**Bab 526 Suami, Apa Kau Kekurangan Liontin Kaki?**
“Headline besok pasti: 'Hubungan Lei retak, diduga Nyonya Lei menggoda pemuda tampan di depan umum!'”
Roh bergosip semua orang membara hebat.
Tanpa disadari Lan Xin, dia telah menciptakan kesalahpahaman sebesar ini.
boss dengan tatapan dingin mengamati wanita yang sudah membuat masalah tapi masih tidak menyadarinya, Lan Xin menyunggingkan senyum menghadapi raut dinginnya, menoleh penuh tanya menatap boss.
"Apa yang dipikirkannya? Kok kayanya suamiku tidak bahagia ya?"
Pasangan keluarga Lei berkomunikasi melalui gelombang mata, sementara si pemuda bodoh pengantar bunga yang melihat kejadian ini buru-buru mendekat.
"Siapa kamu?"
Mendengar kurir tiba-tiba bertanya pada suaminya, Lan Xin bertanya penuh keraguan, "Bukannya dia yang menyewa kamu?"
Para nyonya kaya di sekeliling serentak berdecak kagum, "Astaga, kalian kok bisa seribet ini?"
Boss langsung paham, kucing bodohnya telah melakukan kesalahan konyol dengan mengira pria itu kurir, dia pasti salah mengira bunga itu dikirim olehnya!
Melihat ekspresi boss, Lan Xin tahu dirinya mungkin telah membuat masalah. Menghadapi krisis mendadak ini, dia sekali lagi menunjukkan kemampuan penanganan krisis yang luar biasa.
Atau yang biasa disebut: muka tebal. Karena mengira ini bunga dari boss, Lan Xin dengan tenang menerimanya. Maka terciptalah adegan suami sah memandang murka sementara nyonya-nyonya lain menyaksikan dengan sikap menikmati kekonyolan.
Melihat sorot mata boss, Lan Xin mulai menebak-nebak kesalahannya. Dengan anggun dia berpaling ke pria itu:
"Sekarang tunjangan kurir sudah sebaik ini sampai bisa pakai setelan jas Armani? Atau mungkin suamiku memberi tip lebih banyak agar kamu mau mengantar bunga?"
Pemuda pengantar bunga terkena serangan kritis.
Menunjuk boss dia bertanya, "Kamu sudah menikah?"
"Bagaimana, perusahaan kurir kalian tidak menyediakan layanan pengiriman untuk wanita yang sudah menikah?"
Beberapa kalimat sudah cukup untuk menjelaskan masalah dengan jelas, sekaligus menyatakan bahwa ini adalah kesalahpahaman. Kemampuan Lan Xin dalam menangani krisis naik ke tingkat yang lebih tinggi.
Boss juga bekerja sama dengannya, berkata kepada pemuda yang sudah terkena serangan kritis Lan Xin, "Biaya pengiriman, hitung di Lei Group."
"Lei Group...?!" Tuan muda restoran terkejut bertanya.
Melihat boss lalu Lan Xin, akhirnya mengerti bahwa ini adalah anak tangga dan tekanan yang diberikan pihak lawan. Jika tidak ingin berkonflik dengan Lei Group, lebih baik tidak mencari masalah.
Lan Xin dengan ringan menghindari krisis yang relatif canggung. Tanpa berani melihat ekspresi boss, dia menyerahkan bunga ke pengasuh lalu menggendong putra sulung. Boss dengan wajah dingin menggendong putra bungsu, pasangan suami-istri ini pun pergi bergantian.
"CEO Lei... Baru saja marahkah?" Seorang Nyonya baru berani bertanya setelah Lan Xin pergi.
"Seharusnya tidak. CEO Lei baru saja membantu Nyonya Lei menggendong bayi. Kalau dipikir, si hantu di rumahku sama sekali belum pernah menggendong anak. CEO Lei memang tahu menyayangi istri..."
Semua orang memperhatikan bayangan pasangan keluarga Lei, berdiskusi diam-diam.
Saat ini, boss sudah mulai menuntut pertanggungjawaban pada Lan Xin.
Menggendong anak sampai ke parkir bawah tanah, pengasuh duduk di mobil belakang. Lan Xin meletakkan dua bayi di kursi boneka kursi belakang, sementara boss mengemudi dengan wajah dingin.
"Aku benar-benar tidak tahu kalau bunga itu bukan kamu yang kirim." Lan Xin mengumpulkan keberanian menjelaskan pada boss.
“Kamu sedang mengeluh padaku, sudah lama tidak mengirim bunga?” Boss Guo Ran memang tidak punya sopan santun.
Meski tahu ini cuma kesalahpahaman kecil akibat istri bodohnya yang sok tahu, tapi tak ada pria yang suka melihat istrinya menerima bunga dari pria lain.
Buket mawar sampanye penyebab masalah itu diserahkan Lan Xin ke pengasuh di mobil belakang. Sebelum naik, diam-diam ia berpesan pada pengasuh agar segera cari cara membuangnya, jangan sampai kembali memprovokasi Boss.
“Aku berani apa mengeluh padamu, suamiku yang paling baik, suamiku yang paling menyayangiku, suamiku yang paling perhatian, paling——”
Lan Xin membombardir Boss dengan pujian berirama. Sebelum Boss bereaksi, dua bayi kecil sudah tidak tahan.
“Ah!”
Bersama-sama menjerit: “Mama, omongan mesum seperti ini bisakah kalian bicarakan diam-diam dengan pintu tertutup? Jangan ganggu bayi imut dong!”
Lan Xin tertawa kaku, menepuk bayi sambil berbisik:
“Ayah sedang marah kan? Mama cuma mengucapkan kata-kata manis, menggunakan peluru meriam berlapis gula untuk melumpuhkan saraf cemburunya. Kalian berdua kerja sama ya!”
Telinga tajam Boss berkedut dua kali.
“Nanti sampai di pameran budaya, kamu tunggu di luar jaga mobil! Jangan masuk!” Kucing jahat!
Mendengar Boss akan mengajaknya ke pameran budaya, mata Lan Xin berbinar.
“Sayang, kamu butuh pengasuh bayi. Aku tidak minta gaji, gratis menggendong untukmu!”
Demi melihat pameran, turun pangkat jadi pengasuh pun tidak masalah.
"Aku bawa pengasuh, kamu jaga mobil saja!" Ini hukuman karena menerima bunga dari pria liar, berani juga tertawa begitu bahagia!
Mata Lan Xin berputar-putar.
"Suamiku, apakah kamu kekurangan liontin kaki?"
"Tidak."
"Suamiku, apakah kamu butuh penghangat ranjang?"
“...”
Dua bayi imut serempak memalingkan kepala.
Jangan lihat Mama yang tak punya integritas! Ayah, bisakah kamu menunjukkan kharisma CEO otoriter, menolak sikap menjilat Mama, dan menjalankan hukuman sampai tuntas?
Sayangnya, kharisma CEO otoriter itu langsung lenyap di hadapan Lan Xin.
Jadi saat parkir, keluarga empat orang Lei Tingyu akhirnya masuk ke pameran budaya.
Keamanan dalam negeri sangat baik, bodyguard tidak perlu mengikuti dari dekat. Dengan menjaga jarak tertentu, Lei Tingyu dan Lan Xin terlihat seperti pasangan biasa. Boss membeli tiket, Lan Xin memegang tangkupan buah karamel sambil menunggu sambil mengunyah.
Tapi keluarga dengan ketampanan tinggi ini tetap menarik perhatian penonton.
Melihat Mama asyik mengunyah, dua bayi tak bisa menahan air liur. Lan Xin diam-diam mendekatkan karamel ke mulut bayi pecinta makanan saat Boss lengah. Bayi imut menjilat-jilat, tak puas hanya menjilat, berusaha menggigit dengan dua gigi seri kecilnya.
Saat Boss menengok, terlihatlah adegan bayi membeku seperti foto, imut menggemaskan.
Lan Xin tertangkap basah, dengan cepat mengulurkan tangkue di depan mulut bos. Bos menoleh dengan wajah jijik, "Siapa mau makan air liur bekas jilatan si kecil?!"
Lan Xin memakan bagian yang sudah digigit Xiao Lin, lalu menyodorkan tangkue lagi ke mulut bos. Barulah bos dengan enggan memakannya sedikit.
Keluarga empat orang dengan ketampanan super ini dan momen harmonis mereka membuat sepasang siswi di samping tak kuasa mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan. Sebelum sempat memotret, bodyguard yang mengawasi langsung mendeteksi dan maju untuk menghentikan.
Lan Xin dan Lei Tingyu berjalan-jalan di area pameran, mengamati berbagai produk khas daerah sambil sesekali mengeluarkan ponsel untuk memotret, persis seperti keluarga lain yang sedang berwisata.
Dua balita juga penasaran melihat-lihat. Lan Xin membelikan mereka topi kepala harimau buatan tangan, yang tampak super menggemaskan saat dipakai. Lan Xin bahkan ingin membelikan versi besar untuk bos. Tiga wajah mirip berkumpul - betapa harmonisnya pemandangan itu!
Tapi ketika dia mengambil topi harimau besar, lalu melihat bos dengan penuh makna mengambil benda berbentuk tongkat... Lan Xin menelan ludah dan mengembalikan topi itu ke rak...
