Bab 464 Kehidupan Sungguh Sepi Seperti Salju
Saat makan, bos terus memandang perban putih di jari Lan Xin. Meski bagi orang biasa, luka di jari hanyalah hal sepele.
Tapi Lan Xin sekarang adalah perempuan yang dilindungi bos dengan segala cara, keluar rumah selalu ditemani beberapa bodyguard, plus Lei Wenwen sang master yang terus mengawal.
"Mana mungkin sampai terluka?"
Setelah makan malam, Wenwen meringkuk di sofa, menonton drama berlebihan bersama kepala pelayan Chen Shen'er. Lan Xin tidak bergabung dengan mereka.
"Suamiku, bisakah kau mengajakku jalan-jalan?" Lan Xin mengeluarkan daya listrik ke arah boss.
Boss mengangguk, memerintahkan orang untuk mengambil mantel Lan Xin. Dengan hati-hati dia mengenakannya, membalutkan syal hangat, baru kemudian menggandeng tangannya berjalan keluar.
"Ini masih kakakku? Perubahannya terlalu drastis," Wenwen mengeluh pada Bibi Chen.
"Memang Tuan muda tahun ini berubah cukup besar," kata Bibi Chen dengan lega.
Wenwen tidak rela, "Tapi dia tidak pernah baik sepertiku! Waktu kecil pun tidak pernah membantuku berpakaian!"
Kakak brutal ini lebih sering menghentakkan kakinya. Mana ada kelembutan seperti ke kakak ipar.
"Ngapain cemburu pada Nyonya muda, Nona Besar? Nanti setelah menikah, pasti ada pria yang menyayangimu seperti ini," goda Bibi Chen.
Menikah... Tiga kata itu membuat hatinya sakit.
Seandainya kejadian itu tidak terjadi, beberapa tahun lalu dia seharusnya sudah mengenakan gaun pengantin dan menikahi Gong Yun.
Tapi...
"Seumur hidupku, aku tidak akan menikah," katanya dengan wajah kaku.
"Nak, usiamu masih muda. Ingat, jangan pernah meramal masa depan saat masih muda. Hidup ini terlalu panjang, siapa yang tahu apa yang akan terjadi?"
"Jika ada yang memberitahu Bibi Chen satu tahun yang lalu, bahwa Lei Tingyu kelak akan tergila-gila pada seorang perempuan, rela memakaikan baju, memanjakannya, bertoleransi, bahkan mengorbankan nyawa untuknya, pasti Bibi Chen akan tertawa kecil mengejek orang itu."
Tapi, siapa yang bisa memperkirakan pola interaksi Lei Tingyu dengan Lan Xin sekarang?
"Aku tidak punya masa depan..." Wenwen berbisik muram.
Masa depannya bersama Gong Yun telah terkubur di musim dingin itu, kuburan yang dia gali sendiri.
Meski musim semi telah berlalu satu demi satu, waktu tak pernah berhenti, namun kebahagiaan seolah takkan datang lagi.
Gong Yun, sungguh, sangat merindukanmu...
Hidup tanpanya, mengapa bahkan melihat kakak dan kakak ipar mesra terasa begitu panjang?
Boss mendampingi Lan Xin berjalan perlahan mengelilingi perkebunan besar.
Angin malam berhembus membawa udara dingin.
"Dingin?" Boss berhenti, membantu Lan Xin merapikan syal di kepalanya.
Lan Xin menggeleng, "Suhu di sini tidak sedingin itu, kenapa kau membungkusku seperti perempuan Arab?"
Model bandana penutup kepala seperti ini benar-benar norak.
"Cerewet, masih mau jalan-jalan atau tidak?"
Di bawah ancamannya, Lan Xin akhirnya diam.
Malam di perkebunan sangat indah. Meski semak kartun lucu di lapangan rumput telah menguning, Boss memasang lampu hias kecil yang melilitnya.
Pada malam hari saat dinyalakan, model-model kartun cahaya yang menggemaskan satu per satu muncul di lapangan rumput.
Cahaya warna-warni menghiasi perkebunan di malam hari, sangat menenangkan hati saat berjalan-jalan.
Untuk menyesuaikan langkah wanita hamil, boss memperlambat langkahnya. Mereka berjalan perlahan hingga sampai di bawah pohon magnolia. Lan Xin menengadah.
Sekarang bunga magnolia sudah tidak terlihat lagi, tapi melihat pohon magnolia ini seolah melihat foto yang Wenwen tunjukkan padanya dulu.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, seorang pria muda di bawah pohon magnolia mengucapkan janji seumur hidup pada gadis kecil yang dicintainya.
Pasti itu kisah yang sangat indah, tapi dia benar-benar melupakannya.
Boss melihatnya terpaku menatap pohon magnolia, mengira dia ingin melihat bunga mekar.
"Bunga yang layu, tahun depan pasti akan tumbuh lagi."
"Tapi... itu bukan bunga magnolia tahun itu lagi." Bisik Lan Xin. Dia telah melupakan masa-masa terindah dalam hubungannya.
Juga membuatnya menunggunya selama ini.
Jika bukan karena keteguhan hati boss yang mengatasi segala rintangan menemukannya, memahaminya, dan membuatnya perlahan terperangkap dalam jebakan cintanya sampai tak bisa melepaskan diri, dia benar-benar tak bisa membayangkan seperti apa hidupnya sekarang.
"Suamiku, jika aku tidak bertemu denganmu, seperti apa hidup yang akan kujalani?" tanya Lan Xin.
"Tidak ada 'jika-jika'." Boss mengerutkan kening. Dia tidak suka hipotesis kucing hamil ini.
Tapi Lan Xin sangat ingin melanjutkan topik ini.
"Kutebak, jika tidak bertemu denganmu, aku mungkin masih hidup dengan baik. Mungkin juga bertemu pria lain, menjalin hubungan seperti orang biasa..."
boss dibuat kesal olehnya, mulut berkedut dua kali, "Bayi, tendang!"
Terlalu berlebihan! Dengan niat baik menemani jalan-jalan, berani-beraninya mendengar perkataannya seperti ini?
Dua bakpao kecil yang sangat patuh pada Ayah, setelah mendengar instruksi Ayah, segera memberi muka dengan menendang Lan Xin dua kali.
Lan Xin mengerutkan kening ditendang, antara ingin tertawa dan marah.
"Lei Tingyu, apakah kamu harus Hati-hati seperti ini? Aku baru bicara setengah, belum selesai!"
"Masih mau bilang apa? Berfantasi bagaimana caranya bersamamu dengan pria lain? Kuberi tahu, di kehidupan ini, berikutnya, dan berikutnya lagi, tidak akan pernah ada kesempatan itu!" Dia hanya miliknya seorang!
"Yang ingin kukatakan adalah, meski aku tidak bertemu denganmu, mungkin akan menjalani hubungan kecil seperti orang biasa. Tapi aku yakin, tanpa bertemu denganmu, perasaanku takkan pernah sedalam ini. Di dunia ini, takkan ada pria yang bisa membuatku mencintai sedalam ini."
Di dunia ini, begitu banyak orang, tapi yang bisa bertemu belahan jiwa sungguh langka. Tidak bertemu yang paling dicintai, tidak akan mati, tetap bisa hidup dengan kaku. Tapi hanya saat bertemu yang paling dicinta, baru akan sadar.
Rupanya, hidup bisa seindah ini.
Saat ini, Lan Xin berterima kasih sedalam-dalamnya pada langit, karena dipertemukan dengan pria seperti Lei Tingyu.
"Suami, aku ingin katakan padamu, terima kasih sudah tidak melepaskanku." Lan Xin tiba-tiba memeluk Lei Tingyu, dengan suara bergetar menahan tangis.
Setelah mengetahui rahasia kotak besi kecil, dia sangat ingin memeluknya seperti ini.
Namun perempuan emosional yang bertemu dengan pria logis, sudah pasti frekuensi gelombang otak mereka tidak berada di jalur yang sama.
Boss mendengar Lan Xin tiba-tiba menjadi emosional tanpa alasan, waspada mundur selangkah mendorong kucing liar dalam pelukannya.
"Apa kamu baru saja menonton drama berlebihan yang tidak jelas lagi?"
Kalau tidak, bagaimana menjelaskan dia tiba-tiba menjadi begitu sentimental?
Garis Hitam muncul di wajah Lan Xin...
Mungkin karena dia biasanya terlalu nakal, jarang mengungkapkan perasaan hati pada boss.
Hingga ketika dia jujur pada boss, boss malah mengira Lan Xin terpengaruh tulisan drama berlebihan...
Hidup ini benar-benar sepi seperti salju.
