Bab 465: Pengakuan Manis yang Menggoda Oh
"Sudah berapa kali kukatakan, jangan selalu menonton hal-hal tidak jelas ini! Kamu sudah masuk trimester akhir kehamilan, emosi selalu naik turun, pernahkah memikirkan bayi-bayi?"
Boss mengomel sambil menghitung dalam hati akan mematikan kabel internet di rumah agar dia tidak bisa menonton drama berlebihan!
Lan Xin menebak awal romantis ini, tapi tak menyangka akhir yang norak. Hidup dengan Program King Kong yang logis seperti ini, benar-benar tidak bisa romantis sedetik pun!
Akhirnya dia meletakkan tangan berperban di hadapan boss.
"Suamiku, jari-jariku agak tidak nyaman. Tolong buka perbannya dan lihat."
boss menekan sesuai perkataannya, hati-hati membuka perban, tapi ketika lapisan demi lapisan terurai, kain putih jatuh ke lantai. Di jari-jari ramping nan cantik itu, tidak ada darah yang dia bayangkan.
Hanya sebuah...
Tato?!
Di jari Lan Xin yang seharusnya memakai cincin, terukir tato mungil lebih kecil dari kuku, anggun menempel di sana.
Itu inisial namanya.
"Aku merasa, hidup manusia terlalu panjang. Kita tak tahu kapan akan melupakan sesuatu. Meski memakai cincin, bisa saja hilang. Tapi aku tak ingin ada kesempatan kehilanganmu lagi dalam hidup ini."
Lan Xin berkata penuh perasaan.
Karena itulah dia mengukirnya di tangannya.
Legenda mengatakan, jari tengah tangan kanan tersambung dengan jantung. Dengan mengukir nama boss di sana, tato ini akan menyertainya seumur hidup.
Di masa muda, melupakan kenangan manis dengan boss membuat Lan Xin sangat menyesal.
Karena itu sore hari dia mengajak Wenwen ke studio tato terbaik, membuat tato alami berbahan tumbuhan.
"Jadi, Lei Tingyu, selamanya kau akan tinggal di hatiku."
Tato cantik berbentuk kupu-kupu kecil itu terlihat sangat indah di tangan putihnya yang ramping.
Karena di bawah pohon magnolia itulah dia pernah memiliki kenangan indah dengan boss. Meski telah lupa, dia ingin kembali berjanji di sana.
Seperti yang pernah diucapkannya saat amnesia dulu:
Kenangan yang terlupa, bisa diisi kembali. Hidup begitu panjang, selalu ada banyak kesempatan untuk menciptakan kenangan baru.
Tangannya digenggam erat olehnya, pandangan boss tidak pernah lepas dari tangan Lan Xin.
Melihat matanya mulai memerah, Lan Xin merasa pasti telah menggugah hati boss secara mendalam.
Iya juga ya, ide kreatifnya yang begitu indah ini membuatnya sendiri merasa sangat romantis.
Tapi...
"Jin, Lan, Xin! Berani-beraninya kau mengutak-atik barang ini!" boss menggeretak melalui sela gigi.
"Sayang, jangan terlalu terharu." Setelah mengucapkan ini, Lan Xin tiba-tiba merasakan kok bisa sedingin ini ya.
Hah, ekspresi boss sepertinya tidak bahagia, malah terlihat... sangat marah?
Lei Tingyu saat ini benar-benar ingin mencekik kucing hamil bodoh ini!
"Jin Lanxin! Berani-beraninya kau membuat barang ini!"
"Eh, sayang, kamu tidak senang?" Metode kreatif ini juga hasil pemikiran Lan Xin yang susah payah.
Kenapa boss begitu murka?
"Senang apa?! Kau ini hamil! Hamil!" Boss mengulang dua kali karena terlalu emosi.
Perempuan sialan ini, berani mengabaikan status kehamilannya untuk membuat barang ini?
"Ini menggunakan pewarna tumbuhan, tidak akan menyakiti bayi." Lan Xin berkata dengan wajah penuh kekesalan.
Dia juga sudah memikirkannya lama, kenapa boss tidak hanya tidak memuji, malah menegur?
Menurut imajinasi yang dibuatnya, boss seharusnya melihat ini lalu terharu sampai muka basah oleh air mata dan ingus, kemudian memeluknya dengan ciuman intim ala Prancis, akhirnya menyeretnya kembali ke kamar sambil terus menunjukkan rasa haru di hatinya.
Dongeng itu semuanya bohong! Tidak hanya tidak dipuji, malah diteriaki!
Lan Xin merasa, dirinya tidak akan pernah lagi mempercayai cinta.
"Tumbuhan sialan! Meski tidak menyakiti bayi, ditusuk-tusuk begini, kamu tidak kesakitan?!" Boss hampir ingin membuka paksa kepala Lan Xin.
Lihatlah apa yang sebenarnya tumbuh di dalam kepala kecil ini!
Padahal jelas-jelas dia perempuan yang sedikit sakit saja bisa merajuk setengah hari, berani-berainya mencoba membuat barang semacam ini!
Tato kecil yang tampak sederhana, tapi boss tahu ini harus ditusuk berkali-kali, sungguh menyakitkan.
Apalagi Lan Xin sekarang sedang hamil, untuk menjamin tidak melukai anak, pasti dia sama sekali tidak menggunakan obat bius.
Membayangkan dia duduk disana, ditusuk jarum berkali-kali, boss hampir jadi kalap.
Setelah diteriaki, Lan Xin juga menahan hasrat sambil berkata dengan raut kesal.
"Sebenarnya... ini benar-benar sakit..."
"Sakit masih juga dicoba! Kurasa kamu memang kurang hajaran! Aku tidak boleh terlalu baik padamu!"
Boss membentak, perempuan memang tidak boleh dimanjakan! Lihat, jadi berani sampai begini, hal seperti ini berani dilakukan tanpa berunding dulu!
"Tapi, aku ingin menggunakan rasa sakit ini untuk mengingatkan diri, agar tak pernah mengkhianati perasaanmu padaku."
Lan Xin bertahan dengan keyakinan seperti ini, menunggu dengan setia sampai akhir.
Ini juga bisa dianggap sebagai hukuman kecil karena melupakan masa lalu indah bersama boss.
Berapapun puluh tahun berlalu, selama dia melihat tangannya sendiri, dia akan teringat untuk memperlakukan dia dengan baik.
Boss mendengar ucapannya, bola mata yang marah itu akhirnya diselimuti kelembutan, menghela napas pelan lalu menempatkan tangan perempuan itu di dekat mulutnya, meniupnya berulang kali.
"Kenapa kamu selalu terlihat kikuk begini?"
Kebodohanmu, kekonyolanmu, kegilaanmu, cintamu - dalam hidup ini, mustahil bagiku lepas dari sisi perempuan kecil ini.
Dengan tekun, dia menganyam jaring yang rapat, menjeratnya dalam-dalam.
"Mungkin karena kau terlalu pintar, maka surga mengutusku untuk menyeimbangkan IQ-mu, suamiku, aku mencintaimu."
Boss mengecup lembut jari-jarinya, "Kejadian seperti ini jangan terulang lagi."
Dia tak tega melihatnya kesakitan.
"Sebenarnya tidak terlalu sakit, memikirkanmu, rasa sakit pun terasa manis."
Boss memeluknya erat, momen ini dipenuhi kehangatan.
Pohon magnolia sekali lagi menjadi saksi hubungan mereka, Lan Xin tenggelam dalam kebahagiaan.
Akhirnya bisa sedikit mengungkapkan perasaan pada boss, tapi dibandingkan dengan kebaikan yang diterimanya, tetap merasa berhutang banyak.
Dia menunggunya bertahun-tahun, hanya dengan tato, mana cukup untuk melunasi hutang budak ini.
"Bagaimana bisa tiba-tiba terpikir membuat barang seperti ini?" Boss akhirnya bertanya.
Dia merasa kucing hamil kecil hari ini berperilaku aneh.
Saat melihatnya, matanya selalu berkaca-kaca. Di balik sorot mata indahnya, tertulis begitu banyak hal.
Meski biasanya dia memandangnya dengan penuh cinta dan kekaguman, hari ini seolah ada lebih banyak hal yang tak terucapkan.
Sesuatu yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa gatal sekaligus hangat di hati.
"Hanya merasa diriku terlalu banyak berhutang padamu. Anggap saja ini sebagai bunga. Kedepannya aku akan lebih baik lagi padamu!"
Wajah Lan Xin sedikit memerah setelah mengucapkan itu. Mengungkapkan perasaan padanya terasa sangat berani.
Tapi di dalam hati masih terasa manis.
