Bab 483 Boss yang Terkena Pukulan Besar
"Fenomena atavisme, leluhur kedua keluarga kita pernah menikahi istri dan memiliki anak di luar negeri. Sangat wajar jika anak-anak menunjukkan kondisi seperti ini." boss menjawab keraguan dalam hati Lan Xin.
Dirinya sendiri memiliki 1/4 garis keturunan luar negeri, Lan Xin juga demikian. Melahirkan bayi bermata biru tidaklah aneh. Ini justru bagus, dua anak yang identik bisa dibedakan dari sorot matanya.
"Ah, kalau begitu aku melahirkan anak campuran ya..."
Lan Xin bicara sendiri, membuat mulut boss berkedut karena kesal.
Menggunakan kosa kata untuk anak anjing untuk menggambarkan anak sendiri, apakah ini tepat...
Sepertinya dua bayi merasakan ulah ibu mereka, mulai menangis bersama.
Si adik lincah dengan suara keras, menjerit-jerit memprotes ibu yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan kakak tidak terlalu serius menangis, sesekali merintih, jelas hanya menemani adik. Sebenarnya dia adalah bayi imut yang mengikuti rute gunung es Ayahnya.
Keriuhan indah ini membuat Lei Tingyu merasakan betapa berharganya kehidupan.
Tangannya meraba pipi Lan Xin.
"Sudah bekerja keras, Istri."
Dia belum pernah memanggilnya seperti ini sebelumnya. Kebahagiaan memenuhi hati Lan Xin, perasaan kesempurnaan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba, boss dengan tegak lurus terjatuh ke belakang. Tenaga medis buru-buru menahannya.
Baru tersadar, Lei Tingyu benar-benar pingsan dalam posisi tegak.
Mengenai apakah pingsan karena terlalu gembira, atau karena luka tak tertahan hingga pingsan kesakitan, tak ada yang tahu pasti.
Karena sejak saat itu, tak ada yang berani membisikkan hal ini di telinga boss. Citra CEO licik dan otoriter-nya masih tetap utuh.
Hanya saja, saat istrinya melahirkan, dia agak berlebihan menunjukkan kegembiraannya.
Insiden memalukan seperti ini yang dianggap boss sebagai aib, takkan pernah dia singgung lagi.
Tapi Lan Xin, mengukir momen ini selamanya dalam hatinya.
Dengan kepuasan dia menutup mata, tertidur lelap, bahkan dalam mimpi pun hatinya dipenuhi kehangatan.
Sungguh indah memiliki dia dalam perjalanan hidup.
Sejak saat itu, rumah mereka dihuni dua bayi mungil - kelanjutan cinta dan kehidupan.
Dua bayi itu ditempatkan dalam kotak penghangat.
Boss yang royal langsung menyiapkan kamar pribadi.
Ada staf khusus yang merawat dua tuan muda berharga ini dengan penuh perhatian.
Tapi meski kamar pribadi, tak bisa menghentikan kerumunan orang yang berdesakan mengintip melalui kaca setiap hari.
Ini rumah sakit bangsawan, yang bisa masuk hanyalah kalangan elite.
Selama Lan Xin dirawat, tiap hari selalu ada orang yang berlarian mengintip dua bayi imut melalui kaca.
Boss yang datang menjenguk tertegun melihat kerumunan sebanyak ini.
Banyak yang dikenalnya.
Istri Adipati, adik Pangeran, nyonya konglomerat...
Sekumpulan perempuan berstatus tinggi itu mengerumuni ruang observasi anak-anaknya sambil... mengileri?!
“Aduh, Dàbǎo aura-nya keren banget, lihat sorot mata tenang ala Raja itu!”
“Èrbǎo justru lebih imut! Lincah dan aktif, aduh, mata birunya ini, cantik banget!”
Masih berani mengkritik bayinya? Boss mengangkat alis.
Dokter yang ikut boss menghela napas tak berdaya.
“Mereka datang tiap hari, status sosialnya tinggi semua, kami tak bisa menghadang...”
Memang dua bayi ini terlalu menggemaskan, siapapun yang lihat pasti ingin mencium dan memeluknya.
Boss terlalu protektif, tak boleh dipeluk, setidaknya boleh dilihat untuk memuaskan mata.
Kedua anak ini mirip banget dengan Ayah, tapi sekeren apapun boss, tak ada pipi tembem atau tatapan polos bayi!
Boss melambaikan tangan, bodyguard membubarkan kerumunan. Staf khusus mengantar boss masuk.
Sekumpulan Nyonya berdesah kecewa, andai bisa menunggu lebih lama pasti lihat bayi berenang!
Dua bayi ini tiap hari menjalani latihan renang, pakai pelampung di leher, dibuang ke air lalu menggapai-gapai, imut sekali.
Boss sebenarnya tak ingin datang, dia terus menemani Lan Xin.
Lan Xin pemulihannya sangat baik.
Mungkin karena masa awal kehamilan terlalu menderita, jadi di trimester akhir semuanya lancar.
Persalinan caesar-nya tak terlalu menyakitkan, beberapa hari ini kondisinya pulih melebihi ekspektasi.
Tapi boss tetap ditendang keluar olehnya.
Karena tidak bisa melihat bayi-bayi berenang langsung, Lan Xin mengirim Lei Tingyu sang maniak pengawas istri, memintanya merekam video anak-anak berenang untuk ditunjukkan padanya.
Boss baru datang dengan enggan. Di hatinya, meski bayi-bayi memang lucu, tapi istri yang baru melahirkan sama sekali tidak ingin dia tinggalkan.
Pekerjaan pun dibawa ke rumah sakit.
Melihat Ayah datang, kedua anak kecil itu sangat antusias.
Boss juga mengangkat sudut mulutnya, menampilkan senyum keibaan yang sempurna.
Putri-putri sangat cantik. Meski agak menyesal karena bibirnya hanya sedikit mirip Lan Xin, sebagian besar lebih mirip dirinya, tapi tetap sangat menggemaskan. Memiliki dua putri secantik ukiran giok sekaligus, perasaan ini sungguh tak tergambarkan.
Pekerja perawatan dengan terampil mengangkat bayi-bayi ke platform kecil, bersiap mengganti baju renang untuk kedua bocah.
Melihat bos besar yang sedang membidikkan ponsel, pekerja perawatan menyarankan:
"Marquis, apakah Anda ingin mengganti pakaian bayi-bayi?"
Sepertinya banyak orang tua baru memiliki permintaan seperti ini.
Boss berpikir sejenak, mengingat persiapan ekstensif yang sudah dilakukannya, seharusnya tidak ada masalah.
Maka dia melangkah besar, pertama-tama mencuci tangan di wastafel dengan cermat, lalu mendekati si sulung dan mulai membuka baju one-piece-nya.
Um, kontak pertama dengan putrinya, momen yang layak diabadikan. Setiap ayah seharusnya melakukan ini sekali.
Boss sambil berpikir, dengan gerakan yang menurutnya sudah mahir tapi terlihat kaku di mata pekerja perawatan, membuka pakaian bayi.
Sangat lembut, dia bahkan tidak berani menyentuh terlalu keras karena benda kecil ini benar-benar rapuh.
Tapi ketika Boss membuka popok kertas kecil bayi dan bersiap mengganti pakaian renang, pandangannya tiba-tiba tertuju pada area antara kaki bayi.
Kenapa ada gajah kecil...?
Putri, punya benda semacam ini? Jelas tidak mungkin.
Boss menutup mata, mengambil napas dalam selama beberapa detik, lalu membukanya kembali.
Gajah kecil itu tidak menghilang...
Boss tidak rela, berlari ke sisi Lao Er dan menarik celana renang kecil yang sudah terpasang.
Yang terlihat sama dengan sang kakak, Lan Xin melahirkan kembar identik - mustahil berbeda gender.
Jadi, keduanya... putra?!
Wajah Boss berubah pucat pasi.
Pekerja perawatan, melihat bos besar membeku, mengira dia keberatan dengan anak-anak itu, buru-buru menjelaskan.
"Dua pangeran kecil berkembang sangat sehat, mereka aktif dan lucu, harta karun tercantik yang pernah kami rawat..."
Saat ini, hati Boss bagai diterjang badai dan guntur.
Dua bayi itu menatap ayah mereka yang membeku.
Mereka memang cantik, Boss mengakui.
Juga sangat sehat, ini hal yang baik.
Tapi kenapa harus putra? Mana putri yang dijanjikan?!
