Bab 518 Hanya Berharap Bersamamu di Kehidupan Ini
Lan Xin biasanya bukan hanya memperlakukan baik pelayan rumah tangga, bahkan peliharaan yang dipelihara, juga lebih tekun, tidak pernah menganggap Paha Ayam Kecil sebagai peliharaan, melainkan menganggap sebagai anggota keluarga lain sendiri.
Memperlakukan hewan dengan kebaikan, hewan akan memperlakukan tuan mereka juga dengan lebih tekun.
Melihat boss selaras dengan hatinya, Paha Ayam Kecil langsung panik, berlari kencang, mengitari mobil Lei Tingyu dan nekat terjun ke kaca depan mobil!
Syukurlah, sopir mengerem mendadak, kecepatan saat baru juga cukup tinggi, kalau tidak, tindakan nabrak mobil seperti ini pasti akan menghabiskan nyawa anjing Paha Ayam Kecil.
Terlihat Paha Ayam Kecil dalam kondisi seperti anjing terbang, keempat kakinya menempel di kaca, mirip kulit anjing. Sopir sampai berkeringat dingin.
Ini sebenarnya masih hidup, atau sudah mati?
Seluruh Perkebunan Keluarga Lei tahu, ini anjing kesayangan nyonya rumah, satu helai bulu anjing pun tak boleh rusak.
"Tuan muda, saya...saya benar-benar tak tahu kenapa, ia tiba-tiba berlari ke sini, saya..." Sopir sudah grogi sampai bicaranya kacau.
Boss，mendorong pintu mobil turun, Paha Ayam Kecil yang masih menempel di kaca langsung bergembira sampai mata berkaca-kala melihat Tuan rumah turun.
"Sebenarnya ada apa?" Boss juga mulai sadar, pasti ada keanehan yang membuat Paha Ayam Kecil nekat menghadang seperti gila.
"Au, guk guk!" Paha Ayam Kecil berusaha bersuara, tapi bahasa anjing tak dimengerti manusia. Meski Boss adalah jenius, tetap tak bisa memahami maksudnya.
Paha Ayam Kecil menggulung diri seperti bayi, Boss semakin kebingungan. Jangan-jangan perutnya sakit?
“Guk guk!” Jitui melihat dia tak mengerti, langsung maju menggigit celana sang boss tak mau lepas.
Cepat ikut dia pergi! Si Tuan muda ada di luar!
Melihat Jitui menggigit celana boss, sopir dan bodyguard serentak maju ingin memisahkannya, tapi semakin ditarik, semakin kuat Jitui menggigit, nekad tak mau melepas.
Boss tiba-tiba tersadar.
“Kamu, apa ingin membawaku ke suatu tempat?”
Jitui menggonggong penuh semangat, Sayang, akhirnya kau gunakan IQ super tinggimu, memang itu maksudnya!
“Aku ikut.” Lei Tingyu meski tak tahu kenapa anjing peliharaan Xin Xin berperilaku aneh, tapi instingnya mengatakan harus mengikuti Jitui.
Sopir di samping setia memperingatkan.
“Tuan muda, kita sudah janji dengan stasiun radio...”
“Biar mereka menunggu.” Ketegasan sang boss berfungsi sempurna di saat kritis.
Jitui memandu boss menuju gerbang perkebunan.
Sambil lari sesekali menengok, memastikan boss masih mengikutinya, baru melanjutkan dengan tenang.
Sampai di gerbang, mata anjing itu menyapu sekeliling lalu terlihat kecewa.
Orang tadi itu mana?
Boss yang dibawa Jitui sampai di luar gerbang lalu berhenti, mulai menggonggong di tempat, bertanya ke bodyguard penjaga:
“Tadi ada orang yang datang?”
“Ada perempuan pengemis menggendong dua anak...”
“Anak?! Anak apa?” Boss tiba-tiba merasakan denyut jantungnya meningkat drastis.
Saat ini, Lan Xin menggendong Xiao Lin, berlari kencang dari dalam perkebunan.
Berlari sampai kehabisan napas.
"Suami! Baru saja, putra kita pasti sudah kembali!"
Ternyata Lan Xin yang sejak tadi berdiri di dekat jendela terus mengamati, ia samar-samar melihat seorang perempuan menggendong dua anak. Segera ia mengambil ponsel dan menyesuaikan fokus jarak jauh untuk memperbesar pandangan. Meski tidak bisa melihat wajah anak dalam gendongan itu, dari gerakan menolak menyusu, Lan Xin langsung yakin.
Itu pasti anak sulungnya!
Xiao Qi berbeda dengan adiknya yang lincah, dia anak laki-laki yang sangat sombong. Tampaknya mewarisi sifat ayahnya Lei Tingyu dalam hal selektif terhadap makanan. Jika diberi makanan berantakan, dia akan sombong memalingkan kepala.
Sebagai ibu, tentu paling mengenal anaknya. Jadi meski tak melihat wajah, Lan Xin langsung yakin.
Perempuan tadi menggendong Xiao Qi miliknya!
Boss memperhatikan Lan Xin yang ternyata berlari tanpa alas kaki dari rumah utama, menunjukkan betapa paniknya dia.
"Kamu pakai sepatu dulu, aku akan bawa orang mencari - kemana arah perempuan tadi?" Sebenarnya dalam hati Boss tidak terlalu berharap.
Jika pihak lawan benar-benar ingin membunuh putranya, mana mungkin dengan mudah mengembalikan anak itu?
Tapi melihat Lan Xin yang sudah panik begini, dia harus tetap berusaha mencari.
“Dia pergi ke arah itu.” Bodyguard menunjuk.
boss segera memerintahkan orang untuk membawanya mencari, di belakang perkebunan mereka terdapat sebuah gunung, di depannya adalah jalan raya yang lurus.
Lan Xin tidak peduli kakinya masih telanjang, bersikeras ingin ikut bersama, namun setelah berputar dengan mobil, tetap tidak menemukan jejak perempuan itu.
Lan Xin merasa putus asa hingga menutupi wajahnya dengan tangan sambil menangis.
“Putra saya tadi ada di hadapanku, bagaimana mungkin tidak bisa ditemukan!”
Jika sekali lagi gagal bertemu dengan putranya, dia merasa akan menjadi gila.
Lei Tingyu juga tidak mengerti, hanya seorang perempuan dengan dua anak, mana mungkin bisa menghilang seketika?
Tiba-tiba, Lan Xin teringat sesuatu, dia memeluk Jitui yang ikut bersama.
“Jitui, aku tahu kamu bisa mencium aroma Xiao Qi, tolong bantu aku mencarinya, ya?”
Jitui menggonggong sekali, mata boss terlihat dalam.
Dia sangat khawatir, harapan Lan Xin akan berubah menjadi kekecewaan, apakah dia masih bisa bertahan menghadapi pukulan seperti ini sekali lagi?
Semakin besar harapan, semakin besar pula kekecewaannya!
Jitui, meski memiliki garis keturunan anjing juara dan merupakan Border Collie ras murni yang relatif unggul, namun dari sudut pandang objektif, anjing ini pasti akan menjadi juru kunci jika diikutkan dalam kontes kecantikan.
Hingga sekarang, Lei Tingyu masih belum mengerti, mengapa di antara begitu banyak anjing top dunia, Lan Xin tidak memilih satupun, malah memelihara seekor anjing dengan segala ketidakunggulan justru dengan sangat bahagia.
Tapi dengan cepat, dia mengetahui bahwa selama memberikan dengan tulus hati, bahkan seekor anjing yang tidak terlalu hebat pun bisa menciptakan keajaiban!
Hanya melihat Paha Ayam turun dari mobil, membawa Lan Xin yang terus mengendus ringan ke kiri-kanan. Di kaki Lan Xin masih mengenakan sandal bawaan mobil, sementara di pelukannya erat-erat membawa Xiao Lin. Mengikuti Paha Ayam, mereka berlari kencang di jalan yang masih basah oleh hujan.
Hujan badai semalam membuat jalan setapak ini menjadi becek.
Lan Xin berjalan di jalan seperti ini, kakinya penuh lumpur, tapi dia tidak peduli.
Lei Tingyu mengikuti dari belakang, matanya penuh kecemasan.
Kondisi mental Lan Xin saat ini sudah tenggelam dalam antisipasi yang fanatik. Dia sangat khawatir, jika tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, akankah Lan Xin kolaps?
Paha Ayam membawa Lan Xin melewati jalan yang sangat becek. Lei Tingyu si perfeksionis kebersihan meski dalam hati mengerti bahwa kecuali keajaiban terjadi, sama sekali tidak mungkin menemukan putra mereka, tetap setia menemani Lan Xin melanjutkan perjalanan.
Bahkan noda lumpur di tubuhnya sama sekali tidak dihiraukan.
Sepanjang hidup ini, betapapun sulitnya jalan di depan, hanya ingin berjalan bersamamu.
