maaf, tapi saat mencoba menggerakkan sudut bibir, sama sekali tidak bisa tersenyum.
"Maaf, aku hanya..." Tidak tahu harus berkata apa pada orang yang pernah menyelamatkannya.
"Sudahlah, jangan sekali-kali menunjukkan senyum yang lebih buruk dari tangisan itu padaku, aku tidak akan tahan."
Hati, juga bisa sakit, sakit karena penolakannya terhadap diri sendiri.
"Ayo, nona cantik, aku sudah berbuat seperti ini untukmu, setidaknya kau harus membalut lukaku dong?"
"Um, seharusnya begitu."
Saat menginjakkan kaki ke dalam vila, gaya arsitektur yang sama sekali berbeda dengan boss langsung menyergap, Lan Xin terkejut dengan dekorasi seram ini.
"Kau tinggal di tempat seperti ini?"
Tempat ini benar-benar terlihat seperti dibuat untuk vampir.
Yang paling mencolok tentu hiasan raksasa di dinding - seekor naga tergantung di salib, ini adalah simbol Iblis Penghisap Darah Dracula.
Ruang tamu terlihat seperti makam dengan prasasti-prasasti berserakan, sofa ternyata adalah ukiran akar yang sangat unik, menyatu sempurna dengan lingkungan sekitar.
"Tempat ini dibuat meniru latar panggung drama masa lalu itu, mau naik ke atas lihat? Ranjang peti mati di kamar tidurku sangat keren lho."
