Bab 521 Lan Xin yang Ingin Mengumpulkan Makhluk Suci
“Takdir manusia, selalu sulit diprediksi. Beberapa tahun lalu aku tak pernah menyangka bisa menikah dengan Lei Tingyu... Tapi itu tidak penting. Yang utama, anak-anak masih kecil. Aku tak bisa memutuskan untuk mereka. Tapi jika dewasa nanti mereka masih memiliki perasaan seperti ini, sebagai ibu tentu aku tak boleh menghalangi.”
“Tapi, putriku, dia sakit...”
“Orang baik selalu mendapat balasan baik. Lei Tingyu telah menghubungi otoritas jantung. Setelah kondisi tubuh anak pulih beberapa waktu, kita bisa melakukan operasi untuknya.”
Jika bukan karena Susan, putranya pasti sudah bergabung dengan Perserikatan Pengemis. Mana mungkin tidak membantu.
“Maksud Anda, mencari otoritas jantung... untuk anakku?” Susan terkejut. Lan Xin mengangguk.
“Um, dokter keluarga baru saja memeriksa. Katanya ini masalah kecil. Setelah dioperasi, bisa sembuh seperti anak normal asal dirawat dengan teliti.”
Susan tak menyangka pasangan suami-istri Lei ini begitu perhatian. Masalah yang membuatnya pusing tujuh keliling itu ternyata bisa diselesaikan dengan mudah?
“Nyonya Lei, terima kasih banyak.” Susan begitu bergembira sampai ingin berlutut. Lan Xin menahannya.
“Aku yang harus berterima kasih. Jika tak keberatan, tinggallah bersama kami. Ikut kami pulang ke negara asal.”
“Ini, bagaimana mungkin aku pantas menerimanya?”
Lan Xin menatap Xiao Qi yang masih menarik-narik rambut gadis kecil itu, tersenyum.
“Tak perlu sungkan. Rumah kami luas. Nanti kalian tinggal bersama. Anak-anak seusia, biar sekolah bersama.”
"Putra tidak bergabung dengan Perserikatan Pengemis menjadi Si Xili Ge, semua itu berkat prestasi Susan." Lan Xin memutuskan untuk memberikan masa depan yang baik kepada perempuan yang tahu berterima kasih ini, baginya ini hanyalah urusan sepele.
"Biarkan anak ini mengakui saya sebagai Ibu angkat, kedepan akan saya perlakukan seperti putri sendiri, membesarkan anak ini." Kebaikan dan kejahatan memiliki hukum sebab-akibat berputar, melalui hal ini Lan Xin memperoleh pemahaman yang mendalam.
"Sekali-kali jangan, status kami mana pantas memiliki hubungan kekerabatan dengan Anda. Jika memungkinkan, izinkan saya tinggal di dekat Nyonya, saya bersedia menjadi pelayan dan bekerja, asalkan kami ibu-anak punya tempat tinggal."
Lan Xin tahu ini adalah perempuan yang sangat bermartabat, tidak mau menerima sedekah tanpa alasan. Maka terpaksa dia menuruti keinginan Susan untuk sementara tinggal dan membantu.
Tapi gaji dan lainnya semuanya dibayar beberapa kali lipat dari pelayan biasa. Bayinya Su Xiao Feng juga mendapat perlakuan sama seperti dua Tuan Muda, punya kamar mandiri dengan perlengkapan kelas tertinggi. Ini bentuk terima kasih atas penyelamatan Xiao Qi.
Malam hari, Lei Tingyu pulang setelah sibuk. Tidak menemukan Lan Xin di kamar tidur, ke sebelah, tepat seperti dugaannya melihat Lan Xin sedang duduk di samping ranjang kecil putranya, menatap tanpa berkedip.
"Kenapa ada tambahan anak?"
Boss memperhatikan di boks bayi yang diperbesar, di tepi paling ujung ada bayi perempuan berambut pirang memakai popok merah muda. Putra sulungnya yang kembali telah tertidur, tapi tangan mungilnya tergeletak di tubuh bayi perempuan, seolah-olah sedang menguasai dengan erat.
"Sedangkan si bungsu yang berbaring di sisi lain kakak sulung, dengan kekesalan memalingkan wajahnya ke sisi lain, tidak mau melihat kakak jahat yang lebih mementingkan penampilan daripada adik, hanya menyisakan popok kecil yang penuh kesombongan untuk sang kakak."
"Postur ini... agak sedikit aneh ya."
"Ini adalah putri Susan, Su Xiao Feng. Namanya kuberi, bagus kan?" Karena harus ikut mereka pulang ke negara asal, tentu harus memberi nama yang bernuansa lokal untuk si bayi perempuan.
Boss berkedut di mulutnya, "Xiao Feng... Boleh juga. Pemberian nama yang sangat... Lan Xin!"
"Bagaimana kamu... bisa sekreatif ini?" Boss merasa untuk sementara lebih baik tidak mengkritik Lan Xin yang baru saja pulih dari ketakutan hampir kehilangan anak.
Harus diakui, pemberian nama ini sangat mencerminkan gaya putri bodoh keluarga tuan tanah - tidak hanya norak, tapi juga membawa aroma kalangan non-mainstream pedesaan.
"Bukankah kedua anak kita adalah Qilin? Kalau ada Xiao Feng lagi, bukankah kita sudah mengumpulkan semua makhluk suci?"
"...Jika kamu punya putri di masa depan, nama apa yang akan kau beri?" Tiba-tiba Boss mendapat firasat tidak baik.
"Lei Zhu Que!"
Lan Xin menjawab penuh kebanggaan luar biasa.
Semuanya makhluk suci, keluarga kami memang harus penuh wibawa!
"Lalu, jika terus melahirkan putra..."
"Lei Bai Hu! Lei Xuan Wu!"
"..." Boss berjalan keluar dalam diam. Lan Xin menariknya.
"Suamiku, kamu mau ke mana?"
"Disteril!"
"Agar istri tidak memikirkan nama-nama berantakan ini yang merusak gen unggulnya, boss memutuskan untuk tidak memberi kesempatan dia melahirkan lagi, langsung disteril saja!"
Bai Hu, bukankah itu perempuan tanpa bulu?
Xuan Wu, bukankah itu kura-kura?
Zhu Que, babi malah sudah terkonfirmasi!
Memberi nama seperti ini ke anak, saat dewasa nanti trauma psikologis mereka akan sebesar apa!
"Aku benar-benar ingin mewakili anak-anak berterima kasih karena kamu tidak memberi mereka nama Cao Ni Ma!" Itu kan pemimpin para hewan suci!
Lan Xin tertawa kaku dua kali.
Sebenarnya, dia ingin bilang kalau melahirkan triplet, dia benar-benar pernah mempertimbangkan nama itu.
"Si nak kecil ini kok tidur bareng putra-putra kita?" Boss mengira anak-anak sombongnya tidak mau dekat dengan orang asing.
"Awalnya ingin memisahkan tempat tidur perempuan-laki, tapi begitu Xiao Feng pergi, putra sulungmu langsung nangis."
Lan Xin juga tidak tahu kenapa Xiao Qi-nya seperti ini. Setiap kali tidak melihat bayi perempuan, langsung menangis. Sejak lahir, belum pernah air matanya melimpah seperti sekarang.
Seperti semua air mata dikeluarkan sekaligus hari ini.
"Mungkin trauma psikologis setelah diculik, nanti saat lebih besar akan membaik," kata boss.
Lan Xin mengangguk, terpaksa menerima. Lagipula anak-anak masih kecil.
Mereka tak tahu kebiasaan Xiao Qi memeluk bayi perempuan saat tidur ini bertahan dari sekarang sampai bertahun-tahun kemudian. Trauma sudah hilang, tapi adiknya Xiao Lin protes keras.
"Hei, janji saudara tidak terpisah mana?!"
"Keluarga melalui hujan dan angin, kembali berkumpul bersama, rasanya berbeda lagi."
Hujan di luar sudah berhenti, bagaikan keluarga yang cemas begitu lama, akhirnya bisa tenang bersama, melihat wajah tidur anak, terasa sangat beruntung.
"Sayang, sebenarnya orang seperti apa yang tega berbuat begini pada putra kita?"
Setelah kembali ke ruangan, Lan Xin terus bertanya.
boss merenung sejenak, "Seorang perempuan gila."
Selain kata "gila", dia benar-benar tak bisa menemukan kata lain untuk mendeskripsikan wanita gila itu.
"Jangan-jangan ini lagi-lagi hutang cinta masa lalumu?" Lan Xin merasa, jika semua wanita yang menyukai boss dikumpulkan, bisa membentuk kelompok antagonis super kejam yang siap debut.
Satu per satu kekuatannya luar biasa, ada yang garis keturunan bagus, ada yang pintar, sekarang datang lagi ketua mafia perempuan, worldview Lan Xin sekali lagi di-refresh oleh suaminya.
"Kapan aku sempat mengurusi hal-hal begini?" boss mendengus dengan wajah meremehkan.
"Lalu kenapa dia mengawasimu? Dan bukan untuk uang, hanya ingin menyusahkanmu?"
