BAB 501 Kucingnya, Perempuan Orang Lain yang Dirusaknya
"Pukulan adalah kasih sayang, umpatan adalah cinta?" Boss tiba-tiba teringat pepatah ini.
Lan Xin mengangkat kaki bersepatu hak tinggi, menghentakkan ke sepatu kulit buatan tangannya. Boss yang tak sempat menghindar terpaksa melakukan rem darurat.
"Jin Lanxin!"
Lan Xin mengangkat tangan.
"Pukulan adalah sayang, umpatan adalah cinta, jika kurang puas tendang dengan kaki, Ah, suamiku, betapa kucintai kau!"
Soal mempermainkan kelakuan rendahan, siapa yang tak bisa!
Kepuasannya tak bertahan dua detik sebelum ditangkap boss, ditekankan ke dalam mobil yang diparkir sembarangan di pinggir jalan. Lan Xin menjerit kaget.
“Kamu mau apa! Ini kan alam liar tahu!” Masih lumayan, ini adalah jalan tepi pantai, hampir tidak ada mobil di pinggir jalan, kosong melompong, hanya mobilnya saja yang ada.
“Kamu yang mulai mengerjai aku.” Boss memindahkan semua tanggung jawab ke dirinya.
Lan Xin ingin menangis tak bisa, makhluk ini punya kecenderungan menyiksa diri profesional ya? Menginjak kakinya sedikit saja, bisa bikin bos kecil bereaksi?
Boss merunduk, menekan tubuhnya, kedalaman warna mata itu cukup untuk mencairkannya.
“Sejak usiamu 5 tahun, kamu terus-menerus menggodaku.”
Begitu imut, begitu menggemaskan, membuatnya terperangkap dalam jebakannya tanpa bisa kabur.
“…Jadi bukan hanya punya kecenderungan masokis, tapi juga pedofil?” Lan Xin tak tahu harus berkata apa, waktu itu usianya baru 5 tahun, ngerti apa sih!
“Sudah menggodaku, kamu harus membayar harganya.”
Lan Xin memeluk lehernya, berkata dengan menggoda.
“Dengan seumur hidupku, cukup tidak?”
“Tidak cukup. Kehidupan berikutnya, kehidupan setelahnya, sampai selamanya, semuanya milikku.” Dia menunduk, menciumnya dalam-dalam.
Di kehidupan ini hanya ingin membuat penjara cinta untukmu, meski pelan-pelan menjadi tua dalam kurungan, tetap akan menunjukkan senyum bahagianya pada dunia.
Dengan sempurna menyelesaikan kasus Alena, Lan Xin semakin percaya diri dengan kemampuannya mengurus rumah tangga.
Hanya dengan secarik surat dua kata dari boss, bisa membedakan pelayan mana yang hantu dalam istana di rumahnya, hal ini cukup membuatnya mantap berhari-hari.
"Teh sore yang santai, di lapangan rumput perkebunan Keluarga Lan Xin, dua bayi imut yang merangkak ke sana kemari, ditambah seekor Border Collie dewasa bernama Paha Ayam yang berlarian, seluruh anggota Keluarga Jin, dan anak perempuan Shishi, semua berkumpul dalam lingkaran."
Lan Xin duduk bersila di atas alas rumput, dengan semangat bercerita tentang petualangannya bersama bos kali ini.
"Jadi, iparku yang setiap hari menggunakan kepintarannya untuk 'menyiksa anjing' dengan manis bersama istrinya, ternyata masih bekerja untuk Badan Antariksa?!" Shishi terkejut.
Bos sedang tidak ada di tempat, sehingga semua orang berani berdiskusi diam-diam tentangnya.
"Iya, dulu dia punya guru senior yang merupakan insinyur kepala di sana. Sebelum meninggal, dia membuat kesepakatan lisan dengan suamiku untuk bekerja di Badan Antariksa selama 8 tahun. Sekarang sudah genap, jadi program satelit yang kalian lihat di langit itu banyak yang ditulis suamiku!"
Di wajah Lan Xin terpancar kebanggaan luar biasa.
Suami yang hebat sampai ke luar angkasa, sebagai istrinya pun merasa sangat bangga.
Shishi menggelengkan kepala, "Karena terbiasa melihat ipar setiap hari bermesraan denganmu, aku hampir lupa betapa hebatnya dia dulu."
Tak mengenali wajah asli dewa, hanya karena ada kakak berimajinasi liar yang selalu jadi faktor penghambat!
"Untuk rencana kali ini, aku juga membantunya loh. Iparku tidak memberitahukan kebenaran demi keamanan, tapi sepintar aku, mana mungkin tidak punya firasat? Saat itu, dia meninggalkan catatan untukku..."
"Lan Xin sedang bercerita lagi tentang bagaimana dia mengakali mata-mata," dua anak kecil imut yang mendengarkan sudah hampir tumbuh kepompong.
"Hai, pertimbangkan perasaan si jenius kecil dong! Kecerdasannya yang luar biasa ini sudah bisa mengingat sejak masih pakai popok, kalau Ibu cerewet setiap hari, kami berdua jadi tidak senang lho!"
Kadang boss juga merefleksikan, alasan kedua putranya bisa merangkak lebih cepat daripada anak lain mungkin karena ibunya terlalu sering menggerutu.
Saat dia kembali, melihat Lan Xin bersemangat bercerita sementara dua anak kecil merangkak penuh di lapangan rumput, sepertinya sudah muak dengan pemujaan berlebihan sang ibu.
"Suami~" Lan Xin melambai-lambai penuh semangat ke arah boss.
"Aku akan pulang agak malam nanti."
Biasanya jika boss bilang ada urusan di luar, Lan Xin pasti tidak senang. Tapi sekarang, mendengar dia akan pulang agak malam, mata Lan Xin langsung berbinar.
Haha, ini boleh saja!
"Um, suamiku, urusan kerjamu yang utama, jangan khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja!" Katanya dengan penuh kedewasaan.
Boss memandang curiga ke Lan Xin, selalu merasa anak kecil ini sedang merencanakan sesuatu.
Tapi melihat ekspresi Nyonya sempurna nan penuh perhatian di wajah Lan Xin, sepertinya tidak ada yang bisa disalahkan.
"Kak ipar, jangan-jangan kamu sedang menulis program untuk lembaga misterius lagi?" Shishi yang sudah terpengaruh oleh "amway" Lan Xin, hampir menjadi penggemar sinting boss juga.
"Ini hanya pembicaraan bisnis biasa——Kamu di rumah, jangan lari-lari ke mana-mana, mengerti?" Boss memperingatkan istrinya yang tak patuh, selalu merasa Lan Xin sepertinya akan membuat masalah tak terduga lagi.
Begitu Kakak pergi, Lan Xin langsung matanya berbinar-binar, tersenyum puas.
Melihat Shishi sampai punggungnya merinding.
"Shishi, nanti malam setelah bayi-bayi tidur, aku akan mengajakmu ke tempat misterius, setuju?"
"Ke mana?"
Lan Xin mengedipkan mata, "Pergi saja dulu, baru tahu."
Lagipula anak-anak dijaga pengasuh dan Feng Ting ibu kandungnya, takkan ada masalah. Jadwal tidur beberapa balita ini cukup teratur, tidur setelah lewat jam 8. Dua bayi di keluarga Lan Xin hampir selalu tidur sampai pagi.
"Kita pergi begini, tidak tepat ya?"
Shishi agak ragu, Mu Feng sedang dinas luar, kakak ipar pergi urus bisnis, selalu merasa sorot mata Lan Xin terlalu terang sampai bikin takut ketahuan.
"Jangan takut tidak aman! Aku bawa bodyguard plus alat bantu!"
"Alat bantu?" Shishi bingung.
Langsung dilihatnya Lan Xin dengan tenang mengeluarkan ponsel.
"Wenwen ya, iya, ini kakak ipar. Bagus, informasimu, benar tidak ada masalah. Kakakmu ternyata benar mau menjamu klien. Haha, pertunjukan travesti itu, masih sempat nonton?"
"Kak!! Kau mau mengajakku melihat peralatan listrik?!" Shishi tertegun.
Kalau sampai diketahui kakak ipar si Raja Cemburu itu, apa masih ada akhir baik baginya?
Pasti kakak ipar tidak akan berani menindak kakak sendiri. Lalu pengawal seperti dirinya ini, bukankah akan jadi korban tak bersalah yang kena marah?
Lan Xin sedang mengajak Wenwen, melihat pengalaman Shishi, memberikan isyarat "Sst" dengan jari di bibir, menyuruh Shishi tetap tenang.
Boss tidak tahu, istrinya bersama adik perempuannya, serta adiknya sendiri, mengumpulkan 3 perempuan untuk menonton pertunjukan waria. Hal semacam ini, mana mungkin boss mengizinkan Lan Xin menonton. Lan Xin sengaja memanfaatkan ketidakhadirannya, berdasarkan prinsip "hukum tak menghukum massa", diam-diam keluar untuk merasakan kembali kehidupan malam yang lama hilang.
Begitu keluar rumah, napas terasa seperti udara kebebasan. Shishi yang gemetar ketakutan menatap Lan Xin yang seperti kuda liar terlepas tali, bergumam pelan.
"Kalau ipar tahu, pasti akan membunuh Mu Feng kami!"
