Bab 481 "Kamu pikir, bilang tidak melahirkan lalu benar-benar tidak melahirkan?"
Lan Xin melihatnya begitu tegang, keningnya bahkan terus mengeluarkan keringat dingin, malah harus membujuknya balik.
"Tidak apa, aku baik-baik saja, tidak akan ada masalah."
Kedua bayi ini bisa dibilang cukup perhatian.
Setelah ayah mereka lolos dari bahaya, barulah dengan sopan bersiap datang ke Dunia, setidaknya mengurangi kecemasan orang tua.
Jika memilih dilahirkan saat baru saja terjebak, pasti dia akan semakin gugup.
Dibandingkan ketenangan Lan Xin yang sudah matang seperti buah, boss diliputi kecemasan, dan semua itu tercermin di wajahnya.
Ini momen paling tidak tenang dalam hidupnya.
"Sayang, tenanglah, aku pasti akan membawa anak kita ke Dunia dengan selamat."
Lan Xin penuh keyakinan, keluarga harus hidup bahagia selamanya, satu pun tak boleh kurang!
Sebelum gempa terjadi, Lan Xin masih memiliki ketakutan akan hal yang tidak diketahui tentang melahirkan.
Tapi setelah dia dan boss bersama-sama melewati gerbang kematian, kini hatinya tenang penuh percaya diri.
Bersama orang tercinta, dia tidak takut apapun!
Keyakinan bisa menyokongnya bertahan, keyakinan juga bisa membawa bayinya ke Dunia dengan selamat!
Perjalanan memakan waktu cukup lama, setelah tiba di rumah sakit, segera dilakukan pemeriksaan pada Lan Xin.
Hasil pemeriksaan menyatakan air ketuban kurang sehingga tidak memenuhi kondisi persalinan normal, harus dilakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi lebih awal.
"Sebelum Lan Xin didorong masuk ke ruang operasi, dia menunjukkan senyuman lebar dan memberi boss gestur kemenangan."
"Saat pintu operasi perlahan tertutup, mengaburkan pandangan padanya, boss tetap berdiri di luar."
"Rasa sakit dari lukanya sudah tidak terasa lagi, bahkan instruksi dokter untuk beristirahat total di tempat tidur pun sudah diabaikannya."
"Langit dan bumi seolah lenyap, pintu ruang operasi dengan kejam membelah dunia Lei Tingyu menjadi dua bagian."
"Dia ada di sini, sementara tempat hatinya berada berada di seberang ruang operasi itu."
"Shishi dan anggota Keluarga Jin lainnya yang buru-buru datang melihat kondisi boss yang masih terbebat perban dengan wajah pucat, segera maju untuk menghentikannya."
"Ting Yu, kamu istirahat dulu. Kami yang akan urus di sini."
"Saat bencana alam terjadi, kebetulan seluruh anggota Keluarga Jin sedang di kebun sehingga tidak ada yang terluka parah."
"Mendengar Lei Tingyu nyawa melayang untuk menyelamatkan Lan Xin, sementara Lan Xin sendiri melahirkan prematur karena stres, hati semua orang bergantung pada seutas benang."
"Shishi dan Jin Tian sama-sama memiliki darah langka. Mereka sengaja datang sebagai cadangan jika Lan Xin yang bergolongan darah sangat langka membutuhkan transfusi."
"Tapi saat melihat Shishi dan Jin Tian, bayangan Lan Xin berlumuran darah dikerubungi dokter yang buntu langsung muncul di benak boss."
"Otak seorang Xueba yang penuh dengan arsip pengetahuan medis justru menjadi beban di saat-saat seperti ini."
Pikiran boss dipenuhi kemungkinan keadaan darurat yang mungkin dihadapi wanita hamil saat melahirkan.
Mungkinkah terjadi perdarahan hebat, mungkinkah mencekik, mungkinkah membentuk antibodi terhadap bius...
Semakin dipikirkan semakin gelisah, suara-suara yang membujuknya sama sekali tak didengarnya.
Semua orang melihat pria yang biasanya begitu tenang itu kini wajahnya penuh kecemasan mondar-mandir, mengabaikan luka di tubuhnya.
Tiba-tiba, boss bergegas menuju gerbang ruang bersalin.
Jin Tian dan Mu Feng mengapitnya di kiri-kanan, menghentikan operasinya.
“Lepaskan!”
Dia tak bisa berlama-lama lagi.
Seharusnya tak mendengar kata-kata si Kucing liar - dia melarangnya masuk ruang bersalin, seharusnya dia tak patuh!
Tidak bisa melihatnya, memikirkan siksaan yang mungkin dialaminya karena melahirkan, hatinya bagai pisau.
“Jangan mempermalukan diri! Xin Xin sedang melahirkan, untuk apa kamu masuk?” Jin Tian meski lega melihat menantunya begitu mendalam cintanya pada putrinya.
Tapi membiarkannya mentolerir ulah boss, itu mustahil.
CEO terhormat melakukan hal memalukan seperti menerobos ruang bersalin, jika menjadi headline, akan jadi bahan tertawaan seluruh Dunia!
“Dia membutuhkanku! Aku harus melihatnya sekarang!” Wajah boss sudah pucat pasi ketakutan memikirkan masalah menyeramkan yang mungkin terjadi saat persalinan.
Orang terpenting dalam hidupnya ada di sana, menanggung segala kengerian untuk memberinya keturunan, waktu detik demi detik adalah penderitaan.
Bahkan saat menutup mata, terbayang dia menangis memanggilnya, berbisak "suami aku takut".
“Di dalam ada begitu banyak otoritas kebidanan, kamu tak perlu takut!”
“Ya kakak ipar, saat melahirkan bayi saya sangat cepat, dan tidak sakit. Setelah bius disuntikkan, perut terasa seperti balon yang ditusuk, lalu anaknya langsung keluar.”
Perkataan Shishi tidak hanya gagal menenangkan boss.
Malah membuat hati boss yang sudah gelisah semakin tegang.
“Ditikam?!” Membayangkan dokter mengayunkan pedang tajam menyayat perutnya yang putih, Byur, darah mengalir deras...
Lei Tingyu saat ini kehilangan semua kepintaran dan kemampuan emosional, hanya menyisakan kecemasan bagai semut di atas wajan panas, tak lagi mampu menahan penderitaan ini.
Dengan kasar dia mendorong orang yang menahannya, nekat menerjang ke pintu kamar bersalin berusaha masuk.
Harus melihatnya! Sekarang juga!
Di saat tersulitnya, bagaimana bisa dia tidak ada di sampingnya!
“Astaga... Apakah ini masih kakak ipar pintar yang kukenal?” Shishi berbisik.
Seakan tiga pandangan hidupnya dijungkirbalikkan.
Rupanya, Lei Tingyu yang bagai dewa pun bisa mengalami momen segila ini!
“Ting Yu! Kau harus tenang! Jika kau nekat masuk sekarang, justru akan mengganggu Xin Xin melahirkan. Demi kebaikannya, kau harus tetap tenang!” Kata Jin Tian.
Boss bagai terong kena salju, langsung layu. Dengan keras dia meninju, meninju dinding berulang kali.
Xin Xin, mengapa di saat seperti ini aku tak bisa berada di sisimu!
Waktu berlahan-lahan bergulir, hampir menghabiskan semua kesabaran Lei Tingyu.
Dia bersandar lesu di dinding.
Wajah menggemaskan Lan Xin terus-menerus muncul di benaknya.
Dari saat dia masih seorang gadis kecil, hingga sekarang, kebaikannya, kelembutannya, permainan isengnya yang nakal, ucapannya yang selalu mengejutkan...
Seluruh pikiran dipenuhi olehnya.
Mata tanpa disadari memerah.
Ini mungkin satu-satunya kali dalam hidup semua orang melihat wujud rapuh Lei Tingyu.
Jin Tian melihat menantu seperti ini, akhirnya tak tega membujuk.
"Tidak akan ada masalah, perempuan melahirkan memang seperti ini——"
"Jangan dilahirkan." Lei Tingyu akhirnya muak dengan siksaan, katanya dengan tegas dan dingin.
Semua orang berubah bermata kecil.
Kamu... lagi gila apa sekarang?
"Panggil dokter keluar, beri tahu mereka, jangan dilahirkan, sekarang juga kembalikan Lan Xin padaku, anaknya mau diberikan ke siapa saja!"
Saat ini Lei Tingyu, pikirannya sudah kacau, takut dokter mengeluarkan dua anak, tapi berkata padanya bahwa harta tak ternilai dalam hidupnya tak akan kembali.
Meski nada bicaranya terdengar suram dan dingin, semua orang serentak memberikan tatapan sinis padanya.
"Apakah iparku jadi bodoh setiap ketemu kakakku? Kau pikir melahirkan itu bisa dihentikan semaumu?"
Perkataan Shishi memicu resonansi.
