Bab 502 Tidak terlalu pagi tidak terlalu terlambat, tepat sempurna!
Boss sebenarnya tidak akan menindak Shishi, tapi boss akan melampiaskan kemarahan pada pria yang dekat dengan Shishi. Cuma membayangkan saja sudah mengerikan.
Wenwen tetap tenang, "Lagipula besok aku akan kembali ke negara M. Kakak tidak akan menemukanku."
Lan Xin memeluk mereka berdua, "Bersenang-senanglah! Anggap saja ini perpisahan untuk Wenwen. Lagipula, suamiku meski menguasai segalanya, tidak akan menyangka kita keluar main!"
Shishi menelan ludah, "Kau bersumpah sudah menyuap semua pelayan dan bodyguard di rumah? Tidak ada yang akan memberitahu ipar?"
Lan Xin menengok ke belakang, melirik beberapa bodyguard yang mengikuti. Semuanya serentak melakukan gerakan mengunci resleting di mulut.
Lan Xin berbalik lagi, membuat gestur kemenangan.
“Sudah lama menyuap orang toh, ini kan bukan masalah prinsip, diam-diam keluar main sebentar, nunggu 10 hari setengah bulan, baru lapor ke boss sambil merayu, dia juga ga bakal marah-marah.”
Sekarang, Lan Xin cuma pengin jadi gadis cantik yang nonton pertunjukan ladyboy dengan tenang, eh, ibu!
Dengan ekspektasi tinggi mereka menyerbu, menyaksikan tiga perempuan berdiskusi panas.
“Payudaranya bahkan lebih besar dari punyaku?” Shishi tidak terima.
Rasanya martabat sebagai perempuan dihancurkan sampai bersih tak tersisa.
Lan Xin menundukkan kepala, menghela napas dalam diam, “Aku masih lumayan, tumbuh dikit.”
Setelah punya bayi, meski tubuh jadi kurus, payudara sepertinya membesar sedikit.
Shishi dan Wenwen iri melihat Lan Xin, Wenwen tidak rela meraba, sensasinya memang bagus!
“Bilang! Gimana caranya nambah ukuran cup ini?!”
“Ya gara-gara kakakmu, yang suka selalu——”
Lan Xin sadar dirinya bocorin rahasia, buru-buru pura-pura batuk sambil bersikap serius.
“Di rumah, kompor masih nyala, ada wajan daging merah panggang, aku pulang dulu cek.”
Diapit Shishi dan Wenwen yang menggenggam lengannya, “Jangan kabur! Hari ini kamu harus traktir!”
Mengeruk untung dari wanita kaya~
“Shishi, pilih hotel termahal di sini!” Wenwen putuskan, harus makan sepuasnya perempuan jahat yang diam-diam nambah cup setelah melahirkan ini!
Shishi juga tidak sungkan, sebutkan hotel termahal di Negara E.
Lan Xin dikerubungi keduanya sampai tak bisa berkata, akhirnya dengan gerakan mewah mengibaskan tangan, menyuruh dirinya sendiri mengemudikan mobil mendekat.
"Ngomong-ngomong, Kak, kekayaanmu sekarang seharusnya bisa masuk Forbes Wanita Terkaya, ya? Iparmu memberi begitu banyak aset tetap, saham, bahkan kabarnya kapal pesiar pun dihadiahkan. Sultan kayak kamu, ngajak makan kok serius banget?"
"Iya! Kamu yang paling kaya—plus dada montok!" Wenwen melirik dada Lan Xin, agak iri. Nanti harus cari yang termahal, meski bukan terbaik!
Lan Xin menggeleng, "Kalian masih muda, mana tahu liciknya dunia persilatan? Bukan aku pelit, kartu emas dari iparmu tiap bulan itu tanpa batas..."
"Goblog! Borjuis terkutuk!" Wenwen segera memisahkan batas dengan Lan Xin.
Shishi juga menunjukkan ekspresi merendahkan.
"Kakak, jangan pamer kekayaan seperti ini dong!"
Lan Xin berkata serius, "Bagaimana kalau aku traktir spa atau apa, kita hindari makan. Pikirkan, King Kong besar programer di rumahku malam ini pasti meeting bisnis. Dasar kelakuannya..."
"Menggambarkan suami sendiri seperti itu? Apa kamu istri cadangan?"
Lan Xin menghantam tangan Wenwen, "Jangan menyela! Aku sedang serius! Kakakmu meski pilih-pilih makanan sampai kayak anoreksia, tapi kalau urusan bisnis, pasti pilih tempat mewah. Kalau ketahuan..."
"Dia menundukkan kepala melihat, demi menonton pertunjukan ladyboy, dia sengaja memilih pakaian yang agak 'itu', meski tidak terbuka apa-apa, tapi sifat hati-hati boss, pasti tidak bisa menerima rok sependek ini, plus desain ketat seperti ini."
"Dia tipe pria yang baru mau mengizinkan Lan Xin keluar rumah setelah membungkusnya jadi mumi!"
"Jangan paranoid begitu, ada banyak hotel berbintang, mana mungkin kau tahu ipar pasti akan datang ke yang kusebut? Tenang saja, ku jamin atas nama integritas Mu Feng, kemungkinan ketemu ipar kecil sekali!"
"Shishi yang selalu bersama Lan Xin juga mulai terpengaruh, kalau Mu Feng yang sedang dinas luar tahu istrinya mempertaruhkan integritasnya, mungkin dia akan menangis histeris di toilet."
"Mendengar penjelasan Shishi, Lan Xin pun tidak bersikeras lagi, seharusnya tidak mungkin sial sampai bertemu Lei Tingyu."
"Kakak ipar, bukannya kau bilang kakanda sangat baik padamu? Kenapa jalan-jalan juga masih waspada begini?" goda Lei Wenwen.
"Lan Xin segera pamer, menepuk dada yang mulai berkembang, "Ini bukan omong kosong! Meski harus sembunyi dari Lei Tingyu, bahkan jika dia ada di sini pun, apa yang bisa dia lakukan?""
"Seakan merespons ucapan itu, dari tas kecilnya terdengar dering khusus."
"Lan Xin gemetar ketakutan, menempelkan jari ke bibir memberi isyarat 'Sst!', ini dering khusus sang bos."
"Halo sayang? Iya, aku baik-baik saja di rumah, sedang menemani anak-anak!"
"Shishi menundukkan kepala, Wenwen melihat atap mobil, gerakan mulut keduanya sinkronisasi spiritual."
Keduanya diam-diam mengucapkan, "Tidak tahu malu!"
Lan Xin mengira boss sedang melakukan pemeriksaan pos, buru-buru membuat dirinya terdengar sangat patuh. Tapi baru berkata dua kalimat, Lan Xin tiba-tiba duduk tegak, ekspresinya pun berubah.
"Kau bilang, kau diracuni obat?"
Perkataannya ini membuat suasana dalam mobil berubah seketika. Wenwen yang pertama duduk dengan sikap resmi, ada yang berani menghitung kakak laki-laki?
Siapa berani mengacau di depan Tai Sui?
"Beritahu alamatnya, aku segera datang!"
Lan Xin hanya mendengar suara boss di ujung telepon semakin tidak normal, dan di belakangnya terdengar suara air samar.
Saat boss menyebutkan alamatnya, Lan Xin menengadah dan melihat ke luar jendela mobil.
Papan nama megah dan berkilauan itu persis tempat yang disebut boss!
Tak disangka, tebakan Lan Xin tepat! Tempat makan malam yang dipilih boss malam ini adalah tempat yang rencananya akan mereka datangi!
Selagi menelepon, sopir sudah mengantarkan mobil ke lokasi. Kebetulan ini memberi Lan Xin waktu berharga.
Lan Xin menyodorkan tasnya ke Shishi.
"Kalian berdua jangan menungguiku. Ini kartuku, ambil untuk makan, aku yang bayar."
Setelah berkata demikian, dia bahkan tak peduli penampilannya lagi, langsung berlari ke dalam hotel.
Boss bilang dia ada di suite lantai 18. Lan Xin berlari cepat ke atas.
Masuk ke tempat eksklusif dengan sikap seperti ini pasti akan dihadang. Lan Xin tak peduli lagi, berusaha melepaskan diri dari pelayan sambil langsung memberikan kode isyarat. Dua bodyguard di belakangnya segera menghadang orang-orang di luar.
“Model ini, saya beri dia 101 poin, satu poin ekstra biar kakak ipar saya bangga.” Wenwen merasa, gaya sebagai penyelidik kriminal pun tidak secantik gerakan Lan Xin saat melambaikan tangan mengomandoi bodyguardnya menghadang orang.
“Apa ipar tidak apa-apa?” Shishi belum pernah melihat situasi seperti ini, agak tegang.
Wenwen mengangkat tangan, “Kakak ipar sudah naik untuk memadamkan api, pasti aman. Ayo, kita makan. Kakak ipar sudah meninggalkan kartunya, kalau tidak menggesek beberapa digit nol, sungguh tidak pantas bagi wanita kaya tingkat dunia ini.”
“...Kamu tahu passwordnya?”
