Bab 497 Ding! IQ Lan Xin Online
"Kamu kakakku, sekaligus CEO Lei Group. Jika ada sedikit saja celaka padamu, bagaimana dengan puluhan ribu orang yang menghidupi diri dari usahamu? Biar aku yang pergi!"
Wenwen tahu, perjalanan Lan Xin kali ini pasti sangat berbahaya. Lei Tingyu ingin hidup dan mati bersama Lan Xin. Tapi dia lebih memilih menggantikan posisi kakaknya.
"Kakak, tolong rawat Xiao Duo. Jika aku tidak kembali, serahkan Xiao Duo pada Gong Yun. Katakan itu putrinya."
Wenwen juga, memeluk tekad untuk hidup dan mati bersama Lan Xin.
Bukan hanya karena misi sebagai penyelidik kriminal, tapi juga karena dia sangat mengagumi kebijaksanaan tersembunyi dalam kesederhanaan Lan Xin.
"Jangan berulah, kalau mau bicara langsung ke Gong Yun! Ini urusan rumah tanggaku, aku sendiri yang atasi!" Boss menggapai dan mendorong Wenwen.
Seandainya Lan Xin bisa melihat kakak-beradik ini saling berebut menemaninya, pasti dia akan terharu melihat keharmonisan hubungan mereka.
Seribu kata manis takkan sebanding dengan satu tindakan nyata yang menunjukkan kasih sayang.
Meski Boss terlihat angkuh tak peduli siapa pun, sikapnya terhadap pasangan dan keluarga tak pernah setengah-setengah.
Saat perdebatan kakak-beradik ini memanas, tiba-tiba ponsel Boss berdering.
Ternyata telepon dari Lan Xin. Keduanya saling pandang sebelum Boss dengan wajah muram mengangkat telepon.
"Lei! Dasar keparat!"
Teriakan Lan Xin mengaum dari ujung telepon.
"Ada apa?" Ponsel Boss bergetar. Dia mengaktifkan mode speaker dan membuka software khusus yang hanya bisa dilihatnya sendiri.
Seseorang sedang menyadap percakapan mereka. Ponsel Boss dilengkapi sistem khusus ciptaannya yang langsung mendeteksi gangguan.
Boss tahu pasti ini ulah Alena yang sedang memantau.
"Kau berani selingkuh dengan pelayan rumah? Bahkan kelinci tak makan rumput di sarangnya! Kau berani main mata dengan pelayan baru itu, kukira aku tak tahu?!"
Teriakan Lan Xin justru membuat Boss menarik napas lega, bukannya marah.
“Ku beri tahu kalian, para pria, sungguh jahat! Sekarang aku akan pergi ke toko perhiasan ayahmu, menghabiskan kartu kreditmu sampai limit. Pria brengsek sepertimu, jika aku tidak menggunakan uangmu, pasti akan kau berikan pada perempuan lain. Tunggulah! Setelah aku cari pemuda tampan untuk balas dendam atas perselingkuhanmu, kita akan bercerai!”
Lan Xin menyelesaikan penjelasannya tanpa menunggu reaksi boss, langsung menutup telepon. Dalam hati, dia berdoa diam-diam.
“Lei Tingyu, kau membuatku percaya padamu. Kupercaya. Sekarang lihatlah, apakah kau bisa memahami isyarat yang kuberikan.”
Boss menutup telepon dengan wajah lega, kerutan di antara alisnya menghilang.
Wenwen buru-buru bertanya tak henti, “Apa sebenarnya yang dikatakan kakak ipar? Benarkah kau menindak pelayan rumahmu?”
Dia mendapat tatapan dingin dari kakak sombongnya, “Jangan gunakan kepintaranmu yang terbatas untuk menghina diriku!”
Wenwen memperhatikan kakaknya yang tadi masih tegang, seolah ingin langsung menyambar ke sisi Lan Xin dan mengubur diri bersama di lubang yang sama, tiba-tiba berubah menjadi tenang bagai awan berarak.
Dicaci maki seperti itu oleh kakak ipar, bagaimana Lei Tingyu bisa tetap tenang? Apa yang ada dalam pikirannya?
Boss mengangkat sudut bibirnya, “Kau terlalu meremehkan kepintaran kakak iparmu. Dia sudah menyadarinya.”
“Apa?”
Bahkan Interpol baru saja mendeteksi jebakan pihak lawan. Kakak ipar yang biasanya terlihat ceroboh, bagaimana bisa tiba-tiba menyadari?
"Dia baru saja menelepon saya, mengungkapkan tiga informasi: Pertama, hantu dalam istana yang menyusup ke rumah adalah pelayan perempuan. Kedua, suruh kalian berjaga di sekitar toko ayah mertua saya, dia akan mengalihkan orang ke sana. Ketiga, dia memberitahu saya kemana dia akan pergi."
Mata Wenwen dipenuhi tanda tanya.
Untuk apa, yang dia dengar hanya Lan Xin yang sedang memaki kakak sepihak?
"Kakak, kamu yakin? Mengganti personel penjagaan secara tiba-tiba butuh pasukan polisi besar. Jika interpretasimu tentang panggilan kakak ipar terlalu berlebihan, jabatanku turun hanya masalah kecil, tapi keselamatan kakak ipar..."
Memindahkan orang dari konferensi pers busana ke toko perhiasan, jika terjadi kesalahan dan Lan Xin akhirnya tetap pergi ke konferensi pers, itu akan jadi malapetaka besar.
"Sudah kukatakan, jangan merendahkan kecerdasanku, dan jangan meremehkan kecerdasan kakak iparmu."
Boss berjalan keluar dengan langkah besar, meninggalkan Wenwen dalam kebingungan.
"Pasangan suami-istri ini sebenarnya sedang main apa... Ini seperti mendayung tanpa dayung, mengandalkan ombak!"
Kalau kakak biasanya pamer kecerdasan sih sudah biasa, tapi kenapa kakak ipar juga ikut-ikutan?
Di sisi Alena, setelah menyadap catatan panggilan Lei Tingyu dan Lan Xin, dia merenung sebentar.
Dia serius merenungkan makna tersembunyi di balik panggilan Lan Xin ini.
Setelah berpikir sejenak, dia tetap menghubungi sebuah nomor.
"Tuan, operasi berubah. Lan Xin bertengkar dengan Lei Tingyu, ganti orang kita ke toko perhiasan."
"Di sisi telepon, terdengar suara seorang wanita yang lembut namun mengandung kedinginan yang membuat bulu kuduk meremang."
"Apa kamu yakin Jin Lanxin sudah pindah tempat?"
"Ya, saya memantau teleponnya. Dia hanya wanita biasa, tidak memiliki kecerdasan intelektual seperti Lei Tingyu. Jadi pasti benar." kata Alena dengan yakin.
Selain dirinya yang pintar, siapa lagi yang layak untuk pria seperti Lex?
"Berhati-hatilah." Setelah berkata demikian, wanita itu menutup telepon dan menyetujui rencana Alena.
Saat ini, hampir semua pihak oposisi yakin Lanxin adalah wanita bodoh. Tapi siapa sangka, justru wanita kikuk inilah yang dengan jurus tajamnya akan menampar muka mereka!
Lanxin menutup telepon ke boss lalu tenang menerima riasan.
"Buat lebih tajam, jangan lembut." Perintah Lanxin pada penata rias sambil melirik gaun yang diantar pelayan, lalu menggeleng.
"Bawakan yang merah."
Berpenampilan layaknya prajurit, baru memenuhi syarat tema utama hari ini.
Saat melihat penampilannya di cermin - gaun merah dan riasan tegas - Lanxin mengangguk puas.
"Bibi Chen, menurutmu aku seperti jalang yang berencana selingkuh di belakang suami?"
Bibi Chen terdiam...
"Nyonya muda, permainan apa lagi ini?"
Lanxin melambai, membuat Bibi Chen mendekatkan kepalanya.
"Setelah aku pergi, bawa dua Tuan kecil masuk ke ruang pengaman Lei Tingyu, kunci pintunya dari dalam. Jangan dibuka sampai aku kembali. Selain itu, sepuluh menit setelah kepergianku, suruh bodyguard di rumah jaga ketat pintu. Siapapun tidak boleh keluar dari perkebunan, bahkan seekor burung pun tak boleh kita biarkan terbang keluar, mengerti?"
Mendengar perkataan Lan Xin, Bibi Chen berubah pucat.
"Apa sebenarnya yang terjadi?"
Melihat kondisi mental Nyonya muda ini, sepertinya ada sesuatu!
"Sekarang tidak nyaman untuk dijelaskan, tapi ingat Bibi Chen, aku mempercayakan takdir dua putraku di tanganmu."
Sekarang tidak ada waktu untuk memanggil pasukan, juga tidak bisa memastikan berapa banyak penyusup yang sudah masuk ke rumah, Lan Xin terpaksa menggunakan cara ini.
