Bab 450 Penampilan Sang Bos yang Sangat Spesial
"Penjelasanmu tak kupahami. Menurutku perempuan sepertimu tak seharusnya berpikir demikian."
"Jadi, yang kamu sukai hanyalah bayanganmu sendiri tentang aku, bukan diriku yang sebenarnya. Saat orang-orang dengan gila memaksakan obsesi virtual pada seseorang yang nyata, terutama yang tak bisa dimiliki, ilusi tentangnya akan terlihat sangat sempurna. Sebenarnya setelah mendapatkannya, baru sadar itu bukan seleramu."
Xiao Mingge setengah mengerti, "Menurutku, penjelasanmu terlalu rumit."
"Tidak ada yang rumit. Perasaan yang perlu dipikirkan dengan kepala, bukanlah cinta sejati. Ketika wanita yang benar-benar ditakdirkan untukmu muncul dalam hidupmu, setiap gerak-gerikmu akan menjadi reaksi insting. Tak perlu berpikir, tubuhmu akan langsung menjawab."
Seperti bagaimana dia tak merasakan apa-apa pada pria selain Lei Tingyu, bahkan merasa jijik saat tangannya tak sengaja tersentuh.
Tapi dia malah minum kopi dengan wanita lain, bahkan menipuku, Wu wu wu...
"Aku tidak percaya, perasaanmu padanya begitu dalam." Tidak Rela menerima kekalahan.
"Ini bukan sesuatu yang bisa kukendalikan."
Perasaan pada Lei Tingyu sudah menjadi insting alami, mana mungkin bisa dikontrol hanya dengan keinginan atau penolakan.
"Jika sebelum mencintainya, kamu sudah tahu akan terluka seperti hari ini, apakah masih akan mencintai?" tanya Xiao Mingge.
Lan Xin langsung menjawab, "Cinta! Mengapa tidak mencintai!"
"Tapi sekarang kamu sangat menderita."
"Tapi kebahagiaanku di masa lalu tak kamu lihat. Jika hanya takut sakit lalu menolak cinta, mengurung diri, semua kenangan indah bersamanya akan terlewatkan."
"Meski hatinya sangat sedih saat ini, dia sama sekali tidak akan menyesal pernah mencintai pria yang begitu baik."
"Aku tidak percaya, di dunia ini benar-benar ada orang yang bisa mencintai sedalam itu. Jadi, aku ingin mencoba..." gumam Xiao Mingge.
Lan Xin menatapnya dengan keraguan. Tiba-tiba Xiao Mingge mengulurkan tangan, menekan kepala Lan Xin, tubuhnya merendah, mengurung Lan Xin di sampingnya. Tubuh mereka berdua menempel rapat.
"Apa yang kau lakukan!" Lan Xin mendorongnya dengan sekuat tenaga, namun tak mampu menggoyangkannya sedikitpun.
"Aku ingin memastikan, adakah wanita di dunia ini yang benar-benar bisa tidak mencintaiku?" Dia menunduk, ingin menciumnya.
Lan Xin memalingkan kepalanya, menolak sentuhannya.
"Xiao Mingge, jika kau tidak main lelucon buruk seperti ini, kita masih bisa jadi teman!"
"Teman?" Sepertinya, dia tak pernah punya hal semacam itu.
Keluarga yang khusus dan status yang khusus membuatnya selalu menjadi penyendiri. Bahkan terhadap Lei Tingyu pun hubungan mereka hanya seperti teman namun bukan teman sejati.
"Um, teman. Nanti saat keluarga kami memanggang daging atau berlayar bermain, kami bisa mengajakmu juga. Sama seperti teman-teman kami yang lain. Xiao Mingge, pikirkan baik-baik. Jika kau berani melewati batas, aku Jin Lanxin tak akan lagi menganggapmu teman, bahkan melihatmu pun takkan kuajak bicara."
Sepertinya, menciumnya tidak hanya tidak akan mendekatkan hubungan, justru akan membuatnya menjauh?
"Kau menjaga kesucianmu untuk Lei Tingyu?" Di dunia ini benar-benar masih ada wanita seperti ini?
“Bukan untuknya, ini untuk diriku sendiri. Aku tidak mau mengkhianati insting alamiku, dan juga tidak mau kehilanganmu sebagai teman.”
“Meskipun...kau sudah melihat Lei Tingyu bersama perempuan lain? Masih mau menjaga tubuhmu untuknya?”
“Dia adalah dia, aku adalah aku. Aku tidak boleh karena sikapnya terhadap cinta, lalu mempengaruhi prinsip hidupku. Xiao Mingge, pikir baik-baik. Kau bisa menciumku sekarang, tenagaku tidak sekuatmu, juga tidak bisa kabur. Tapi pikir matang-matang, jika kau berani mencium, mulai sekarang aku tidak akan pernah lagi menganggapmu sebagai teman. Setelah menyakiti, tak akan ada maaf.”
Ancaman ini membuat Xiao Mingge terhenti.
Sepasang matanya mengunci tubuhnya. Perempuan ini sudah memikatnya berhari-hari dengan aura uniknya.
Sekarang, jarak bibirnya kurang dari 5 sentimeter. Hanya perlu melangkah sedikit ke depan, sudah bisa menyentuh bibirnya.
Tapi seperti yang dia katakan, jarak sedekat ini, jika berani dilewati, yang akan dihadapi kemudian adalah lautan darah hati yang tak lagi bisa diseberangi.
Telapak tangan Lan Xin sudah berkeringat. Saat ini hatinya tidak setenang yang ditampilkannya.
Xiao Mingge si orang jenius ini, semua yang dilakukannya tak bisa diukur dengan pola pikir orang biasa.
Jika dia benar-benar berniat melakukan sesuatu, Lan Xin sama sekali tidak punya kekuatan untuk melarikan diri. Hanya bisa menggunakan ikatan pertemanan untuk menekannya, memintanya jangan sampai impulsif.
Sedangkan Xiao Mingge saat ini, melepaskan tidak rela, tidak melepaskan juga tidak baik, benar-benar dalam dilema.
Keduanya bersitegang.
Tiba-tiba, Xiao Mingge merasakan getaran di lengannya, suatu firasat aneh.
“Apa ini...？”
Perutnya bisa bergerak？
“Dua bayiku, mereka sedang menghentakkanmu. Mungkin tidak suka melihatmu menginjak-injakku.” Lan Xin merasakan gerakan janin yang tampak sangat keras.
Dua bayi dalam kandungan seolah merasakan kondisi Ibu mereka, terus menerus menghentak dengan kaki kecilnya.
Saat ini, suara baling-baling besar juga terdengar dari langit. Xiao Mingge akhirnya melepaskan Lan Xin dan mundur selangkah.
“Keluarga Lei memang sulit dihadapi. Si kecil menendangku melalui perut, yang besar ini terus membuntuti. Hingga harus mengerahkan helikopter?”
Lan Xin mendengar suara di luar jendela, memandang lapangan rumput Xiao Mingge yang diterpa angin dari baling-baling helikopter. Perasaannya campur aduk antara bahagia dan sedih.
Lei Tingyu datang!
Lan Xin memang memperkirakan Lei Tingyu akan mengejar dalam waktu singkat.
Tapi tak menyangka kedatangannya begitu spektakuler dengan penampilan dominan.
Melihat Lei Tingyu mengerahkan helikopter, sorot mata Xiao Mingge di balik bulu mata lentiknya tiba-tiba penuh teka-teki.
“Dia memang pintar, tahu sistem keamanan di sini ketat, jadi memilih terjun payung...”
Lei Tingyu langsung terjun dari udara. Pengawal Xiao Mingge yang berusaha menghadang langsung dikepung bodyguard keluarga Lei yang ikut terjun. Kedua pasukan bertempur sengit.
Sedangkan air mata Lan Xin dan latar belakang yang kacau semuanya hasil simulasi virtual, hanya boss yang datang menerobos kerumunan orang.
Wajah yang tegas dengan garis tajam memancarkan kedinginan yang mencekam, bibirnya terkunci rapat. Saat dia melihat melalui jendela, Xiao Mingge ternyata memeluk Lan Xin, dan sudut pandangnya terlihat seperti baru saja menciumnya.
Sorotan tajam matanya memancarkan kilau dingin bagai bintang. Dia membuat gerakan menghunus pistol, tapi saat melihat perut Lan Xin, dipaksa menahannya kembali.
"Lepaskan aku!" Lan Xin berusaha melepaskan diri dari Xiao Mingge, tapi justru dipeluk lebih erat.
"Lepaskan dia!" Lei Tingyu menerobos masuk, kalimat pertamanya begitu membekukan, menuntut Xiao Mingge melepaskan istrinya.
"Lei Tingyu, hanya kau yang boleh bersenang-senang dengan perempuan di luar, sedangkan Lan Xin baru sebentar bersamaku saja kau sudah tak tahan?"
"Xiao Mingge, sudah kuperingatkan! Jangan ganggu istriku!" Lei Tingyu melihat tangan Xiao Mingge yang menghalangi Lan Xin, ingin sekali berlari dan memenggalnya.
Tapi lebih dari itu, dia lebih khawatir dengan ekspresi Lan Xin saat ini.
Melihat kedatangannya, Lan Xin tidak terlihat senang, malah menunjukkan ekspresi sedih, kepala dipalingkan ke sisi lain.
"Jika kau memperlakukannya dengan baik, apakah akan ada kesempatan bagiku?" Xiao Mingge menantang dengan tatapan langsung ke Lei Tingyu.
Lei Tingyu memindahkan pandangannya ke arah Lan Xin.
